Kebakaran lahan di salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi.

Selama Karhutla, Produksi Panen Petani di Provinsi Jambi Turun

Posted on 2019-09-30 09:31:01 dibaca 7240 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Kabut asap di Provinsi Jambi turun drastis. Udara yang dalam beberapa Minggu belakangan ini berada dalam kategori tidak sehat hingga berbahaya, pun sudah mulai membaik.
Namun demikian, yang lebih penting saat ini adalah bagaimana bersama-sama memikirkan kerugian yang timbul akibat Karhutla yang sudah menyasar segala sendi kehidupan masyarakat. Kesehatan, pendidikan, pertanian, perekonomian dan bidang-bidang lainnya.

Petani, tentu yang paling merasakan langsung dampaknya. Ini diakui oleh salah seorang petani kelapa sawit di Sungai Bahar, Yuli.

Selama kemarau dan kabut asap, ia mengaku produksi kelapa sawitnya turun drastis.

‘‘Jadi kalau selama ini bisa menghasilakan 2 ton setiap kali panen, selama musim panas ini, panen turun drastis hampir 40 persen, jadi tentu pendapatan kami menurun juga,’‘ ujar Yuli.

Untuk itu, warga berharap hujan turun secara reguler diwilayah Muarojambi agar dapat membasahi tanah perkebunan sawit yang dikenal sangat membutuhkan air yang banyak.

Salah seorang Petani di Kecamatan Kumpe, yang kawasannta merupakan tempat terparah terjadinya Karhutla, Amiruddin saat dikonfirmasi, mengatakan, yang paling merasakan akibatnya memang adalah petani sawit, dimana produksi buah turun hingga 30 persen.

‘‘Memang benar turun tapi hanya sekitar 30 persen saja, belum sampai 50 persen, mungkin jika musim panas berkepanjangan selama 6 bulan lebih baru akan turun drastis produksi buah,’‘ jawab Amir.

Amir juga memebenarkan bahwa masyarakat Kumpeh yang memiliki kebun pribadi tidak banyak yang terbakar, kalaupun ada yang terbakar itu merupakan api yang menjalar dari lahan milik perusahaan.
‘‘Kebun milik masyarakat tidak banyak yang terbakar, ada kebun karet yang terbakar sedikit kemarin itu karena api dari lahan Konsesi,’‘ lanjut Amir.

Lebih lanjut, Amir mengatakan, bahwa para petani padi juga cukup merugi karena kemarau panjang ini dimana banyak lahan padi yang Puso karena kekurangan air.
‘‘Jadi bagi masyarakat masalah utamanya adalah kemarau panjang, air sulit didapat untuk mengaliri lahan pertanian karena banyak juga disini sawah tadah hujan,’‘ imbuhnya.

Dampak terbesar yang kemudian dirasakan oleh masyarakat akibat karhutla ini ialah kesehatan masyarakat yang menurun, banyam jatuh sakit karena terpapar asap dan menghirup partikel debu.

‘‘Karhutla itu buat kami sesak, masyarakat banyak jatuh sakit, perekonomian agak lesu karena banyak yang enggan beraktifitas diluar rumah, makanya kami berharap Karhutla ini segera berlalu agar tak lagi banyak masyarakat yang jatuh sakit,’‘ harap Amir yang saat di konfirmasi pada Minggu (29/9) sore mengtakan bahwa hujan saat itu turun cukup lebat di wilayah Kecamatan Kumpe Ulu dan Ilir.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Muarojambi, Ir. Zulkarnain saat dikonfirmasi, mengatakan,
mengatakan dampak terbesar yang dirasakan oleh Petani Sawit ialah turun drastisnya hasil produksi buah hingga 50 persen. ‘‘Hasil buah sawit selama Musim kemarau ini turun hingga 50 persen, itu kerugian yang paling diderita oleh masyarakat,’‘ kata Zulkarnain.

Namun demikian, Zulkarnain memastikan, Karhutla tidak merusak kebun pribadi masyarakat melainkan kebun milik perusahaan dan membakar lahan konsesi yang belum ditanami.

‘‘Sangat kecil kebun sawit pribadi masyarakat yang terkena Karhutla, itu semua yang terbakar lahan milik perusahaan, jadi kalau kebakaran tidak merugikan petani sawit mandiri,’‘ jawab Zulkarnain. (era)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com