Ilustrasi.

Waspada Suhu Panas Sepekan ke Depan, Musim Hujan Mundur

Posted on 2019-10-26 09:13:16 dibaca 7655 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA – Masyarakat Indonesia diminta untuk mewaspadai suhu panas yang masih akan berlangsung hingga sepekan ke depan. Sementara musim hujan diprediksi akan mundur hingga November atau Desember.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi suhu panas hingga mencapai 39 derajat celcius masih akan terus terjadi hingga sepekan ke depan. Untuk itu masyarakat diminta untuk mewaspadai fenomena ini.

“Kondisi (suhu) saat ini memang masih kisaran 39 hingga 39,6 derajat Celsius,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam temu media di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Jumat (25/10).

Suhu panas hingga 39,6 derajat Celsius terjadi pada 24 Oktober di daerah Ciputat, Jakarta Selatan. Sedangkan suhu panas 38 derajat Celsius terjadi di daerah Jatiwangi, Jawa Barat, Banjarmasin, daerah Pantura, Semarang hingga Surabaya.

“Potensi suhu panas ini masih meliputi wilayah-wilayah di Selatan ekuator,” ungkapnya.

Ia menyebutkan Wilayah Sumatera dan Jawa secara keseluruhan masih pada kondisi cerah. Ini mengindikasikan potensi cuaca terik di siang hari.

Dijelaskannya, kulminasi suhu panas tersebut terjadi akibat beberapa faktor. Di antaranya adalah titik kulminasi matahari yang masih berada di wilayah Jawa ke daerah Selatan dan kondisi cuaca cerah di wilayah Indonesia yang saat ini masih mendominasi.

“Cuaca cerah tersebut terjadi karena ada fenomena anomali suhu dingin di wilayah perairan Indonesia. Suhu dingin itu mengakibatkan sulitnya pembentukan awan hujan di Wilayah Sumatera, Jawa dan sekitarnya,” terangnya.

Demikian juga fenomena-fenomena anomali yang tidak cukup signifikan. Antara 25 hingga 30 Oktober 2019, wilayah yang perlu diwaspadai karena suhu maksimum yang cukup tinggi adalah Sumatera Selatan, Jawa secara keseluruhan, terutama di bagian Utara.

“Pada 25 dan 26 juga masih konsisten di situ wilayahnya,” ujarnya.

Kemudian pada 27, 28 hingga 30 Oktober 2019, kondisi cuaca panas terik di siang hari masih perlu diwaspadai meski titik kulminasi di wilayah Jawa sudah mulai berkurang.

Masih mendominasinya cuaca cerah dan dinginnya suhu air laut juga berakibat mundurnya musim penghujan. BMKG memprediksi musim hujan di banyak wilayah di Indonesia akan terjadi pada November hingga Desember.

“Musim hujan di banyak wilayah mundur satu hingga dua dasarian,” katanya.

Hujan yang terjadi pada awal November diperkirakan masih akan sangat rendah. Dan akan mulai signifikan pada akhir November dan Desember.

“Pada dua bulan tersebut, pertumbuhan awan hujan akan mulai signifikan, sementara potensi suhu panas juga diperkirakan tidak akan terjadi lagi,” terangnya.

Sementara untuk puncak musim hujan diprediksikan akan terjadi pada Januari hingga Februari dengan kondisi normal hingga di bawah normal.

Dijelaskannya, awal musim hujan di beberapa wilayah seperti Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua Barat, akan terjadi pada November hingga Desember.

Terpisah Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengimbau masyarakat untuk menjaga stamina tubuh menghadapi suhu panas yang masih akan terus terjadi. Kondisi suhu panas yang tinggi berpotensi mengakibatkan cedera “heat stroke” pada masyarakat yang sebagian besar kegiatannya di luar ruangan.

“Sedikitnya ada lima cara untuk mengatasi kondisi yang disebabkan oleh suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu tubuh yang disertai kelembaban udara yang rendah ini,” katanya melalui pesan singkatnya.

Lima tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi heat stroke adalah, pertama berpindah ke ruang yang sejuk atau ruang terbuka yang terlindung dari panas matahari dan melonggarkan pakaian.

Kedua memberikan air suam-suam kuku atau dingin pada kulit dengan cara disemprotkan melalui semprotan air. Ketiga, mengipasi kulit yang telah dibasahi dengan kipas angin atau koran atau benda lainnya untuk mempercepat penguapan dan memberikan kantong berisi es di ketiak.

Keempat, memberikan cairan infus garam fisiologis dengan membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat. Dan kelima, memantau suhu tubuh dengan termometer dan lanjutkan pendinginan sampai suhu tubuh mencapai normal.

Dijelaskannya, ada dua bentuk heat stroke yang bisa dialami manusia, yakni Exertional Heat Stroke (EHS) yang umumnya terjadi pada orang muda yang terlibat dalam aktivitas fisik berat untuk jangka waktu lama dalam lingkungan panas.

“Serta Non Exertional Heat Stroke (NEHS) yang lebih sering mempengaruhi orang tua, orang yang sakit kronis dan orang yang sangat muda,” kata dia.

Ketidakseimbangan antara produksi panas dan pembuangan panas yang disebabkan suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu tubuh ini, menyebabkan penumpukan panas yang berlebih di dalam tubuh, dan kerusakan disebabkan karena suhu tinggi/ panas mengenai permukaan kulit, pembuluh darah, organ dan parenkim, serta sistem saraf pusat.

“Gejalanya orang yang terserang heat stroke meliputi kelelahan, pusing, mual dan muntah. Sedangkan tanda heat stroke meliputi peningkatan suhu di atas 40.5 derajat celcius, berkurangnya kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh (berhenti bekeringat, kulit menjadi panas), penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung dan peningkatan frekuensi napas (sesak napas),” tuturnya.

Jika kondisi tersebut terus berlangsung, bisa menyebabkan perubahan status mental, yang disertai dengan tanda-tanda yang mengancam jiwa seperti: disseminated intravascular coagulant (DIC), termasuk epistaxis, pendarahan dari saluran intra vena, luka memar, edema paru, tanda dari Acute Renal Failure (ARF), termasuk edema periperal.

“Karena itu, lebih baik mencegah atau menghindari sengatan panas itu,” tuturnya.

Cara untuk mencegah atau menghindari sengatan panas adalah: Pertama, mengaklimatisasi atau penyesuaian suhu tubuh dengan suhu lingkungan. Kedua, tidak berada di terik matahari langsung, antara pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Ketiga, memakai payung dan berbekal minuman serta semprotan air jika harus ke luar rumah terutama pada siang hari. Keempat, perbanyak minum air putih setiap hari per satu hingga dua jam, jangan menunggu haus.

Kelima, saat berada di luar ruangan dianjurkan sering menyemprotkan air di muka dan bagian tubuh lainnya. Keenam, hindari minum kopi dan yang mengandung gula, karena akan mempercepat dehidrasi.

Ketujuh, tidak melakukan aktivitas berlebihan pada saat terik panas matahari. Kedelapan, menjaga kondisi badan tetap segar, cukup istirahat dan tidur 6-8 jam sehari semalam.

Kesembilan, menggunakan pakaian yang agak longgar agar memudahkan penguapan. Kesepuluh perbanyak makan buah-buahan segar, seperti jeruk, apel, pear dan lainnya.

Kesebelas, menggunakan krim tabir surya dan menggunakan topi untuk menutup kepala agar terlindungi dari sinar matahari.

“Jika terasa letih, stop aktivitas dan usahakan ke tempat yang sejuk,” katanya.

(gw/fin)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com