Ternyata Belum Puncak Hujan, Curah Tertinggi Diprediksi Desember-Januari

Posted on 2022-11-19 14:10:55 dibaca 6482 kali

JAMBIUPDATE.CO, -- Sejumlah daerah mengalami banjir dan longsor. Namun, ini belum puncak hujan.

Sesuai prakiraan, kurun November ini, curah hujan di angka 300 milimeter (mm). Bandingkan dengan prakiraan Desember-Januari yang masing-masing 600 dan 700 mm.

Artinya, ada potensi curah hujan akan dua kali lebih tinggi sebulan dan dua bulan ke depan. Meski begitu, faktor La Nina dapat mengubah besaran itu kapan saja. La Nina merupakan kondisi mendinginnya suhu permukaan laut (SML) Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

Pendinginan itu diikuti menghangatnya SML di perairan Indonesia. Situasi ini memicu pertumbuhan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk di Sulsel.

"Sekarang kita akan memasuki musim hujan, dan puncaknya nanti pada bulan Januari 2023," ujar Hanafi Hamzah, Koordinator Bidang Data dan Informasi, Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Jumat, 18 November.

Tidak semua wilayah di Sulsel mengalami cuaca yang sama. Kondisi Kota Makassar sama dengan wilayah pantai barat meliputi Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Gowa, Takalar Jeneponto, dan sebagian Bantaeng.

Sementara wilayah lain seperti Luwu Raya dan Tana Toraja mengalami musim hujan sepanjang tahun. Hujan lebat, petir, dan angin kencang menjadi hal yang paling perlu diwaspadai.

Awan kumulonimbus makin sering terbentuk. Akibatnya, angin yang tidak beraturan dalam sel awan menyebabkan turbulensi. Ini yang memicu embusan angin dari puncak awan kemudian ke dasar. Ketika sampai ke dasar tanah, terjadi pusaran seperti angin puting beliung.

Di Makassar, spesifikasi hujan bercurah tinggi ada wilayah dengan aliran sungai dan yang dahulunya adalah cekungan. Daerah resapan air yang beralih fungsi pemukiman.

"Contoh Jl Batua Raya dengan Jl Toa Daeng yang ketemu jadi pemukiman. Kalau kita melihat ke arah utara, saluran air PDAM itu tingginya tiga meter di atas permukiman mereka," tukasnya.

Curah hujan ekstrem di atas 50-300 milimeter dalam 24 jam sangat rentan banjir di wilayah itu. Tidak ada lagi wilayah tertentu di Kota Makassar yang dapat dipetakan dengan potensi curah hujan merata.

Hujan yang melanda kemarin memang sedikit di atas normal. BBMKG sedang memantau anomali cuaca La Nina. November ini masih bertahan. Apabila terjadi pada musim hujan, sifat hujan di atas dari nilai normal.

"Masyarakat yang sudah tahu betul karakteristik tempat tinggalnya untuk lebih berhati-hati. Curah hujan diprediksi di atas normal, beberapa daerah cekungan yang dulunya resapan air berubah fungsi, kita imbau untuk masyarakat memastikan curah hujan yang jatuh untuk segera mengalir ke sungai. Jangan sampai ada hambatan yang menyebabkan banjir," paparnya.

Fenomena La Nina ini juga membawa potensi longsor di wilayah pegunungan, banjir dan angin puting beliung di wilayah kota. Banjir yang terjadi kemarin, masih berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan.

Hingga pertengahan November, jumlah curah hujan terpantau hingga 230 mm. Masuk dalam kondisi deras. Curah hujan normal pada musim hujan berada pada angka 300 mm per bulan.

"Kebanyakan hujan yang terjadi di daerah yang ada sungai besar, sehingga berpotensi ada luapan. Hal ini (hujan deras) masih berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan," kata Rizky Yudha, prakirwaan BBMKG Wilayah IV Makassar.

Sebagian besar wilayah Sulsel saat ini telah memasuki musim hujan. Di antaranya Luwu, Enrekang, Palopo, dan Toraja. Curah hujan juga terpantau tinggi di Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Bulukumba.

Meski wilayah Soppeng, Bone, Sinjai, dan Wajo belum memasuki musim hujan, beberapa titik di wilayah tersebut juga terjadi hujan. Intensitasnya ringan hingga sedang.

Kanal Meluap

Pantauan FAJAR, hujan sejak subuh hingga malam tadi di Kota Makassar masih sebatas genangan di jalan protokol. Beda halnya dengan wilayah pinggir kota, beberapa kanal meluap.

Bahkan, kanal di sepanjang Jl Dr Leimena meluap ke jalan disebabkan adanya pohon besar tumbang dan menghambat arus air. Hingga kemarin sore, di Masjid Jabal Nur, Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala terdapat 67 jiwa pengungsi: 46 dewasa dan sisanya anak-anak, balita, dan bayi.

Lurah Manggala Arwina Aminuddin mengatakan sejauh ini kebutuhan bayi dan balita masih belum terpenuhi. Seperti kebutuhan popok dan minyak telon. Satuasi itu disampaikan ke Dinas Sosial Makassar.

Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman meminta warga mewaspadai. Masih ada potensi puncak musim hujan. Kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi perlu diantisipasi.

"Sehingga kita perlu waspada karena sering terjadi. Beberapa wilayah sering banjir dan longsor. Kemarin, terjadi di Malino. Bahkan ada yang rutin terjadi (banjir) seperti Wajo dan beberapa titik di Makassar," ujarnya.

Aparatur pemerintahan mulai dari desa/kelurahan hingga provinsi mesti bersinergi untuk selalu tanggap dan dapat merespons setiap kejadian. Mesti standby 24 jam dalam memberikan pelayanan.

"Demikian juga Kepala BPBD Sulsel untuk mengaktifkan nomor 24 jam untuk menerima telepon dari instansi mana saja,” ucap Sudirman.

Sejumlah daerah dilaporkan tergenang kemarin. Di Barru dan Parepare, akses lalu lintas sempat terhambat lantaran air bah merendam Trans-Sulawesi. (edo-uca-cah/fajar)

Sumber: fajar.co id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com