Ilustrasi Jalan Tol Jambi.
JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Meski belum ada kepastian kapan groundbreaking Tol Jambi, namun, PT Hutama Karya memastikan, hampir seluruh ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dirancang dan dibangun dengan inovasi tahan gempa.
"Sebelum membangun JTTS, Hutama Karya terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan memperhatikan berbagai aspek agar jalan tol yang dibangun memiliki kualitas jalan tol yang kokoh, terlebih Indonesia berada di antara tiga lempeng besar dunia yang aktif dimana Pulau Sumatera masuk dalam daerah yang berpotensi terkena gempa bumi," ujar Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro dalam keterangannya di Jakarta.
BACA JUGA :Maret Tinggal Menghitung Hari, Groundbreaking Tol Jambi Bakal Molor
Menurut dia, salah satu teknologi yang diusung untuk pertahanan gempa tersebut yaitu Lead Rubber Bearing (LRB) atau bantalan karet inti timbal yang banyak diterapkan di struktur jembatan.
Teknologi LRB memiliki kemampuan redaman yang tinggi dengan memanfaatkan karet alam yang melimpah di Indonesia.
“Sebelum LRB diterapkan di jalan tol, telah dilakukan uji coba verifikasi standar spesifikasi kondisi dinamik gempa terlebih dahulu untuk membuktikan performa karakteristiknya dengan menggunakan mesin uji terbesar di Asia Tenggara,” katanya.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jambi Agus Sunaryo mengatakan, pihaknya belum bisa menjelskan secara detail teknologi tahan gempa yang akan dipakai di jalan tol Jambi.
Namun demikian, ia mendukung penerapan teknologi ini karena jalan tol telah lama dirindukan masyarakat Jambi.
"Kita tentu menyambut baik teknologi itu, karena harapan masyarakat Jambi kalau bisa selesai tahun 2023 selesai semuanya, namun kan kita kebagian di Tempino dulu, dan Jambi-Rengat belum," akunya.
Sebelumnya, Gubernur Jambi Al Haris angkat bicara terkait pembangunan fisik Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang tertunda. Seharusnya dalam jadwal lelang kontrak dilaksanakan 3 Maret 2023 namun karena belum adanya izin multiyears (kontrak tahun jamak) dan pendanaan yang cukup dari pusat kontrak pekerjaan belum dilaksanakan, dan terancam baru terealisasi di semester 2 tahun 2023.
Gubernur Jambi Al Haris mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan Menteri PUPR di Jakarta.
"Pak Menteri PU mengatakan pak Gubernur saya mungkin bulan Maret mau Groundbreaking (peletakan batu pertama tol) di Jambi, dan saya menyatakan siap menunggu info itu," ujar Al Haris beberapa waktu lalu.
Terkait masih berprosesnya izin multiyears di pusat, gubernur mengatakan itu urusan pemerintahan pusat.
"Intinya kita mendesak dan tidak masalah, tugas saya kan sudah menyelesaikan tanahnya (pembebasan lahan) dan sudah clear semuanya, tinggal groundbreaking kapan," akunya.
Kendati demikian, Al Haris meyakini anggaran tol untuk Jambi tak akan hilang dan akan mengawal penganggaran JTTS ini. "Kalau hilang tak mungkin, karena itu janji Presiden akhir 2024 kita launching," sebut orang nomor satu di Provinsi Jambi ini.
Meski lelang telah selesai dilaksanakan, pemenang juga telah ditentukan yaitu PT Hutama Karya, namun proses pembangunan jalan Tol Jambi khususnya Seksi 3 Bayung Lencir - Tempino harus ditunda karena beberapa kendala.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi Ibnu Kurniawan kepada Jambi Ekspres menjelaskan, hingga saat ini kontrak dengan pemenang lelang belum dilakukan hingga keluar kepastian dari pemerintah pusat.
Berdasarkan pengumuman jadwal awal lelang yang diperoleh Jambi Ekspes dari LPSE, kontrak kerja antara pengembang dengan pihak Kementerian PUPR seharusnya dilaksanakan pada Maret 2023 ini.
Namun kontrak kata Ibnu harus ditunda karena terkait dengan kendala anggaran yang belum ada dan juga terkait izin multi years yang belum rampung.
Adapun alokasi dana sesuai pagu yang dibutuhkan untuk pembangunan ruas tol Jambi Seksi 3 Bayung Lencir - Tempino adalah Rp 2.83 Triliun. Karena dibangun dengan sistem multi years, pada tahun 2023 dianggarkan sebesar Rp 1,5 Triliun.
Saat ini Ditjen Bina Marga kata Ibnu sedang mengusulkan penambahan anggaran melalui Bendahara Umum Negara (BUN).
"Tapi kan untuk memperoleh dana BUN ini prosesnya agak panjang, bisa jadi sesuai pengalaman yang sudah-sudah pada Semester 2 tahun 2023," lanjut Ibnu lagi.
Terkait skema multi years, ini juga diakui Ibnu masih jadi kendala karena belum keluar izinnya. Multi Years atau kontrak tahun jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan APBN lebih dari satu tahun.
Lantas bagaimana dengan kesiapan lahan? jalan tol Jambi Seksi 3 khususnya yang berada di wilayah Provinsi Jambi, kata Ibnu tak ada hambatan, bahkan progres pembebasan lahannya sudah 100 persen.
"Jadi intinya kita belum bisa melaksanakan kegiatan pembangunan jalan tol seksi 3 karena belum bisa kontrak walaupun proses lelang telah selesai dan tinggal kontrak," sebut Ibnu.
BPJN Wilayah Jambi hingga saat ini masih menunggu kelanjutan instruksi pusat terkait ketersediaan dana untuk pekerjaan fisik Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang melintasi Jambi tersebut.
Pada prosesnya nanti, jika Seksi 3 Tol Bayung Lencir - Tempino ini selesai, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pembangunan Tol Tempino - Jambi, lalu Tol Jambi Rengat.
Tapi ini belum ada kejelasan kapan dilaksanakan karena kebutuhan dana besar, saat ini sedang proses penyimpanan readiness criteria, termasuk penyiapan rencana pembiayaan, bisa KPBU atau loan," ujar Ibnu.
Adapun Jalan tol Bayung Lencir - Tempino ini panjangnya 33 kilometer terbagi menjadi 3 seksi. Yakni seksi pertama dan kedua berada di Provinsi Sumatera Selatan. Sementara seksi tiga ada di Provinsi Jambi.
"Porsi di Sumsel sepanjang 18 km, dan di Jambi 15 KM. Jadi total panjang penanganan pembangunan tol Bayung Lencir - Tempino seksi 3 ini sepanjang 15 kilometer," jelasnya. (aba)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com