PT Siginjai Sakti.

Direktur dan Komisaris Ajukan Pengunduran Diri, Tinggalkan Siginjai Sakti

Posted on 2023-12-20 09:45:38 dibaca 2836 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Siginjai Sakti kini sedang tidak baik-baik saja.

Badan usaha yang baru seumur jagung itu tengah dihimpit kesulitan.

Setelah tidak menjalankan kegiatan bisnis pada 2023, malah Diretur PT Siginjai Sakti, Petri Ramli dan Komisaris Budidaya mengajukan pengunduran diri, ingin meninggalkan PT Siginjai Sakti.

Padahal, baru dibentuk pada 2021 lalu. BUMD Siginjai Sakti mulai menjalankan usaha pada 2022, itupun di akhir tahun. Kinerjanya tak memuaskan.

Bahkan, di tahun 2023 ini PT Siginjai Sakti tidak mempunyai kegiatan usaha, padahal sudah disuntik dana Rp 10 miliar sebagai modal awal perusahaan.

Kini, sorotan publik kembali mencuat setelah kabar Komisaris dan Direktur PT Siginjai Sakti mengajukan surat pengunduran diri.

Informasi yang dihimpun, Komisaris dan Direktur sudah mengajukan surat pengunduran diri kepada kuasa pemegang saham sejak akhir Oktober 2023 lalu.

Menanggapi informasi itu, Yoan Dinata, Manager SDM dan Administrasi Umum PT Siginjai Sakti membenarkan informasi itu.

"Komisaris dan Direktur PT Siginjai Sakti sudah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Walikota Jambi selaku Kuasa Pemegang Saham (KPM). Tapi untuk proses ini harus diputuskan lewat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)," katanya.

"Sebelum diputuskan oleh RUPS, maka yang bersangkutan masih sebagai Direktur dan Komisaris PT Siginjai Sakti," katanya.

Diketahui, selama kurang lebih dua tahun beroperasi, PT Siginjai Sakti sudah menghabiskan dana sekitar Rp 4 miliar dari total investasi sebesar Rp 10 miliar.

Yoan Dinata, Manager SDM dan Administrasi Umum PT Siginjai Sakti mengatakan, dari total investasi sebesar Rp 10 miliar itu, 40 persennya (Rp 4 miliar) sudah terpakai.

"Dari 2021 sampai sekarang, tapi memang kemarin itu digenapkan Rp 10 miliar, kita dapat penugasan mengelola bisnis Angkutan kota (Angkot). Tapi dengan pertimbangan bisnis, kita tunda, uangnya tidak kita gunakan sama sekali," katanya.

Selama lebih kurang 2 tahun berdiri, PT Siginjai Sakti hanya menjalankan bisnis pengelolaan aspal, dan memproduksi sebesar 1.900 ton.

"Hanya 2 bulan beroperasi, kita habis waktu untuk perbaikan (alat AMP). Kalau kontinyu bisa kita dapat laba, tapi karena hanya satu-satunya bisnis itu, kesedot (jasa beban) untuk keseluruhan biaya operasional," ujarnya.

Yoan menjelaskan jika PT Siginjai Sakti pada akhir 2022 baru mulai operasional. Manajemen memang memiliki beberapa rencana bisnis yang sudah disetujui oleh kuasa pemegang saham. Salah satu yang paling diunggulkan adalah pengelolaan aspal Eks UPTD UPCA.

"Kalau di dalam Perda itu ada 12 bidang usaha yang bisa dilakukan oleh PT Siginjai Sakti. Namun tentu ada skala prioritas, salah satu yang sudah dijalankan adalah pengelolaan aspal," katanya kepada wartawan.

Namun, saat menjalankan bisnis pengelolaan aspal, pihaknya menemui beberapa kendala. Salah satunya adalah karena kondisi alat yang sudah lama tidak beroperasi, maka butuh perbaikan-perbaikan.

"Asphalt Mixing Plant (AMP) itu kondisinya sudah lama tidak beroperasi, sudah tua, produksi tahun 2005. Kami juga tidak punya peralatan lain seperti peralatan hampar dan yang lain. Selama ini kami sistem sewa dan itu dari segi bisnis tidak menguntungkan. Karena kalah dengan kompetitor. Selain itu alat juga tidak ready sewaktu-waktu, sehingga ini menjadi kesulitan kami. Lalu bisnis itu cuma berjalan selama 2 bulan saja," ujarnya.

Oleh karena itu, saat ini manajemen tengah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang penyertaan modal ke DPRD Kota Jambi. Harapannya ke depan peralatan AMP dan beberapa alat berat lainnya, bisa diserahkan ke BUMD PT Siginjai Sakti. Sehingga kedepan dapat menjalankan bisnis usaha pengelolaan aspal tanpa sewa dengan pihak lain.

Yoan Dinata mengatakan, jika awalnya PT Siginjai Sakti memprioritaskan 3 bisnis prioritas, diantaranya adalah pengelolaan TPA Talang Gulo, pengelolaan jaringan gas dan pengelolaan aspal. Namun belakangan terjadi pergeseran karena TPA Talang Gulo ini sudah berbentuk BLUD dan untuk jaringan gas masih dikelola oleh PT JII, BUMD milik Pemprov Jambi.

"Seyogyanya memang jaringan gas ini dikelola oleh pemerintah Kota Jambi karena saat ini sudah memiliki BUMD sendiri. Sama seperti di daerah lain itu yang mengelola adalah BUMD milik pemerintah daerahnya sendiri. Karena ini merupakan marwah," katanya.

Ditambahkan Manajer Keuangan PT Siginjai Sakti, Sapta Diraharja, untuk pengelolaan jaringan transportasi angkutan kota, manajemen PT Siginjai Sakti menilai harus disubsidi penuh oleh pemerintah daerah.

"Kalau tidak disubsidi penuh, maka kami tidak sanggup menjalankannya, karena dalam hitungan kami itu tidak masuk," jelasnya.

Dalam hitungan awal pemerintah Kota Jambi hanya akan memberikan subsidi sebesar Rp 6 juta per angkutan per bulan. Namun dalam kajian PT Siginjai Sakti, untuk bisa menjalankan bisnis tersebut harus disubsidi sebesar Rp12,5 juta per bulan.

Terpisah, Ketua DPRD kota Jambi Putra Abshor Hasibuan, mengatakan, jika tidak memiliki arah yang jelas, lebih baik BUMD Siginjai Sakti dibubarkan saja.

"Daripada hanya membayar gaji direksi saja, lebih baik dibubarkan kalau arahnya tidak jelas. Lebih baik dananya kita alokasikan untuk masyarakat miskin ekstrem," pungkas Abshor. (hfz)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com