Pemilu, Warga Iran di Indonesia Datangi TPS di Kedutaan Besar

Posted on 2024-06-28 16:13:25 dibaca 2159 kali

JAMBIUPDATE.CO,- Puluhan warga Iran yang berada di Indonesia memadati Pusat Pertemuan Orang Iran di bilangan Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat pagi, 28 Juni 2024. Bangunan rumah itu telah disulap menjadi tempat pemungutan suara (TPS) untuk memfasilitasi berlangsungnya pemilihan umum presiden Iran – satu-satunya TPS pemilu Iran di Indonesia.

Lebih dari 61 juta dari total 85 juta lebih penduduk Iran dapat menggunakan hak suara mereka dalam pemilu tahun ini. Semua warga Iran yang berusia minimum 18 tahun dapat memilih, yang berarti seorang pemilih harus lahir pada atau sebelum 28 Juni 2006.

Para warga Iran memilih antara empat calon presiden yakni Masoud Pezeshkian, Mostafa Pourmohammadi, Saeed Jalili, dan Mohammad Bagher Ghalibaf. Dua kandidat lain, Seyyed Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi dan Ali Reza Zakani, mengundurkan diri mendekati waktu pemungutan suara.

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi terlihat menjadi pemilih pertama yang memberi suara. Ia selesai memasukkan surat suaranya ke dalam sebuah kotak transparan sebelum pukul 10.00 WIB, dalam pemungutan suara yang menurut Kedutaan Besar Iran berlangsung dari 09.30 hingga 16.00 WIB. 

Setelahnya, warga Iran lainnya menyusul dengan menghampiri meja panitia dan mengisi surat suara. Kedutaan Besar Iran di Jakarta mengatakan sekitar 150 warga Iran menetap di Jakarta, dan terdapat hampir 400 orang di seluruh Indonesia. Terlihat di lokasi ada sekitar 30 pemilih yang hadir pada pagi menjelang siang hari.

Mohammad Rasul, 24 tahun, berharap kandidat pilihannya Masoud Pezeshkian menang. Pezeshkian merupakan seorang anggota parlemen reformis yang mewakili Tabriz di parlemen, juga bekas menteri kesehatan. Politikus itu mendapat dukungan dari kubu reformis Iran yang terpinggirkan secara politik dan menganjurkan perdamaian dengan Barat.

Zakani, kandidat garis keras yang mengundurkan diri sehari sebelum pemungutan suara, mendesak dua kandidat garis keras lain yaitu Jalili dan Ghalibaf untuk bergabung guna mencegah menangnya Pezeshkian yang moderat.

Rasul, yang berkegiatan sebagai kreator konten di Indonesia, mengatakan alasan dia memilih Pezeshkian adalah karena sikapnya terhadap media sosial dan akses Internet. “Untuk warga muda, ia bilang aplikasi seperti Instagram, Telegram bisa diakses dalam Iran,” katanya saat ditemui di TPS Jakarta.

Pemerintah Iran telah memblokir platform media sosial Barat seperti X (sebelumnya Twitter), Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Telegram, dengan alasan platform-platform tersebut dapat digunakan selama protes untuk memicu kerusuhan yang lebih besar. Sekitar 80 persen warga Iran menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengakali pembatasan tersebut.

Sebagian besar kandidat presiden Iran tahun ini telah mendorong pembatasan Internet diperketat, meski mereka sendiri menggunakan platform media sosial seperti X. Sementara, Pezeshkian telah berjanji untuk “membebaskan Internet” dan “melawan sensor”, sambil tetap menuruti Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Akan tetapi, bukan berarti ia mendukung kebebasan Internet sepenuhnya. Meski berkampanye sebagai reformis, ia tetap membela intervensi pemerintah terhadap akses internet dan membenarkan penutupan akses selama krisis nasional. “Ketika intervensi diperlukan dalam krisis tertentu, saya akan melakukan intervensi,” katanya dalam debat capres putaran ketiga, dikutip Iran International.

Massoud Karamien, insinyur, 72 tahun, mengatakan Iran butuh pemimpin yang bisa mendorong bangsa itu untuk maju. “Sama seperti di sini, Indonesia Maju,” kata dia setelah memasukkan surat suaranya ke dalam kotak.

Dari empat capres yang maju tahun ini, pria yang katanya sudah lama tinggal di Jakarta itu percaya kandidat pilihannya bisa menjadi sosok pemimpin tersebut untuk Iran. “Kandidat saya, Masoud. Namanya sama,” ucapnya sambil bercanda.

Turut berpartisipasi dalam pemilu di TPS Jakarta adalah Seyed Mostafa Hosseini, qari asal Iran yang menjuarai MTQ Internasional Indonesia tahun lalu. Harapannya setelah pemilu ini adalah Iran menjadi lebih baik.

“Semoga Iran akan semakin maju di dunia dan memiliki hubungan yang baik dengan dunia, khususnya dengan Indonesia, seperti presiden syahid Ebrahim Raisi. Insyaallah kami akan menjadi lebih baik dan memiliki lebih banyak koneksi di dunia,” ujarnya.

Pemilu Iran pada 28 Juni 2024 digelar menyusul kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter yang jatuh di Azerbaijan Timur bulan lalu, bersama rombongan yang juga termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian. (*)

Sumber: tempo.co
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com