JAMBIUPDATE.CO,- Gegap gempita masa pemilihan calon kepala daerah di seluruh wilayah Republik Indonesia dilaksanakan secara serentak bagi daerah dengan kepala daerah yang masa jabatannya berakhir pada tahun 2022, 2023, 2024, dan 2025.
Sistem Pilkada serentak tahun 2024 ini adalah yang kelima kalinya diselenggarakan di Indonesia, sekaligus yang pertama kalinya melibatkan seluruh provinsi, kabupaten/kota di Indonesia. Menurut laporan data dari KPU, total daerah yang mengikuti penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2024 di Indonesia adalah sebanyak 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Dengan pelaksanaan pemungutan suara Pilkada serentak pada Rabu, 27 November 2024.
Dari rangkaian proses yang akan dilalui setelah masa pendaftaran pasangan Cakada yang berakhir tanggal 29 Agustus 2024 yang lalu, kedepannya masing-marsing Pasangan Cakada bersama segenap Tim Suksesnya akan menyiapkan konsep visi dan misi yang akan disampaikan pada masa kampanye yang akan dimulai dari tanggal 25 September 2024 hingga 23 Nopember 2024.
Pada tataran persiapan dan penyusunan visi misi inilah akan tergambar apa yang akan dilakukan oleh para Cakada dan akan menjadi program kerjanya selama masa kepemimpinan lima tahun kedepan.
Dalam pemikiran penulis, permasalahan infrastruktur masih menjadi suatu unsur primadona, mengingat bahwa infrastruktur dengan segala problematikanya masih menjadi kebutuhan dasar dalam pembangunan di daerah, baik itu skala wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Permasalahan infrastruktur ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tahap penganggaran, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan pengawasan hingga tahap pemanfaatan.
Tidak sedikit kita jumpai bahwa dari awal penyusunan visi misi yang terkait tentang infrastruktur seringkali terjebak dalam memenuhi keinginan atau syahwat kekuasaan daripada memenuhi apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya.Bisa jadi hal ini disebabkan oleh minimnya analisis kajian dalam menentukan skala prioritas. Hal ini akan kelihatan jelas ketika pada tahap pengaggaran terkesan terlalu dipaksakan dan kurang memperhitungkan faktor kemampuan keuangan daerah.
Secara sederhana masyarakat akan menilai program tersebut lebih berorientasi untuk memenuhi kepentingan pihak tertentu daripada untuk memenuhi kebutuhan real di masyarakat.
Untuk infrastruktur berskala besar, dibutuhkan sebuah analisis dan kajian yang detail dan komprehensif. Pada tahap implementasinya dimulai dari berbagai proses kajian mencakup studi kelayakan (Feasibility study), termasuk didalamnya masalah kesesuaian tata ruang, Masterplant, study AMDAL dan Andal Lalin, lalu perencanaan teknis (Detail Engineering Design) hingga sampai pada tahapan pra konstruksi (lelang/tender) dan masa pelaksanaan konstruksi hingga pemanfaatan pasca konstruksi.
Infrastruktur Inovatif
Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.
Berdasarkan American Public Works Association (Stone, 1974),infrastrukturdidefinisikansebagaifasilitas–fasilitasfisikyangdikembangkanatau dibutuhkan oleh agen – agen publik untuk fungsi – fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi, dan pelayanan – pelayanan yang sama untuk memfasilitasi tujuan – tujuan ekonomi dan sosial.
Dalam konteks pembangunan infrastruktur di daerah dibutuhkan sebuah konsep gagasan yang komprehensif agar tercapai tujuan yang lebih optimal dan berorientasi pada azas kemanfaatan bagi masyarakat secara lebih luas. Pembangunan infrastruktur yang berbasis potensi dan keunggulan daerah, dan berkorelasi erat dengan implementasi dari visi misi kepala daerah.
Mengacu pada konsep, teknologi, dan metode baru yang diterapkan dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan ketahanan. Beberapa contoh dan tren terkini dalam infrastruktur inovatif meliputi:
1. Smart Infrastructure (Infrastruktur Pintar)
- Teknologi Internet of Things (IoT): Penggunaan sensor dan perangkat IoT untuk memantau kondisi jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya secara real-time.
Contohnya, jembatan pintar yang dapat mendeteksi getaran dan retakan, sehingga dapat mencegah kerusakan sebelum menjadi masalah besar.
- Sistem Transportasi Pintar: Penerapan teknologi seperti sistem lalu lintas berbasis AI yang mengoptimalkan aliran kendaraan dan mengurangi kemacetan.
2. Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure)
- Bangunan dan Jalan Berkelanjutan: Penggunaan bahan daur ulang, seperti aspal daur ulang dan beton rendah karbon, serta desain yang mengurangi konsumsi energi.
- Taman Hujan (Rain Gardens): Infrastruktur alami yang mengelola limpasan air hujan, mengurangi risiko banjir dan memperbaiki kualitas air.
- Penggunaan Energi Terbarukan: Pembangunan panel surya di atap bangunan,jaringan listrik berbasis energi terbarukan, dan jalur transportasi tenaga surya untuk menciptakan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan.
3. Modular Construction (Konstruksi Modular)
- Konstruksi Prefabrikas: Pembangunan bagian-bagian infrastruktur seperti gedung atau jembatan di luar lokasi konstruksi, kemudian merakitnya di lokasi proyek. Ini menghemat waktu, biaya, dan mengurangi dampak lingkungan.
- Fasilitas Modular untuk Sektor Kesehatan dan Pendidikan: Memungkinkan pembangunan cepat untuk menanggapi kebutuhan mendesak seperti dalam pandemi atau situasi bencana.
4. Infrastruktur Berbasis Data
- Pengumpulan dan Analisis Big Data: Menggunakan data untuk mengelola dan merencanakan infrastruktur dengan lebih efisien, baik itu jalan raya, jaringan listrik, atau jaringan air bersih. Data tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait pemeliharaan atau pengembangan infrastruktur.
- Sistem Prediktif Pemeliharaan: Menggunakan analisis data untuk memprediksi kapan suatu infrastruktur akan rusak atau memerlukan pemeliharaan, sehingga memperpanjang umur layanan.
5.Infrastruktur Tangguh terhadap Perubahan Iklim
- Peningkatan Ketahanan Terhadap Bencana: Membangun infrastruktur yang tahan terhadap gempa, banjir, atau badai, seperti dinding laut atau sistem drainase yang dirancang untuk menahan curah hujan ekstrem.
- Desain Adaptif: Infrastruktur yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi iklim, misalnya, jembatan yang dapat dinaikkan atau diturunkan tergantung pada permukaan air laut.
6. Mobilitas Berkelanjutan
- Kendaraan Listrik dan Pengisian Daya Cepat: Investasi dalam stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik yang tersebar di jalan raya, di pusat kota, atau tempat-tempat strategis lainnya.
- Transportasi Berbagi (Ride-sharing): Platform berbasis aplikasi yang mengoptimalkan penggunaan kendaraan pribadi dengan cara berbagi, sehingga mengurangi lalu lintas dan emisi.
7. Infrastruktur Digital
- 5G dan Jaringan Komunikasi Canggih: Mengembangkan jaringan 5G untuk mendukung konektivitas yang lebih cepat dan infrastruktur digital yang canggih, seperti kota pintar dan sistem transportasi otonom.
- Penerapan Blockchain: Menggunakan teknologi blockchain untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam sistem infrastruktur kritis, seperti sistem distribusi energi atau transportasi logistik.
8. Pembangunan Berbasis Komunitas (Community-driven Infrastructure)
- Partisipasi Masyarakat: Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur melalui platform digital, sehingga proyek infrastruktur lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan lokal.
- Desain Fleksibel: Infrastruktur yang dirancang untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan komunitas dari waktu ke waktu, baik dalam bentuk ruang publik yang dapat dialihfungsikan atau fasilitas umum yang bisa diperbarui dengan cepat.
Keuntungan dari Infrastruktur Inovatif
Secara garis besar ada beberapa keuntungan dari implementasi konsep infrastruktur inovatif, antara lain sebagai berikut:
1. Efisiensi Operasional: Mengurangi biaya dan waktu dengan memanfaatkan teknologi modern.
2. Keberlanjutan Lingkungan: Mendorong pengurangan emisi dan penggunaan sumber daya yang lebih bijaksana.
3. Ketahanan Lebih Tinggi: Infrastruktur yang lebih tangguh dan tahan lama terhadap tantangan perubahan iklim atau bencana alam.
4. Kenyamanan dan Kualitas Hidup: Meningkatkan pengalaman hidup masyarakat dengan infrastruktur yang cerdas, efisien, dan ramah lingkungan.
Infrastruktur inovatif memainkan peran penting dalam membangun masa depan daerah yang lebih efisien, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan global, termasuk perubahan iklim, urbanisasi, dan kemajuan teknologi.
Oleh karenanya permasalahan ini menjadi isue yang menarik untuk didiskusikan di ruang publik. Karena aktualisasinya akan berimplikasi langsung terhadap perubahan wajah dan melambangkan kemajuan suatu daerah.
Keberadaan pembangunan sarana prasarana infrastruktur oleh masyarakat seringkali dijadikan barometer keberhasilan seorang pemimpin suatu daerah, karena dianggap mampu menghadirkan “legacy” sebagai rekam jejak kepemimpinan dimasanya.
Semoga momentum pemilihan kepala daerah secara serentak di tahun 2024 ini menjadi awal langkah perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tindak bagi para calon pemimpin untuk lebih arif dan bijaksana dalam menyiapkan visi misi yang lebih mengedepankan azas kemanfaatan yang lebih optimal bagi masyarakat luas, bukan hanya sekedar bermotif obsesi sesaat, apalagi hanya demi kepentingan oligarki kekuasaan.
Dan kita semua harus optimis dan siap bersama para pemimpin-pemimpin daerah yang visioner, yang akan menjadi nakhoda tangguh berlayar bersama menuju dermaga Indonesia Emas 2045. Semoga... (*)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com