Nico V Darmawan, Head of Marketing CitraLand NGK
Bosan Jadi Pengusaha, Beralih Jadi Karyawan
KARENA bosan menjadi pengusaha, Nico V Darmawan yang saat ini menjadi Head of Marketing CitraLand mencoba peruntungan hidupnya untuk menjadi karyawan biasa. Ia pun mulai meniti karir menjadi karyawan biasa di bisnis property Ciputra, khususnya untuk pengembangan perumahan didaerah Bangka Belitung .
Ditemui media ini, Nico menuturkan, bahwa sebelum bergabung dibidang properti, ia sama sekali belum memiliki pengalaman, apalagi latar belakangnya yaitu, dari pengusaha, dan pengelola rumah sakit.
Karena melihat ada akses untuk masuk Ciputra pada tahun 2012 untuk Pangkal Pinang, ia pun memasukan lamaran sebagai marketing biasa. Dua hari berselang ia dipanggil interview langsung oleh GM Ciputra yang kebetulan ada di proyek saat itu. Dirinya langsung diterima secara instan selang 2 hari setelah interview.
Karir Nico dibidang properti terbilang cepat. Dimana prestasinya dalam waktu 3 bulan ia sudah dipercaya menjadi Head Marketing untuk proyek Ciputra Pangkal Pinang. Itu dikarenakan omzet yang ia peroleh terbilang besar yaitu Rp 5 miliar hanya dalam waktu 1,5 bulan. “Dalam waktu 7 bulan kita sudah mencapai omzet Rp 116 miliar. Pas waktu 1 tahun disana, dipindahkan ke Jambi sejak Maret 2013 untuk mengelola CitraLand NGK,” jelas pria kelahiran 1 Oktober 1979 ini.
Dalam memimpin marketing CitraLand NGK, Nico menerapkan 3 poin yang sangat penting kepada semua staf marketing yaitu memikirkan, peduli, dan menjiwai. Marketing harus memikirkan dalam artian tidak hanya asal jualan dan kerjakan saja, namun juga harus menguasai sistem dan teknik yang bisa dikembangkan karena marketing property bukan penjualan setahap saja.
--batas--
Peduli, dimaksudkan lebih cenderung pada kepelayanan dengan memberikan solusi kepada calon konsumen. Sedangkan menjiwai, ini sebagai sumber bercerita dan berinteraksi dan harus mengerti apa keunggulan dari proyek yang dipasarkan.
Setelah menerapkan 3 poin tersebut pencapaian penjaualan unit di CitraLand sudah lebih dari Rp 100 M, dan memang pada bulan Oktober sampai sekarang agak sulit.
Namun dari Oktober sampai Januari capaian bisa Rp 30 milyar lebih karena ini memang waktu yang sulit. “Ada 17 marketing yang saya training khusuk untuk menjadi profesional marketing. Untuk strategi berjualan properti saya lebih cenderung memberdayakan SDM semaksimal mungkin, dan tidak hanya bergantung media promo, namun juga profesional marketing,” aku pria yang menyelesaikan pendidikan S1 di Malaysia ini.
Sebelum di Ciputra, Nico mengaku sebagai owner pertambangan timah dari tahun 2003 sampai dengan 2008 di Bangka Belitung. Sempat menghandel perusahaan keluarga di Batam yaitu ekspedisi dan bongkar muat kapal kontainer, akser Singapura-Johor-Riau-Jakarta, dan terakhir sebelum menjadi Karyawan biasa sebagai pengelola Rumah sakit Swasta di Bangka Belitung.
sumber: jambi ekspres