Suka Produk Etnic

MENDIRIKAN usaha idenya bisa dari mana saja. Bahkan dari hobi. Hal inilah yang dirasakan oleh Sangadah, berawal dari kesukaannya terhadap produk batik membuat perempuan ini akhirnya memiliki sebuah rumah usaha batik etnik Adha.

Menurut Adah, sapaan akrab perempuan kelahiran Purwodadi, 2 Mei 72 ini, sejak awal memang ia memiliki ketertarikan tersendiri terhadap batik. Namun, setelah hijrah ke Jambi, produk batik asal Jawa masih sangat sedikit kala itu. “Memulai usaha kecil-kecilan dengan menjual produk ke teman dan relasi. Ternyata banyak yang suka. Itulah yang menjadi penyemangat awal saya,” ujar perempuan berdarah Jawa ini.

Sejak awal berjualan di tahun 2002, pilihan produk batik yang dijual Adah cukup banyak diminati  terutama oleh kalangan kantoran.

Tak jarang, ia diundang kekantor-kantor dan perbankan untuk membawa barang dagangannya. Sejak saat itu pula, perempuan yang juga kala itu bekerja dibidang dibidang property ini selalu membawa dagangannya di mobil.
--batas--
Hingga pada tahun 2010, ia mencoba untuk membuka usaha kecil-kecilan dirumahnya. Melihat peluang yang begitu besar, akhirnya ia focus untuk membuka gerai spesialis batik di kawasan Mayang ditahun 2012.

Menurutnya, yang berbeda dari produk batik yang dijualnya, yakni ia kerap menghadirkan batik-batik  dengan warna yang natural dan tidak pasaran. Dari segi harga, memang batiknya membidik kalangan medium. Namun secara kualitas, pilihan batik di butik Adha memiliki ciri khas tersendiri. Itulah yang menjadikan produk-produk yang dijualnya banyak digemari oleh masyarakat.

“Saya memang sengaja menghadirkan produk-produk etnik yang tidak pasaran. Itu yang menjadi ciri khas di toko saya,” ujar perempuan yang sebelumnya sempat mengelola usaha dibidang farmasi milik sang kakak ini.

Dengan memiliki produk yang berbeda dari pasaran yang ada, menurutnya dapat membantu untuk tetap melenjitkan usahanya meskipun sudah cukup banyak competitor yang hadir.  “Untuk mendirikan usaha memang tidak mudah. Apalagi mempertahankannya. Makanya saya fikir saya harus punya cirri khas untuk dapat membuat produk saya diingat oleh para pelanggan-pelanggan saya,” terang perempuan yang juga memiliki darah keturunan pengusaha batik dari sang kakek ini.

sumber: jambi ekspres