KEKERINGAN: Salah satu lahan petani yang mengalami kekeringan.
Terpaksa Tunda Proses Tanam, Perekonomian Terganggu
Akibat kekeringan di Kota Jambi memberikan dampak tak enak bagi sejumlah petani. Selain harus menunda waktu untuk bercocok tanam, kondisi perekonomian keluarga juga ikut terganggu.
Minimnya curah hujan di Kota Jambi beberapa pekan terakhir memang memberikan banyak dampak terhadap masyarakat. Salah satu sektor yang terdampak karena hal ini adalah pertanian.
Kondisi saat ini menyebabkan petani di Kota Jambi mengeluh karena merugi. Sebab, proses tanam belum bisa dilakukan karena lahan yang kering. Abriyanto, salah satu petani di Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan mengakui, seluruh sektor pertanian di daerahnya lumpuh.
“Lahan sayur-mayur, dan sawah semua petani harus menunda proses tanam hingga menunggu musim hujan. Ini sangat berpengaruh sekali, padahal lahan sudah 1 bulan disiapkan. Kalau pakai air sumur tidak tekejar,” katanya.
Disampaikannya, lahan yang sudah digarap dan tinggal menunggu proses tanam terbengkalai. Diakuinya, perekonomian keluarganya terganggu karena sumber pendapatan yang terkendala.
“Apalagi kami petani sayur, seharusnya 2 bulan ini sudah menghasilkan. Akibat kemarau semua sektor pertanian sayur dan padi terpaksa belum tanam atau mundur,” ungkapnya.
--batas--
Dia menjelaskan, setiap dua bulan, petani sayur bisa mendapat omzet Rp 3 juta hingga Rp 5 juta setiap kali panen. “Modal kita untuk bertani sayur ini biasanya kita bayar pekerja Rp 3 juta. Sedangkan omzetnya bisa mencapai Rp 5 juta untuk lahan saya yang seluas 1, 5 hektar sektor sayuran untuk 1 periode atau 55 hari,” jelasnya.
Tidak hanya itu, bibit cabe yang telah siap hanya tinggal menunggu proses tanam juga belum dapat dimaksimalkan. Bahkan menurutnya, jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus, maka bibit cabai yang ada juga akan terancam gagal tanam.
“Bibit sudah siap, untuk setengah hekatar sudah diolah lahannya, tinggal tanam aja. Kalau Cabe biaso bulan tiga mulai tanam, dan bulan tujuh sudah panen. Biasanya itu target kita, tapi sekarang ini terpaksa diundur,” sebutnya.
Semantara itu, untuk lahan sawah yang diolah bersama kelompok tani yang diawakinya juga harus ditunda proses tanamnya sementara menunggu hujan untuk kebutuhan pengairannya. “Lahan sawah dengan kelompok tani 42 hektar, dak ado yang ditanam. Sekarang lahan belum siap tanam, kalau benih sudah siap,” sebutnya.
sumber: jambi ekspres