DIECASTER: Aristo menunjukkan koleksinya pada kesempatan pameran di Citraraya even, Minggu lalu (23/3)
Salurkan Hobi, Rela Rogoh Kocek Puluhan Juta
HOBI tak mengenal latar belakang dan juga usia. Demi hobi terkadang seseorang tak ragu untuk merogoh kocek yang dalam hingga puluhan juta rupiah. Itulah yang dilakukan Aristo, yang hoby mengoleksi mobil mainan
Ketertarikan seseorang terhadap suatu benda memang terkadang terbilang unik. Seperti yang digandrungi oleh Aristo, lelaki yang berlatar belakang seorang Manager Estate Citraraya City. Disela kesibukannya, ternyata Aristo memiliki hobi untuk mengoleksi Diecast atau yang lebih familiar dikenal sebagai replika mainan mobilan.
Dijumpai disela kegiatan pameran koleksi Diecast yang digelar di Project Area Citraraya City, Minggu lalu (23/3), lelaki berkacamata ini sempat memperlihatkan beberapa koleksi mobil mainannya kepada media ini.
Diakuinya, hingga saat ini koleksi Diecast yang dimilikinya sudah mencapai ratusan unit. Hobinya mengoleksi diecast tersebut sudah dijalaninya sejak usia kanak-kanak. “Sudah lebih dari 100 diecast yang saya koleksi,” tuturnya.
Menurutnya ada kesenangan tersendiri ketika dapat menyalurkan hobinya tersebut. Terlebih kegemarannya terhadap industri otomotif membuatnya mengambil keputusan untuk menjadi diecaster (sebutan bagi para pecinta diecast, red).
Jika biasanya hobi meluntur berbarengan dengan bertambahnya usia, namun bagi Aristo semakin bertambahnya usia malah semakin mantap untuk meneruskan hobinya sebagai kolektor mobilan berukuran 1:18 ini.
Soal harga, Aristo mengatakan harga tersebut bervariasi. Mulai dari Rp 900 ribu hingga jutaan rupiah. Bahkan untuk produk yang ‘limited edition’ dan tak lagi diproduksi, akan membuat harganya lebih tinggi.
--batas--
Tak jarang koleksi ini tak hanya dijadikan sebagai hobi semata, namun juga sebagai sarana investasi yang menjanjikan. Bahkan tak jarang yang kurang suka dengan penampilan standar mobil mainannya dan mereka pun melakukan modifikasi atau kastem. Ban dan velg yang diganti, pemilihan cat dan bahkan sampai rela merubah bentuk asli untuk kastem yang lebih ‘berbeda’. Tentu saja, ini membutuhkan dana lebih untuk mengutakatiknya.
“Semakin tua umurnya, maka nilainya akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh faktor kelangkaannya,” paparnya.
Untuk mendapatkan barang koleksi, biasanya para diecaster mencari dari berbagai cara seperti mengunjungi toko-toko mainan, namun lebih banyak didapat dari internet karena cakupannya dapat lebih luas, baik dari lokal maupun mancanegara.
Untuk memudahkan, biasanya para pecinta diecaster memiliki komunitas untuk mempermudah mereka misalnya untuk transaksi jual beli, barter, tukar informasi ataupun berbisnis.
Dan untuk di Jambi sendiri, menurutnya telah terkumpul sekitar 5 diecaster yang dipertemukan lewat social media yan gdalam waktu dekat akan menjadi komunitas diecast chapter Jambi. “Komunitas semacam ini sudah banyak di kota-kota besar. Untuk di jambi dalam waktu dekat rencananya akan segera kami launching dan kami terbuka bagi para diecast yang ingin bergabung,” tandasnya.
penulis : YUNITA SARI. S, jambi ekspres