Harapkan Anak Jadi Petani Modern

JASA petani itu terlalu besar. Namun seringnya, profesi seorang petani di­pandang sebelah mata. Hal tersebut menjadi latar be­lakang untuk diberikannya kurikulum tentang ling­kungan dan pertanian.

Selain diajak bermain, materi yang diberikan kepada anak-anak yakni disesuaikan dengan ling­kungan karena lingkungan mereka bertani, sehingga lebih memperkenalkan anak-anak kepada dunia pertanian.

Dengan pekerjaan yang sehari-hari membantu sang suami bertani serta pendidikan terakhir SMK pertanian, tentunya tak terlalu sulit baginya untuk lebih memperkenalkan anak-anak tentang pengetahuan mengenai pertanian dan juga lingkungan dengan konsep yang lebih simple dan mudah diterima. Harapannya, agar kelak mereka tak malu untuk menjadi petani namun dengan ilmu-ilmu yang tentunya lebih baik dari para orang tua.

“Apa yang salah dengan menjadi petani? apa yang bisa kita makan kalau tidak ada petani?” ujar perempuan bernama lengkap Poniati ini.

Tak jarang area lahan pertanian yang luas dijadikan tempat mereka melakukan berbagai kegiatan, selain kegiatan ekstra lainnya.

Dikatakan oleh Bunda Poni, untuk menjalankan sekolah ini sempat mendapatkan kesulitan seperti, misalnya untuk mendapatkan surat zin dari pemerintah. Namun dengan perjuangan yang dilakukan, kini PAUD tersebut sudah mendapatkan izin untuk didirikan. Harapannya, dengan sudah terdaftarnya sekolah ini akan lebih dikenal oleh masyarakat akan keberadannya.

“Kami juga membuka diri untuk segala ilmu pengeta­huan yang bermanfaat. Tak hanya sebatas tentang ilmu mengajar anak-anak, namun tujuan kami kedepannya juga dapat memberdayakan masyarakat khususnya perempuan dikalangan sekitar,” papar perempuan kelahiran 11 Maret 1988 ini.

Sumber :   Jambi Ekspres