KEMBANGKAN UKM: Zubaidah, Pemilik Usaha Stick Royco
Berhasil Kantongi Jutaan Rupiah dari Jajanan Rumahan
JIKA dulunya Usaha Kecil Menengah (UKM) hanya dipandang sebelah mata, kini semakin banyak masyarakat yang mulai melirik usaha tersebut. Salah satunya Zubaidah. Dengan tangannya, perempuan ini meraup omzet jutaan rupiah dari usaha yang ia jalani di rumah.
Dari tahun ketahun, Usaha kecil menengah (UKM) mulai alami pertumbuhan yang cukup pesat. Dapat dilihat dari jumlah jajaran rak di supermarket yang sekarang mulai diisi oleh jenis makanan olahan rumah tangga. Bukan tanpa alasan, selain memiliki pasar tersendiri, UKM merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh semua lini. Mulai dari ibu rumah tangga sampai menjadi usaha sampingan bagi beberapa pekerja.
Hal tersebut juga dilakukan oleh Zubaidah, ibu rumah tangga sekaligus pemilik usaha berlabel Stick royco dan Imel akar kelapa. Beralamat di Jalan Slamet Riyadi nomor 31, Ia menceritakan awal mula tercetusnya ide untuk membuat usaha ini yakni karena ingin menghasilkan sesuatu ditengah kegiatannya sebagai ibu rumah tangga. Perempuan berusia 45 tahun ini menggunakan waktu luangnya untuk bereksperimen menghasilkan jajanan rumahan dengan tujuan mengisi waktu luang sekaligus menambah masukan keuangan.
‘’Awalnya hanya memproduksi stick royco. Tapi untuk menambah kreasi saya menambahkan produk lain yakni stick Imel akar kelapa,” ujarnya.
Memulai dengan modal sebesar 100 ribu rupiah, perempuan ini berkreasi untuk menghasilkan kudapan rumahan. Untuk produksi perdana ia menghasilkan 50 bungkus stick yang ia titipkan di toko-toko sekitar. Melihat peluang dan tingginya permintaan, lalu perempuan ini berniat untuk melebarkan merambah pasar yang lebih besar. Untuk melancarkan misinya, tak menunggu lama perempuan ini lantas mengurus izin ke dinkes serta BPOM.
“Karena salah satu syarat untuk dapat masuk keminimarket ataupun pasar ritel kan harus memiliki izin. Sehingga saya cepat mengurus izin tersebut,” ujarnya.
Awalnya tak mudah karena perempuan ini mengaku sempat terganjal juga untuk memasuki pusat perbelanjaan besar yang ada di jambi. Namun meskipun sempat mengalami penolakan, ia tak patah semangat dan terus memperbaik kualitas produk serta kemasan dari jajanannya dan mencoba kembali untuk memasukkan makanan buatannya ke supermarket yang ada. Dan hasilnya, kini stick buatannya dengan mudah ditemui di 15 tempat perbelanjaan yang tersebar di kota jambi mulai dari minimarket, supermarket, dan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Jambi.
Saat ini, dalam sehari dari usahanya menghasilkan 200 bungkus makanan dengan dibantu oleh 3 pegawainya. setidaknya perempuan ini dapat mengantongi omzet hingga Rp 15 jutaan dalam sebulan.
“Saya juga menyantumkan nomor hp dikemasan, jadi pelanggan saya pun tak hanya dari jambi. Sering juga mendapat pesanan dari luar kota,” tandasnya. (*)
Penulis : YUNITA SARI. S, Jambi Ekspres