Lingkungan Hidup Kita?

Posted on 2014-06-06 06:00:00 dibaca 5323 kali
5 Juni merupakan hari lingkungan hidup, dan harus dijadikan momentum untuk memberikan banyak perubahan pada bidang lingkungan.

Lingkungan hidup yang sehat sangat dipengaruhi oleh tingkah laku manusia yang menghuni sebuah wilayah itu sendiri. Apa saja yang dilakukan oleh manusia akan memberikan efek kepada manusia lainnya. Bertindak melakukan aktivitas yang merusak lingkungan, bukan hanya merusak kehidupan pelaku itu sendiri, melainkan merusak hajat hidup orang banyak, termasuk anak cucu dari pelaku perusakan tersebut.

Di Provinsi Jambi saat ini, setidaknya ada beberapa masalah lingkungan hidup yang dihadapi, beberapa di antaranya adalah Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), pembalakan liar, dan limbah pabrik yang tidak dikelola dengan baik.

Beberapa persoalan tersebut harus menjadi perhatian serius dari pihak terkait agar tidak menjadi bom waktu kerusakan yang maha dahsyat.

Lingkungan hidup yang baik adalah tanggung jawab kita bersama, semua pihak harus peduli agar lingkungan tetap terjaga dan tidak ada yang dirugikan. Air, tanah, dan udara merupakan sasaran paling utama yang dicemari oleh berbagai limbah. Tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal adalah resiko yang harus ditanggung oleh manusia sekitar. Air yang sudah dicemari tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk perikanan atau yang lainnya, begitu juga tanah yang sudah tidak bisa ditanami berbagai tumbuhan. Lingkungan hidup tidak bisa disepelekan, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Lingkungan yang tercemar akan merusak masa depan dan pertumbuhan pada masa yang akan datang, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi perekonomian warga.

Kerusakan ini harus menjadi perhatian serius. Jika tidak, maka kerusakan yang terjadi saat ini akan menjadi titik awal untuk menuju kerusakan yang lebih serius lagi untuk masa yang akan datang. Lingkungan yang rusak adalah awal petaka kehidupan kita.

PETI dan Lingkungan Hidup

Penambangan Emas Tanpa Izin yang banyak dilakukan di wilayah Jambi Bagian Barat, sepertinya kian meresahkan. Meski demikian tindakan yang diambil oleh pemerintah seolah tak berbuah manis sama sekali. Kegiatan yang merusak lingkungan hidup tersebut hingga kini masih saja terus dilakukan. Ironisnya kegiatan tersebut bisa dilihat dengan nyata, dilakukan di sungai-sungai dan lahan persawahan masyarakat di sejumlah kabupaten di bagian barat Provinsi Jambi.
--batas--
Aktivitas yang dilakukan di sungai, sawah dan tanah milik masyarakat ini sangat berpengaruh sangat besar bagi air sungai yang mengaliri beberapa kabupaten di provinsi Jambi ini. Bahkan tidak susah untuk melihat perbedaan air yang dinodai oleh ulah tangan jahil manusia tersebut dengan air yang masih bersih.

Masyarakat pun sekitar saat ini seperti terbuai dengan adanya PETI. Adanya pendapatan yang relatif tinggi saat ini membuat mereka lupa akan rusaknya lingkungan hidup mereka untuk saat ini dan masa yang akan datang. Kerusakan yang didapat dari PETI tidak akan bisa dikembalikan dalam bentuk semula dalam waktu yang singkat, lahan-lahan pertanian mereka yang sudah digarap tidak akan bisa lagi kembali menjadi sumber penghidupan mereka pada masa yang akan datang.

Kerjasama yang baik dengan penuh kesadaran dari pemerintah maupun masyarakat adalah jalan keluar terbaik untuk memberantas aktivitas yang merusak lingkungan saat ini. Jika hanya satu pihak yang bekerja keras untuk menghentikan kegiatan ilegal ini, maka hasilnyapun tidak akan pernah maksimal, dan aksi kucing-kucinganpun akan kerap terjadi.

Siapa yang tidak kecewa melihat kondisi sungai yang dahulu menjadi tumpuan hidup masyarakat yang berubah menjadi aliran tak berguna itu? Saat ini ketidaktegasan pemerintah untuk menertibkan pelaku pencemaran air hanya mampu menjadi bahan olokan masyarakat, karena tidak bisa berbuat banyak.

Masyarakat di sepanjang sungai dibiarkan mengeluh dan setia melihat air sungai yang sudah tercemar limbah PETI serta sudah tidak bisa digunakan lagi.

Aktivitas Pembalakan Liar

Penebangan liar juga belum hilang dari Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Terbukti dari sejumlah pemberitaan, aktivitas pembalakan liar masih saja terjadi di wilayah yang kita cintai ini. Tak tanggung-tanggung, kawasan hutan dilindungipun menjadi sasaran empuk pelaku.
Negeri Jambi yang masih memiliki kawasan hutan, TNKS misalnya merupakan paru-paru dunia. Begitu juga dengan taman nasional lainnya di Jambi ini. Jika tidak tidak bisa dimanfaatkan untuk hal positif, maka negeri ini hanya akan mendapatkan musibah di balik taman-taman yang secara terus menerus diupayakan untuk digunduli oleh tangan-tangan serakah.

Banjir yang selalu terjadi setiap tahunnya di negeri Jambi sudah cukup memberikan bukti bahwa hutan-hutan di Jambi sudah gundul. Apabila tidak ada tindakan yang diambil oleh pemerintah dan warga, maka kondisi ini tidak akan bisa dielakkan pada masa yang akan datang. Musibah datang karena ulah kita sendiri.

Tanggung Jawab Siapa?

Lingkungan hidup bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, melestarikan lingkungan hidup harus ditanamkan pada setiap jiwa. Agar lingkungan hidup bisa dijaga secara bersama-sama.

Kondisi lingkungan hidup yang cukup memprihatinkan saat ini harus segera ditindaklanjuti oleh semua masyarakat dengan cepat, memberikan kontribusi positif, impelementasi nyata, agar lingkungan hidup tetap lestari. Percaya atau tidak, apabila tidak segera diambil langkah cepat maka bahaya yang lebih besar akan terus mengancam.

Yang pasti perilaku manusia akan mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak.

Integritas ini pula yang menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya.

*Penulis adalah anggota KDC dan Pelanta
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com