Hari buruh internasional (mayday) 1 Mei 2013 juga diperingati oleh para mahasiswa di Kota Jambi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Jambi. Aksi demonstrasi digelar di jalan Arif Rahman Hakim, No 6, Kec Telanai Pura, tepat di depan kampus IAIN.
Aksi para mahasiswa ini mengakibatkan arus lalu lintas menjadi macet. Para mahasiswa menyalahkan pemerintahan yang dipimpin SBY – Boediono, yang berencana menaikan harga BBM. Alasan yang dipakai pemerintah yakni untuk mengurangi subsidi BBM, lantaran saat ini keuangan negara terus mengalami defisit dengan adanya subsidi BBM yang membengkak.
Namun, menurut para pendemo, alasan itu tidak realistis dan sengaja dibuat-buat. Justru sebaliknya, pemerintah mendapat keuntungan besar dari penjualan BBM. Sebab, pakar ekonomi Indonesia yang juga mantan mentri, Kwik Kian Gie, menyatakan bahwa biaya produksi BBM dari kilang ke SPBU berkisar Rp 450 – Rp 600 per liter. Dengan biaya produksi sebesar itu sesunggunya subsidi BBM tidak diperlukan. Sebab, pemerintah justru mendapat keuntungan Rp 3.900 – Rp 4.050 per liter, jika BBM saat ini dijual 4.500 per liter.
"Jika kosumsi BBM di Idonesia per hari sebesar 1,5 juta barel atau 159 liter, maka total kosumsi BBM Indonesia adalah 238 juta liter per hari. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh pemerintah dari penjualan BBM mencapai Rp 928.200.000.000 – Rp 963.900.000.000 per hari atau Rp 360 triliyun," tegas para pendemo.
Selain itu, para mahasiswa juga menuntut nasionalisasi aset tambang, migas, dan perkebunan. Stop sistem perbudakan terhadap buruh. Pemerintah dinilai hanya bisa menghabiskan uang rakyat, namun gagal mensejahterakan rakyat Indonesia.
‘’Coba lihat di media cetak dan elektronik, rakyat Indonesia hidup menderita dalam kemiskinan. Orang tua memberi makan anaknya dengan tanah, karena tidak mampu membeli beras. Kami minta SBY – Boediono mundur saja dari jabatannya,’’ tukas para pendemo.(*)
Repoter : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.