MERANGIN, Kebahagian menyambut Bulan Suci Ramadan tahun ini jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, warga kian menderita karena harga komonity karet belum kunjung naik sejak 4 bulan belakangan.
Sejak Februari lalu, harga karet masih turun dengan kisaran harga Rp 7 000-Rp 8 000 Ribu per kilo gram, kondisi ini diperparah ditengah naiknya harga BBM yang berujung melonjaknya harga Sembako sehingga penderitaan masyarakat ditingkat menengah kebawah kian menjerit.
Tuntutan kebutuhan ekonomi menghadapi bulan puasa, semakin membuat warga kebingungag, apalagi sumber pendapatan hanya dari hasil menyadap karet. ‘’Biasanya harga karet itu turun hanya berkisar satu atau dua bulan saja, namun kali sudah berlangsung hampir tiga bulan, bagaiman mau memenuhi kebutuhan bulan puasa kalau kondisinya seperti ini,” kata Munzir, petani karet di Batang Masumai.
Dikatakanya, harga karet yang turun drastis ini diperparah dengan harga mahalnya harga sembako. Kondisi ini membuat sebagian warga memilih mencari kerja sampingan guna mencukupi keperluan sehari-hari. ‘’Kalau tidak ada kerja sampingan, bisa-bisa keperluaan sehari-hari tidak terpenuhi,” jelasnya.(sumber: jambi ekspres)