Harga Perkebunan Turun
KUALATUNGKAL, Hasil perkebunan di Tanjab Barat, mengalami penurunan harga adalah pinang, kelapa dalam, kelapa sawit dan karet. Harga pinang yang semula Rp 5.000 turun menjadi 4.500 per kilogramnya, kelapa dalam dari 1.400 berkurang menjadi 1.200 perkilo, kelapa sawit dari 1.050 turun menjadi Rp. 1.000 perkilo. Sementara untuk harga karet justru terjun bebas, dari Rp 11.000 perkilo kini Cuma dibandrol 4.500.
Ali (39) warga Desa Sei Gebar Kecamatan Kuala Betara, mengatakan anjloknya harga jual hasil perkebunan ini berdampak pada perekonomian para kaum petani yang cuma menggantungkan hidup dari hasil apa yang di tanam. Turunnya pendapatan petani akibat dari jatuhnya nilai jual hasil perkebunan, semakin diperparah dengan terjadinya kenaikan harga pada sembako.
‘’Harga karet, pinang kelapa dalam, sawit semua turun, sembako yang malah naik! Bagaimana ini Kalau mau naik, ya naik semua,’’ keluhnya.
Dikatakannya, penurunan harga hasil perkebunan ini kerap terjadi setiap tahun. Dan biasanya terjadi di saat bulan puasa seperti sekarang ini. Bahkan penurun harga biasanya akan terjadi lagi saat mendekati lebaran. ’’Seminggu sebelum lebaran, biasanya akan turun lagi,’’ sebutnya.
Warsito (67) petani karet warga Parit Tomo, Desa Mekar Jaya Kecamatan Betara, juga mengeluhkan anjloknya harga pada hasil perkebunan yang dikelolanya. ‘’Mau bagaimana lagi. Pasrah saja,’’ tukasnya.
Kadis Perindagkop Tanjab Barat, Kosasih, mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak . Masalah ini sudah menjadi hukum pasar. "Bila tingkat kebutuhan tinggi maka nilai jual suatu produk akan mengalami kenaikan harga. Contohnya ya sekarang ini,’’ jelasnya.
sumber: jambi ekspres