Bekerja Sesuai Bidang Dan Kapasitas
PENDEKATAN secara emosional dengan menganggap karyawan dan bawahan adalah keluarga merupakan jurus jitu yang diterapkan oleh Neti Sumarni, S.Si, selaku Direktur Bahana Pertiwi, perusahaan outsorsing yang membidangi pelatihan satpam.
Dengan demikian simbiosis mutualisme atau saling membutuhkan antara satu dengan yang lain dapat terjalin sehingga dapat saling menguntungkan.
Neti mengaku, usaha outsorsing yang digelutinya saat ini sudah beroperasi sejak tahun 2004 lalu. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh dirinya, maupun bawahan atau orang yang membutuhkan harus bekerja sesuai dengan bidang dan kapasitas masing-masing.
Apabila hal tersebut tidak diterapkan maka pasti akan menimbulkan kekacauan, seperti setiap tenaga satpam tentunya membutuhkan outsorsing yang mengelola dan mendidik mereka. Dan itulah yang menjadi tugas dirinya.
“Pendekatan dengan sesama manusia pada dasarnya tanpa teori, yang terpenting adalah bagaimana menanggap mereka keluarga dengan pendekatan emosional,” katanya.
Neti bilang, bekerja mengelola outsorsing dibidang Satpam memiliki daya tarik tersendiri bagi dirinya. Pasalnya pekerjaan yang banyak berinteraksi dengan sesama orang inilah yang menjadikannya lebih dekat dengan orang lain. Dan pada awalnya sebelum mendirikan outsorsing sendiri, Neti sempat ikut orang yang juga bergerak dibidang outsorsing sejak tahun 1997 hingga akhirnya memutuskan berjalan sendiri.
Berbekal pengalaman itu, kemudian ia terapkan dalam mengelola Outsorsing Bahana Pertiwi yang ia pimpin saat ini.
Selain mengelola Satpam, Outsorsing Bahana Pertiwi juga bisa menyalurkan tenaga office boy dan juga sopir dengan kisaran total yang dioutsorsing sampai sekarang sebanyak 300. Sementara untuk satpam lebih dari 100 orang. Biasanya, satpam peminatnya adalah anak muda dan umum, dari kalangan yang belum punya kerja ataupun yang sudah bekerja. Bagi yang belum bekerja penyaluran bisa melalui Bahan Pertiwi yang dialokasikan bisa ke perusahaan swasta, dan intansi pemerintah.
“Sistemnya pihak yang membutuhkan satpam biasanya mencari berdasarkan spesifikasi mereka, dan ada juga kita yang mencari melalui tander atau dengan cara bermitra pada pihak lain,” jelas wanita tamatan Universitas Sriwijaya tahun 1995 ini.
Daya tarik lain bagi dirinya mengelola Outsorsing Bahana Pertiwi yang dipimpinnya, karena untuk mengelola tenaga kerja harus mengutamakan kedekatan dengan tenaga kerja. Pendekatana tersebut bisa disalurkan melalui kegiatan kesatpaman, ataupun sebagainya tanpa harus mementingkan status sosial mereka.
“Saat ini Bahana Pertiwi memiliki staf sebanyak 8 orang, semuanya harus bekerja sesuai bidang untuk mengadakan pelatihan satpam. Mungkin awal tahun akan melakukan pendidikan lagi, ini diperuntukkan bagi yang sudah bekerja maupun yang belum kerja. Diutamakan bagi yang belum menempuh pendidikan,” tandasnya wanita kelahiran Lampung 11 November 1971 akhir pekan lalu.
sumber: jambi ekspres