Soal Pencalonan Gubernur, Diserahkan ke Rakyat
Kemarin (23/8), Bupati Tanjabtim, Zumi Zola menyempatkan diri berkunjung ke Graha Pena Jambi Ekspres. Kunjungannya ini disambut Wakil GM, Eka Wahyu Setyaningsih, Pimpred JambiUpdate.com, Ahmad Asyhadi dan jajaran pimpinan lainnya, maupun staf. Dalam kunjungan yang hampir satu jam tersebut, banyak tanggapannya terhadap pertanyaan yang muncul. Berikut wawancaranya ?
Terimakasih atas kesediaan bapak datang ke Graha Pena Jambi Ekspres. Pertama yang kami tanyakan, saat ini nama bapak yang disebut-sebut sebagai kandidat calon Gubernur Jambi di 2015, apa tanggapan bapak ?
Konsentrasi saya sekarang ke Kabupaten Tanjabtimur. Tidak tahu kedepan bagaimana.
Dilihat bagaimana saya maju di Tanjabtimur, awalnya saya tidak percaya. Awalnya itu hanya guyonan ibu-ibu yang bekerja di kebun sawit saya, tapi ternyata hal itu terjadi. Jadi untuk gubernur, saya kembalikan ke masyarakat. Saya tidak berani bilang ia atau tidak, yang jelas saya fokus ke Tanjabtimur dulu.
Pak bupati memulai karir dari swasta dan sebagai seorang artis sinetron, apakah perbedaan menjalani dua pekerjaan itu, sebagai artis dan sebagai Bupati, lalu apa suka dukanya ?
Ada suka duka jadi artis dan bupati. Jadi artis itu juga sulit, tidak seperti yang dilihat di TV, hanya glamour saja. Tapi kalau yang benar benar artis, itu berangkat pagi dan terkadang pulang pagi juga. Saya pernah saat puasa, syuting mulai pukul 07.00 WIB pagi dan baru pulang menjelang sahur. Enaknya, kalo ada orang yang senang dengan peran kita. Kita bisa menghibur mereka. Kalau sebagai Bupati, saya harus turun ke daerah pelosok, tapi itu saya jalani dengan senang karena saya senang jalan-jalan juga. Saya suka jika ada warga yang berterimakasih setelah ada pembangunan di wilayahnya. Bahkan saya berkantor di kantor lurah sekarang ini, waktu saya banyak untuk mengunjungi mereka
Apakah “Berkantor di Kantor Lurah” jadi salah satu strategi politik ?
Berkantor di kelurahan ini agar lebih dekat dengan warga, saya bisa menyerap aspirasi dan menyesuaikannya dengan yang ada di dalam Musrenbang. Dengan bertemuan langsung masyarakat, saya bisa tahu apa yang mereka butuhkan, terkadang yang mereka butuhkan tidak banyak, misalnya hanya memperbaiki jalan yang panjangnya 200 meter. Tapi itu sangat bermanfaat bagi mereka. Dan ini terkadang di Musrenbang tidak masuk, karena program terlalu kecil. Tapi itulah masyarakat, kadang yang besar mereka tidak selalu membutuhkan, tapi yang kecil-kecil mereka bisa langsung merasakan manfaatnya
Terkait kisruh Pemkab dan Petrocina, sekarang ini tampaknya adem ayem, apakah yang menjadi penyebabnya ?
Saat awal jadi bupati, saya cek izin perusahaan, dan didapati ada kesalahan dengan izin Petrocina. Ada beberapa sumur yang tidak sesuai dengan izin yang ada. Saat ditanya, katanya izinya ada tapi hilang. Kan tidak mungkin nanti kalo orang tanya kepada Bupati, lalu Bupati mengatakan izinya hilang. Jadi kita segel waktu itu, karena tidak ada solusi. Itupun mereka tetap produksi, karena yang disegel hanya pagar, tapi pipanya masih mengalir. Kita sudah mengadukan ke SKK Migas, tapi alasan mereka, jangan sampai kasus ini menghambat target produksi migas nasional. Sehingga kami sulit berbuat apa-apa.
Lalu kami mengadu Kemendagri, di dirjenpum kemendagri saat pertemuan Pemkab, Petrocina, SKK Migas dan kementrian ESDM. Ada kesepakatan seperti perbaikan prosedur kemanan dan limbah, CSR, dan Prosedur Izin. Tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya. Malah saat ini, ada penggiringan opini yang seolah memojokkan Pemkab Tanjabtimur. Seperti isu Bupati menerima uang dari Petrocina, padahal itu tidak ada.
Sebelum menjadi Bupati adalah seorang artis dan bintang film. Apakah masih ada niatan untuk main film lagi ?
Banyak yang menawarkan, tapi dengan pekerjaan saya saat ini tentu tidak ada waktu untuk itu. Tapi kalau ada TV lokal seperti Jambi TV yang mengajak, mungki saya bisa, dengan syarat diluar jam dinas.
disarikan: tim jambiupdate.com