SENIMAN: Sumardi di Taman Budaya Jambi
Sudah Ciptakan Ratusan Patung, Termasuk Patung Tugu Juang
Menjadi seniman tak melulu soal materi. Menyalurkan hobi dan ada kepuasan tersendiri ketika seorang seniman mampu mengekspresikan apa yang ingin dikreasikannya.
SENIMAN bukan mencari materi. Itulah kata-kata yang disampaikan oleh lelaki berkumis tebal yang telah memutih ini ketika berhasil dijumpai di Taman Budaya Jambi, beberapa hari lalu. Dia adalah Sumardi (63) yang tampak ramah meladeni segala pertanyaan yang disampaikan media ini.
Dia tampak santai hari itu dengan stelan baju kaos memakai sandal layaknya seorang seniman yang memang tak mempersoalkan gaya. Tak seperti pejabat yang terus menerus mempersoalkan penampilan.
Lelaki ini tampak kuat meski usianya bisa dikatakan sudah tidak muda lagi. Dengan sebatang rokok terselip dijarinya, Sumardi lalu menceritakan tentang dirinya. Siapa sangka, lelaki ini merupakan seniman pematung Jambi yang telah membuat ratusan patung di Provinsi Jambi.
Yang paling terkenal dan menggambarkan sejarah di Kota Jambi, adalah patung tugu juang. Patung dengan latar orang yang membawa bambu runcing ini adalah buatan Sumardi. "Itu saya buat pada tahun 1983," katanya sambil tersenyum kepada media ini.
Sumardi bukan hanya seorang pematung. Menurutnya, awalnya dia adalah seorang pelukis. Media ini dalam kesempatan itu bahkan dipersilahkannya untuk masuk ke galeri miliknya bersama rekan sesama seniman pelukis lainnya, Jafar Rassuh di lokasi taman Budaya Jambi tersebut.
Berbagai lukisan cantik ukirannya bersama Jafar Rassuh dipelihatkannya. Bahkan, beberapa patung yang ada di TBJ juga merupakan buatannya. "Ini patung modern," katanya sambil menunjuk salah satu patung buatannya di TBJ.
Kepada media ini, dia mengaku, telah memiliki hobi menggambar sejak anak-anak. Lalu, pada masa perkuliahan, katanya, dia melanjutkan pendidikan di ASRI, Jogjakarta (sekarang ISI, red).
"Disana saya belajar melukis dulu. Lukisan adalah jenis dua dimensi. Sementara patung adalah tiga dimensi. Awalnya saya hanya melihat orang membuat patung, lalu saya tertarik," ujarnya.
"Saya melukis dulu itu disana (di ASRI, red). Jadi waktu kuliah saya melihat karya patung disana. Artinya membuat dalam membentuk 3 dimensi itu yakni membuat patung. Saya lebih tertarik ke patung," tambahnya.
Dia menerangkan, saat ini yang banyak adalah patung modern. Dikatakannya, salah satu bentuk patung modern yang ada di Kota Jambi adalah patung tugu Pers yang ada di Simpang Pulai.
Kepada media ini, Sumardi mengatakan, membuat patung bukan hanya untuk Kota Jambi. Kabupaten lainnya juga meminta bantuannya untuk membuat patung. "Tugu selamat datang bulian, patung veteran di bulian. Selamat datang, sekapur sirih dan di tugu juang itu semuanya saya yang buat. Banyak lagi yang lainnya," katanya.
Soal bahan baku, dia menyebutkan, adalah semen. Namun, katanya, yang membutuhkan waktu panjang untuk membuat sebuah patung seperti patung selamat datang adalah membentuk polanya. "Kalau membentuknya paling lama 3 bulan. Yang jelas, digambar di desain dan detailnya itu dulu. Lalu tataan letaknya juga. Seperti banyak patung di simpang makalam, itu harus dipersiapkan," ujarnya.
"Yang paling sulit dalam membuat patung adalah medannya kalau untuk sebuah tugu. Kalau menurun tentu kita susah meratakan," jelasnya.
Ditanya, berapa banyak bahan baku yang dihabiskan untuk membuat sebuah patung? Dia mengatakan, tergantung volumenya. "Tergantung volume, tugu juang itu dulu 25an sak semen termasuk besinya juga. Kebutuhan besinya menyesuaikan bentuk objeknya besi itu," jelasnya.
Diakhir pembicaraan, dia menegaskan, bukan soal materi yang dicari. "Memang hobi, dan kepuasan batin dan berkelana berimajinasi yang dicari. Ketika imajinasi yang tersalurkan tentu ada kepuasan," ujar lelaki yang beralamat di Sungai Sawang, jalan Sunan Bonang, RT 18 nomor 83, Simpang III Sipin ini. (*)
Penulis : WISMAN WAZIR/JE