Caleg Mendadak Jadi Darmawan, Demi Meraih Simpati Masyarakat
Menjelang Pemilu 2014, banyak politikus atau Caleg yang menjadi darmawan dadakan. Dimana, saat ini berbagai kegiatan sosial mereka lakukan. Mulai pemberian sembako, gotong royong di kampung-kampung, menggelar acara pengobatan gratis dan berbagai macam kegiatan sosial lainnya.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad mengatakan, fenomena banyaknya Caleg menjadi darmawan dadakan menjelang setiap Pemilu seperti sudah lumrah terjadi.
“Walaupun sebenarnya itu tidak bagus bagi Demokrasi. Tetapi dalam prakteknya politik demokrasi membutuhkan suara terbanyak, berbagai cara sering dilakukan untuk memperoleh suara terbanyak,” katanya.
Bahkan demi meraih simpati masyarakat, ada Caleg itu tidak segan-segan untuk mengubah gaya hidup mereka yang terkadang sangat kontras dengan kepribadiannya dan kehidupannya dalam keseharian.
Makanya jangan heran kalau tiba-tiba ada politikus yang biasanya duduk di kursi empuk memilih untuk berpanas-panasan bersama rakyat, rajin melakukan silaturrahmi, memberikan berbagai macam bantuan dan lain sebagainya. Semua itu adalah bentuk ikhtiar mereka untuk merebut simpati publik.
“Sebenarnya aslinya dia tidak seperti itu, tapi mereka melakukan itu. Yang biasanya pelit bisa jadi darmawan,” imbuhnya.
Menurut Jafar, dari sekian banyak cara yang dilakukan para politikus jelang Pemilu, ini membuat masyarakat tidak memberikan pilihan yang terbaik.
“Saat Pemilu, orang mencoblos tapi tidak memilih.Artinya, mereka hanya mencoblos tapi tidak memilih mana yang baik, mana yang bisa mewakili mereka diparlemen, mana yang bisa memperjuangkan masa depan mereka dan lainnya,” tukasnya.
“Masyarakat tidak bisa menghubungkan keterpilihan sesorang dengan masa depannya, tidak bisa berfikir panjang. Tetapi hanya berfikir kongkrit janga pendek,” sambungnya.
Karena masyarakatnya seperti ini, makanya para Caleg juga menyesuaikan diri. “Jadi sulit untuk melepaskan cara ini sepanjang ada simbiosis mutualisme antara pemilih dan Caleg. Dalam hal ini yang memberi tidak merasa melakukan dosa dan yang menerima pun tidak merasa mendapat dosa, semuanya dilakukan atas dasar suka sama suka,” pungkasnya.
sumber: je