Siswi SMP Dikeroyok Geng Putri
Aksi kekerasan di kalangan pelajar kota Jambi kini memprihatinkan. Salah seorang siswi SMP 22 Kota Jambi Rani, mengaku dikeroyok oleh sejumlah siswi yang berinisial F dari SMP 11 dan beberapa orang teman lainnya pada Sabtu sore kemarin di Telanaipura, tepatnya di sekitar Kantor DPD Partai Demokrat.
Menurut keterangan Rani, kejadian tersebut bermula dari masalah seorang temannya antara pelaku. Namun untuk menyelesaikan masalah ini, Rani bersama temannya atau Rani Cs yang masih duduk dibangku SMP diajak ketemuan disuatu tempat. Setelah bertemu, rombongan korban yang beranggotakan lebih kurang lima orang dan pelaku juga lebih kurang beranggotakan yang sama bertemu dan menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah bertemu, dan ngobrol cukup lama, akhirnya pelaku yang berinisial F ini mengeluarkan kata-kata yang bernada kasar yang berbentuk cacian. Dalam cacian tersebut, rombongan pelaku mengatakan bahwa korban tidak pantas berteman dengan rombongan pelaku. Sebab Rani cs orang miskin dekil, busuk dan tidak pantas berteman dengan rombongan F cs.
"Yang kenal cuman satu orang, yang lainnya saya tidak kenal, kami bertemu mereka hanya untuk menyelesaikan masalah teman saya, setelah disana malah kami yang dicaci-caci, ya tidak terimalah kami dibilangin gitu," papar putri yang bernama lengkap Sesti Khairani Putri, yang akrab disapa Rani, Senin (30/9) di rumahnya.
Tidak senang dengan perkataan tersebut, akhrinya si korban membantah dan terjadilah perang mulut atau cekcok antara korban dan pelaku. Setelah cukup lama bercekcok, akhirnya sikorban mengalah dengan meninggalkan tempat tersebut. dan masalah dianggap selesai.
Setelah itu, keesokan harinya, korban merayakan ulang tahunnya yang ke-15 dirumah pribadinya di Lorong Besamo Simpang Rimbo Patimura.
Dikatakannya, setelah acara selesai, sekitar pukul 17.00 wib, tertanggal 28 Oktober, Rani berniat mengantar temannya yang beralamat dibelakang Unja Telanai dengan sepeda motor. Dalam perjalanan, tepatnya di dekat perkantoran DPD Demokrat yang tak jauh dari Unja Telanai, Rani bersama temannya secara tidak sengaja bertemu lagi dengan rombongan F cs yang kala itu sedang ngumpul.
Tidak mau ambil resiko, Rani langsung tancap gas saja, tidak tahunya, F cs mengejar dari belakang, dalam pengejaran itu. Lalu Rani mengaku dirinya dipaksa berhenti, jika tidak berhenti, maka kepalanya akan dipukul dengan helm.
Setelah berhenti, F cs menarak ketempat segerombolan gengnya sedang asik ngumpul. Ditengah tengah segerombolan yang lebih kurang 30 orang, Rani dikeroyok oleh beberapa orang dari puluhan orang itu.
"Kami dikelilingi, setelah itu kami digebukin oleh orang itu, mungkin yang ngebukin itu sekitar tiga orang, tetapi temannya yang lain bersorak-sorak nyuruh hajar terus," sebut Rani sembari mengatakan bahwa sejumlah badan bagian belakang dan kepala masih lebam dan terasa sakit akibat dikeroyok.
Beruntung, pada saat kejadian, ada anggota Satpol PP yang secara tidak sengaja datang kelokasi. Dan akhirnya F cs membubarkan diri, dan Rani disuruh pulang kerumah.
Namun setelah itu rupanya Rani ini tidak berani ke rumahnya. Alasan takut dikeroyok lagi oleh F cs, dan akhirnya bersembunyi dirumah temannya yang hendak diantar tersebut.
"Saya telepon mama, saya cerita apa yang terjadi, akhirnya mama jemput. Kalau tidak saya tidak berani pulang," jelasnya yang diiayakan oleh ibunya yang bernama Leni Marlina.
Merasa tidak senang dengan aksi "geng" cewek tersebut, akhirnya orangtua korban melapor kepolisian Sektor Tenalaipura. Setelah melapor, hingga saat ini baru pengumpulan keterangan saksi-saksi,
Tak hanya sampai disitu saja, rupanya melalui telepon pelaku juga mengancam hendak menghabisi nyawanya. Hal itu karena pelaku tahu jika korban sudah melapor ke polisi. Kebetulan, dalam ancaman tersebut, tetangga Rani yang bernama Dina anak dari Anggota DPRD Kota Jambi yang bernama Suherman juga ikut diancam yang menjadi saksi kejadian tersebut karena ikut melerai terjadinya pengeroyokan itu.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Jambi M Fuad Safari, mengatakan sangat prihatin mendengar kejadian tersebut. Menurutnya para pelajar tersebut tidak bertindak demikian, menurutnya seharusnya pelajar lebih baik belajar dengan benar.
"Kita prihatin yang sangat mendalam, karena ini bagian pelajar. Seharusnya mereka belajar dengan baik, bukan melakukan perbuatan kekerasan seperti itu," kata Fuad.
Untuk tindakan sendiri, kata Fuad, Komisi D akan memanggil pihak terkait yakni Dinas Pendidikan, Kabag hukum, MUI, Komisi Perlindungan Anak, Pihak Sekolah, Polsek dan lainya.
"Sikap komisi D segera akan memanggil pihak terkait. Disdik, Kabag Hukum, Komisi Perlindungan anak, sekolah, Polsek, juga MUI, Karena bekenaan mental dan akhlak, untuk membahas kenapa itu bisa terjadi," tegasnya.
"Ini harus kita segera sikapi, ini harus dihearingkan,”tukasnya.
sumber: je