Desmiati

Jual Kebun 1 Ha Untuk Biaya Awal Masuk Kuliah

Posted on 2013-12-05 19:30:00 dibaca 4065 kali
Mengejar cita-cita merupakan keinginan semua orang, begitu juga dalam hal pendidikan. Untuk mencapai pendidikan tinggi, usaha apa pun dilakukan. Inilah yang dilakukan Desmiati, warga Terusan, kelahiran 10 Juli 1986 ini yang saat ini telah berhasil mencapai perkuliahannya hingga Strata 2 di UNJ.

Tak ingin, menjadi ‘orang rendah’ dalam pendidian, membuat Mesdiati yang mengenyam pendidkan di SDN 47/I Terusan, SMPN 11 Simpang Terusan, dan melanjutkan ke SMA Paket C, dan hingga Diploma II (D2) STIT Muara Bulian, Strata 1 (S1) STAI Muara Bulian, lalu ia pun melanjutkan ke Strata 2 (S2) Pasca Sarjana di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mesdiati yang dilahirkan dari keluarga yang sederhana, saat kelas 4 SD ayahnya meninggal dunia. Tinggal ibunya yang membanting tulang untuk menyekolahkannya. Selesai SMP, Mesdiati masuk Pondok Pesantren Nurul Ikhsan dan pernah menjadi Ketua Umum Organisasi Pondok Pesantren (OSPOP). Naik kelas dua pindah ke MA Simpang Terusan.

Karena putus biaya, akhirnya naik kelas tiga ia keluar. Tapi keinginannya untuk mengenyam pendidikan  sangat kuat. Karenanya, setiap ia Sholat Tahajjud dan puasa nazar, ia senantiasa berdoa agar diberi kesempatan untuk bisa sekolah lagi.

Akhirnya ia mendengar ada sekolah SMA Paket C gratis. Jadi ia bisa melanjutkan kelas tiganya. Selesai, baru ia memberitahu kepada keluarga dan menyatakan keinginan untuk kuliah. Keluarga jelas tidak sanggup membiayai. Namun abangnya, memberikan solusi mau melanjutkan kuliah atau mau berkebun. ‘’Begini be, kau pilih mano nak kebon 1 ha apo nak kuliah," ujar Mesdiati menirukan komentar kakaknya saat memmberikan pilihan.
--batas--
Akhirnya, ia memilih mau kuliah. Akhirnya, kebun 1 ha itu dijual harganya dulu masih 6 juta untuk biaya awal masuk kuliah. Untuk membayar kebutuhan kuliah ia tinggal bersama orang, menjadi pembantu, dan pengasuh bayi selama 7 bulan. Masuk semester 2, ia diminta membantu mengajar di TK. Setelah setahun, ia mengundurkan diri, karena aktif di organisasi intra kampus.

Diantaranya, menjadi bendahara BEM. Ketum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Ketua Kopri PMII cabang Batanghari. Ketua TPS pada pemilihan Gubernur Jambi 2009, dan menjadi anggota PPK pada Pilkada Bupati 2010.

Bahkan, ia pernah di Badan Pengawas Keuangan UPK Kecamatan Maro Sebo Ilir. ‘’Namun belum setahun saya mengundurkan diri, karena ingin melanjutkan study di Jakarta. Inilah awal mula pertarungan hidup di Jakarta,” ungkapnya.

Mesdiati menetap di Jakarta pada Mei 2011. Bermodalkan semangat dan keberanian untuk bertarung hidup di ibukota Jakarta, ia masuk di kepengurusan KOPRI PB PMII. Dari awal Mesdiati sudah meniatkan untuk melanjutkan study S2 di Jakarta. Karenanya, ia pun mendaftar diri di Pasca Universitas Negeri Jakarta. Alhamdulillah, ia dinyatakan lulus setelah mengikuti berbagai tes.

Kemudian ia bersama 11 teman-teman dari PB PMII kebingunggan mencari dana biaya awal masuk sebesar 12,5 juta. ‘’Kami masuknya kan modal nekad saja, kemudian ia mewakili teman-teman ngobrol dengan salah satu senior di Jakarta, danm menyatakan 11 orang yang lulus tes di Pasca UNJ, tidak mempunyai biaya untuk bayar daftar ulang. Kemudian ia tanya teman-teman ada uang berapa? Ada yang punya cuma 4 juta, ada yang 7 juta, ada yang 2 juta, dan saya sendiri cuma pegang 2 juta. 1,5 juta dipinjam sama Kopri untuk operasional kegiatan, karena diawal kepengurusan, kami tidak punya uang kas. Pertama senior memberi 4 juta. Jadi saya kumpulkan teman-teman yang punya uang lebih banyak dulu biar daftar 1 per satu,” jelas Mesdiati.
--batas--
Setelah selesai semua teman ia urus. Tinggal nasibnya. Sampai hari terakhir, ia belum juga dapat uang tambahan. Uang yang dipakai KOPRI ia minta karena perjanjian pinjamnya cuma dua hari. Karena itu uang untuk daftar kuliah, jawaban Ketua Kopri bilang, ‘’Ah dibayar uang itu, dia juga gak bisa daftar,’’ ungkapnya.

Uang ia memang banyak kurangnya, cuma setidaknya itu bisa menambah. “Saya sempat menangis. Dalam sholat tahajud, saya bilang Ya Allah semua teman-teman sudah saya urus dan mereka bisa kuliah. Tapi sekarang saya sendiri belum bisa menyelesaikan biaya daftar ulang. Berilah jalan Ya Allah,” diceritakannya dengan nada sedih yang berlinangkan air mata.

Diakuinya, hingga dhuhur ia masih menangis dikosan. Ia hubungi semua teman yang ia kenal. Siapa yang bisa meminjamkan uangnya. Alhamdulillah 5 menit sebelum ditutup, ia pinjam uang teman yang mau bayar semesternya, tapi dia masih bisa ditunda. Dapatlah 7,5 juta. Dengan uang yang ia punya, 7,5 juta ini hanya bisa bayar 1 semester.

Kisah yang menyedihkan selalu dialaminya selama berada di Jakarta untuk memperjuangkan cita-citanya. hingga Alhamdulillah akhirnya bisa kuliah di pasca sarjana di UNJ. Ia juga pernah kuliah tidak makan, karena uang cuma cukup ongkos pulang ke kosan. ‘’Sempat tahun pertama mata kuliah padat, tugas selalu bertumpuk, semua dosen memberi tugas banyak, sehingga lebaran haji saya tidak bisa berkumpul dengan keluarga di Jambi. Tahun baru juga. Teman-teman pada liburan ke Puncak, saya hanya di kosan, bergelut dengan tugas kuliah,” kisahnya.
--batas--
Baginya, kekeringan uang itu menjadi hal yang lumrah. Pernah ia kehabisan uang dikosan hanya ada beras, ia masak makannya cuma dengan air dan garam. Ia tidak mau mengeluh dengan keluarga, karena saya sudah memutuskan untuk berusaha sendiri apalagi keluarganya sangat sederhana.

Jauh dari keluarga membuat ia lebih mendekatkan diri pada Allah. Alhamdulillah, ia rutinkan sholat tahajud dan puasa sunat Senin Kamis. Allah adalah teman curhat terbaiknya, dan sekarang saat ini Alhhamdulillah ia lagi menyelesaikan buku tentang Perempuan Dalam Bingkai Aswaja ‘Cerdas, visioner dan akhlakulkarimah’ yang nantinya akan ia persembahkan untuk kader Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Puteri, dan juga menyelesaikan tesisnya, dengan harapan semoga tahun ini bisa selesai.

Selain aktif di KOPRI PB PMII ia juga aktif di Forum Nahdiyin Peduli HIV/AIDS (FNPHA) Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama dan aktif juga di Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (PP APKLI).

Penulis : IRVAGUSNADI / Jambi Ekspres
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com