Ilustrasi

Bantu Rohingya, Perhatian Tak Tulus

Posted on 2015-06-04 11:46:11 dibaca 3489 kali

Oleh : Salamatul Fitri

___________________

KAMIS (15/5), nelayan aceh menyelamatkan 800 pengungsi di pesisir kota Langsa. Ada sekitar 420 pengungsi asal Bangladesh dan 380 pengungsi asal Etnis Rohingya Myanmar. Mereka melaksanakan suaka ke Indonesia untuk meminta perlindungan karena daerah asalnya Myanmar menolak keberadaan mereka dan bahkan mengusir. Pengungsi Etnis Rohingnya tersebut terlunta-lunta selama beberapa bulan. Saat ditemukan mereka dalam kondisi kelaparan dan dehidrasi bahkan terdapat banyak wanita dan anak-anak dalam rombongan tersebut. Mereka sempat mendarat di perairan Malaysia tetapi tentara angkatan laut negeri Jiran tersebut menolak kedatangan mereka dan mendorong kapal mereka hingga masuk ke perairan Indonesia.

Kedatangan mereka ternyata di sambut hangat oleh masyarakat Aceh. Berbeda dengan Negara lainnya yang menolak bahkan mengusir mereka ke luar wilayah negaranya. Pemerintah awalnya terkesan acuh mengenai masalah ini tetapi setelah didesak masyarakat akhirnya pemerintah mau mengurusi pengungsi etnis Rohingya. Mereka beralasan jika pembiayaan pengungsi Etnis Rohingya akan memberatkan APBN apalagi rakyat Indonesia yang semakin bertambah setiap tahunnya. Setelah banyaknya bantuan yang digelontorkan masyarakat, pemerintah setuju untuk menampung mereka selama setahun dan membiayai kebutuhan mereka baik itu sandang, pangan dan kesehatan.

Sayangnya, pada saat yang bersamaan Menteri Luar Negeri Indonesia melakukan negosiasi untuk meningkatkan impor Myanmar dari Indonesia. Pemerintah Indonesia bukan menekan dan mengancam Myanmar karena perlakuannya terhadap muslim Rohingya tetapi malah meningkatkan impor yang nyatanya akan menambah keuntungan Indonesia. Begitulah watak asli para kapitalis yang menguasai Indonesia. Para kapitalis tersebut berprinsip bahwa tidak akan ada makan siang gratis walaupun untuk saudaranya sendiri.

Para kapitalis tersebut mengkhianati muslim Rohingya dengan memanfaatkan kondisi mereka saat ini sebagai bahan tawar menawar kepentingan pemerintah Indonesia terhadap Myanmar. Begitulah akal bulus para kapitalis yang sebenarnya, dimana jika menguntungkan mereka akan lakukan. Mereka memanfaatkan asas manfaat dalam segala hal jika saja perlindungan terhadap pengungsi Etnis Rohingya tidak memberikan keuntungan maka mereka tidak akan mau untuk menampungnya.

Fakta seperti itulah yang terjadi jika penguasa sekarang tidak mau menerapkan aturan Islam pada sistem pemerintahannya. Pemimpin tidak akan mau diatur berdasarkan aturan Allah dan mereka juga tidak akan bertanggung jawab terhadap urusan rakyatnya. Mereka bertindak sesuai dengan keinginannya tanpa memperdulikan rasa persaudaraan sesama muslim. Berbeda dengan Khalifah dalam kepemimpiman Negara Islam melalui Daulah Khilafah Islamiyah. Seorang Khalifah mampu bertindak sesuai dengan aturan Allah karena tanggung jawabnya pada Allah. Seorang khalifah akan melindungi umat lainnya walaupun bukan di bawah naungan Negara Khilafah, apalagi akidahnya muslim. Khalifah akan melindungi dan menjamin kehidupannya karena rasa persaudaraan dalam muslim yang sangat tinggi. Khalifah selaku pemimpin juga akan menjadi perisai dan pelindung umat. Khalifah akan  mampu  membendung segala permasalahan dengan kebijakan yang dibuatnya. Dimana sumber hukum yang digunakan berdasarkan Al-qur’an dan As-Sunnah. Rasulullah SAW bersabda “Pemimpin umat manusia adalah pengurus rakyat. Dia yang bertanggung jawab terhadap urusan rakyatnya (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Ibn Hibban, an-NasaI dan al-Baihaqi).

 

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com