Guru SMPN 31 Tebo Afridayanti, pemenang guru favorit Jambi Ekspres dari Tebo saat berada di tembok besar di Tinongkok

Perguruan Tinggi Bertanggungjawab Terhadap Mutu Guru, Fokus Pada Pendidikan Vokasi

Posted on 2015-11-04 14:40:21 dibaca 4312 kali

SELAIN mengunjungi sekolah-sekolah terbaik di Tiongkok dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Shanghai, rombongan Guru Favorit Jambi Eksress 2015 juga mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing. Di KBRI, rombongan berdiskusi dengan atas Bidang Pendididkan

 

Afridayanti, S.Pd, Beijing

 

SENIN pagi 19 Oktober 2015, dengan menggunakan bus,  Saya bersama rombongan Guru Favorit Jambi Ekspress mengunjungi KBRI yang beralamat di Dongzhimenwai Dajie No.4, Chaoyang District.  

Daerah ini sepertinya menjadi semacam komplek untuk kantor kedutaan negara-negara di dunia. Pasalnya, di daerah ini juga terdapat kantor kedutaan besar dari negara-negara lain. Ini terlihat dengan adanya bendera-bendara negara tersebut di depan kantor.

Berbeda dengan KJRI di Shanghai yang menyewa dua ruangan di gedung Shanghai Mart Tower, KBRI di beijing berupa bangunan dua lantai yang dibangun di atas tanah pemerintah Tiongkok dan disewa oleh pemerintah Indonesia. Saya terharu melihat lambang garuda di dinding pagar serta bendera merah putih berkibar di halaman gedung.

Sebelum memasuki gerbang, seorang petugas menemui ketua rombongan kami, Bapak Pirma Satria untuk mengonfirmasi kunjungan kami. Kami disambut oleh Bapak Priyanto Wibowo, atase pendidikan di KBRI Beijing. Kami merasa tersanjung ditengah kesibukan beliau mempersiapkan penyambutan kedatangan Mendikbud yang akan mengunjungi salah satu TK dengan reputasi internasional di beijing, beliau masih dapat menyempatkan diri untuk menemui kami.

Beliau merasa terharu disambangi/dikunjungi oleh Bapak/Ibu guru dari Indonesia karena beliau juga seorang pendidik di UI dan berasal dari keluarga pendidik.

Pak Priyanto derngan antusias menjelaskan perkembangan ekonomi di Tiongkok yang sangat didukung oleh pendidikan yang diatur dengan sangat serius. Sejak tahun 50-an, pemerintah Tiongkok sudah merencanakan pendidikan untuk menyiapkan generasi yang akan membangun tiongkok. Perencanaan yang baku dan kuat, diikuti oleh seluruh stakeholder sehingga menjadikan Tiongkok seperti sekarang ini.

Di Tiongkok tidak ada barang impor, semua produksi dalam negeri, mulai dari mobil, kereta api, gedung-gedung hingga pesawat terbang. Prinsip pendidikannya adalah tidak semua orang harus menjadi sarjana dan memfokuskan pada pendidikan vokasi/kejuruan. Melalui sekolah-sekolah negeri, negara mengarahkan siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK.

Sekolah Menengah Kejuruan di tiongkok sangat spesifik, misalnya SMK bidang pertanian hortikultura, pertanian pangan, peternakan unggas, peternakan mamalia, otomotif, dsb. Melihat pesatnya kemajuan tiongkok, kemungkinan 10 tahun lagi Tiongkok akan lebih maju dari sekarang.

Priyanto menambahkan, ada 2 hal yang diperhatikan oleh pemerintah Tiongkok yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan dan energi bagi rakyatnya. Kebutuhan bahan bakar dipenuhi, sehingga tidak ada antrian BBM. Pertanian dan peternakan sangat maju sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan luar negeri.

Pembangunan di Tiongkok disesuaikan dengan karakteristik daerahnya yang merupakan bangsa daratan. Pembangunan transportasi kereta cepat yang sudah menjangkau hampir seluruh wilayah di Tiongkok, mendukung kemajuan semua wilayah sehingga antara desa dan kota hampir tidak berbeda, sama majunya. Akses transportasi yang baik, menyebabkan pertumbuhan pembangunan merata. Sekolah-sekolah terbaik ada di semua daerah. Selain akses transportasi, akses internet ikut berperan dalam pembangunan dan pendidikan. Sekolah dan universitas di Tiongkok memanfaatkan internet untuk administrasi pendaftaran, yang bisa diakses melalui whatsap atau wechat melalui android masing-masing pelajar.

Pengalaman saya selama di Shanghai, Suzhou, Hangzhou, dan Beijing, ada banyak area wifi yang bisa diakses secara gratis.

Mengenai pelatihan guru, ada perguruan tinggi yang dikelola pemerintah untuk menjaga mutu guru. Perguruan tinggi tersebut membuat jadwal pelatihan guru yang harus dipatuhi oleh setiap sekolah. Dengan demikian perguruan tinggi tidak hanya “mencetak” guru tetapi juga bertanggung jawab dalam menjaga mutu guru melalui pelatihan yang rutin dan berkesinambungan.

Kurikulum pendidikan diatur oleh negara, namun di setiap kota ada komisi pendidikan yang dapat membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan daerah setempat. Selain sekolah negeri, juga ada sekolah swasta namun jumlahnya dibatasi. Di Tiongkok, pendidikan wajib 9 tahun SD hingga SMP gratis. Tidak ada pungutan di sekolah karena ada pengawasan yang ketat dari pemerintah.

Priyanto menyambut baik niat Dinas Pendidikan Provinsi Jambi yang ingin menjalin kerjasama di bidang pendidikan terutama pelatihan guru di Tiongkok. “Susun saja proposalnya dan ajukan kepada KBRI, kami akan berusaha mencarikan sekolah terutama sekolah vokasi yang dapat diajak bekerjasama,” ujarnya.

Diskusi yang terjadi selama kurang lebih 1 jam itu memberi kami pengalaman dan tentunya pengetahuan baru. Kami tidak bisa berlama-lama di sini karena harus melanjutkan kunjungan ke salah satu sekolah terbaik di Kota Beijing. (bersambung)

 

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com