Inilah Kehebatan Sirkuit Jakabaring Seharga 35 Juta Euro

JAMBIUPDATE.C0, PALEMBANG - Pemerintah Provinsi telah menyelesaikan design sirkuit Moto GP Jakabaring, yang mampu menyelenggarakan berbagai event otomotif kelas dunia dibawah Formula 1.

Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan, sirkuit Moto GP Jakabaring, compatible atau cocok untuk seluruh penyelenggaraan berbagai lomba dibawah FI. Seperti, Formula 2 yang diselenggarakan setiap tahunnya.

"Setiap 4 bulan itu, Insya Allah ada kejuaraan otomotif tingkat dunia di Jakabaring," tegasnya, Rabu (2/11).

Dia menambahkan, saat pihaknya melakukan perjalanan ke Sepang, Malaysia. Pihaknya berusaha menyakinkan pihak Dorna, bahwa Sirkuit MotoGP Jakabaring dari sisi teknis telah dipersiapkan dan memungkinkan untuk segera dilakukan pembangunan sirkuit.

"Kemarin di Sepang, saya bicara dengan CEO dari Dorna dan dengan chief designer dari Herman Tilke. Untuk pertama diperlihatkan kepada Dorna, kemudian kepada tim teknis. Kami membawa tim teknis, itu ada beberapa pertanyaan dari mereka. Dorna langsung setuju, ini setuju, itu setuju, mengenai teknisnya, dan sirkuit ini adalah high speed circuit," ungkapnya.

Rencananya, Sikuit Jakabaring akan mempunyai panjang lebih dari 4,3 KM dengan 14 tikungan. Kecepatan yang bisa dikembangkan di trek lurus sepanjang 730 meter, mencapai 303 KM/jam, dan kecepatan rata-rata 171 KM/jam.

"Budak mudo pasti setuju nian, aku yang tuo bae masih setuju," katanya.

Pembangunan sirkuit MotoGP Jakabaring direncakan akan selesai selama 17 bulan pengerjaan, yang dimulai dari Januari 2017. Pihaknya menyakini akan mampu menyelesaikan pembangunan sirkuit sebelum dimulainya Asia Games 2018 mendatang.

"17 bulan itu sudah dienjuk spacing 3 bulan, jadi (sisa) 14 bulan, bayangkan ada bangunan gedung, ada apo dio. (Investasi) Pokoknya itu besak, kira-kira 35 juta Euro," ungkapnya..

Rencana pembangunan sirkuit MotoGP Jakabaring, bukan tanpa pesaing. Gubernur mengungkapkan, banyak daerah lain di Indonesia yang juga berminat membangun sirkuit MotoGP. Seperti, Bali, Banten, dan sejumlah daerah lainnya. Hanya saja, Pemprov Sumsel yang menunjukan keseriusan dalam pembangunan sirkuit tersebut.

"Syarat pertama itu harus punya lahan dulu. Kami punya lahan, kelayakan lahan, akses kesana. Kemudian siapa konsultannya, Ini kami ambek Herman Tilke yang memang konsultannya Dorna," ujarnya.(sri/rmolsumsel)