Ilustrasi kotak suara (Bagas Bimantara/ Radar Madiun)
JAMBIUPDATE.CO, MADIUN - Pemilih muda diprediksi bakal jadi rebutan pasangan calon (paslon) pemilihan wali (pilwali) Kota Madiun tahun depan. Sebab, terdapat sekitar 26 persen pemilih yang masih mengambang dan didominasi pemilih pemula dan pemuda.
Rektor Universitas PGRI Madiun (UNIPMA) Parji membuktikan manisnya mengeruk suara pemuda dalam pilkada Kota Madiun 2013 lalu. Kendati tidak mudah merangkul seluruhnya.
"Mayoritas pemilih kami dari kalangan pemuda," tutur Parji kemarin.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madiun, pemilih muda Kota Madiun mencapai 46.293 jiwa. Atau 26,14 persen dari proyeksi daftar pemilih tetap (DPT) sebesar 163.213 suara.
Mengutip pasal 1 Undang-undang 40/2009, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan di usia 16 sampai 30 tahun.
"Porsi pemilih muda ini jumlahnya lumayan. Jika dirangkul akan menjadi motor perubahan," terangnya.
Parji mengatakan, pada pilkada lalu dia berpasangan dengan Inda Raya (Pari). Keduanya fokus bertarung merebut suara pemilih muda. Sebab, tidak dimungkiri jumlah pemilih di usia tersebut lebih dominan.
Namun, background akademisi membuatnya berpikir lebih luas. Dia menyadari para pemilih pemula wajib dirangkul karena angkanya potensial.
"Pemilih pemula kami rangkul, begitu juga dengan pemuda. Karena mereka sudah jemu dengan sosok pemimpin tua dan tidak update," ungkapnya.
Untuk memikat hati pemilih pemula tidak dapat dilakukan dengan cara konvensional. Sebab, mereka cenderung rasional dalam berpikir dan memiliki pertimbangan sendiri.
Para pemilih muda itu bahkan tidak sungkan untuk berbeda pilihan dengan keluarga. Karena itulah Parji yakin pemuda memiliki peranan vital dalam pembangunan.
Selain itu, kandidat harus dapat menggaet suara para pemilih dengan membangun komunitas berbasis anak muda. Melalui komunitas tersebut, kandidat dapat mengagendakan kegiatan yang produktif; yang disukai anak muda. Biasanya kegiatan yang mendongkrak kreativitas dan inovasi.
"Kandidat yang cerdas adalah yang memanfaatkan medsos," paparnya.
Kendati demikian, Parji meminta para kandidat tidak hanya memanfaatkan pemilih muda sebagai objek politik untuk mencapai kepentingan mereka. Sebagai kandidat pemimpin di Kota Madiun, kandidat cawali dan cawawali harus punya visi besar memajukan Kota Madiun.
Untuk itu, dia mengingatkan agar kandidat tidak ada yang bermain kotor untuk menjaring suara. Terutama politik uang untuk menggaet kepentingan sesaat.
"Kalau belum-belum sudah money politics, investasi untuk korupsi," bebernya.
Mujahidin, rektor STISIP Muhammadiyah Madiun, sepakat jika pemilih muda akan menentukan Pilwakot 2018. Analisisnya, korupsi yang menjerat eks Wali Kota Bambang Irianto (BI) membuat para pemilih muda lebih selektif memilih.
Para pemilih yang masih berpikir realistis mendambakan perubahan besar terhadap calon pemimpin baru di Kota Madiun. Selain harus lebih bersih, kandidat juga harus punya kepekaan terhadap isu-isu di kalangan anak muda.
"Jadi, pemimpin barunya pun harus pilihan yang terbaik," tegasnya.
Berbeda dengan golongan warga senior. Mereka cenderung menjatuhkan pilihan berdasar modal sosial yang dibawa para kandidat.
Berbeda dengan pemilih muda yang spesifik menginginkan perubahan, golongan tua lebih menyukai kandidat yang bisa membawa stabilitas secara makro di berbagai bidang.
"Yang penting stabil, tidak muluk-muluk harus membuat perubahan secara cepat," pungkasnya. (mn/naz/sib/sib/JPR)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com