Penjaga sekolah menggunakan semprotan pembasmi serangga untuk menghalau serangan ulat bulu.

Teror Ulat Hitam Serang Sekolah dan Rumah Warga

Posted on 2019-12-25 10:26:42 dibaca 4954 kali

JAMBIUPDATE.CO, CIREBON – Serangan ulat hitam di sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon bikin geger, Senin (23/12). Rumah-rumah warga, sekolah, dan bangunan lainnya tak luput dari serangan ulat kecil berwarna hitam tersebut.

Serangan paling parah di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten Cirebon di Desa Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang. Menurut Yadi, Staf SLB, serangan pertama kali terjadi pada Jumat sore (20/12). Ulat-ulat tersebut menyerang sisi selatan kompleks sekolah tersebut dan terus menyebar ke beberapa ruangan lainnya.

“Jumat itu pembagian raport, acaranya pagi hari. Ulat-ulat ini mulai berdatangan. Asalnya itu dari pohon jati. Ulat-ulat itu sebenarnya ulat dari pohon jati yang kebetulan pohonnya banyak di lahan milik warga di belakang sekolah,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin.

Dijelaskan Yadi, serangan ulat-ulat tersebut untungnya terjadi saat musim libur sekolah sehingga tidak berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar di SLB tersebut. “Hari terkahir sekolah saat pembagian raport pada Jumat pagi. Serangan baru sore harinya. Jadi tidak berpengaruh ke kegiatan sekolah karena memang sudah libur. Sekarang yang diserang itu bagian ruang kelas di sisi paling selatan, kemudian ruangan-ruangan lainnya, termasuk musala,” jelasnya.

Ditegaskan Yadi, serangan ulat hitam itu sebenarnya bukan hal yang baru. Hampir setiap tahun serangan selalu terjadi, utamanya ketika peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. “Kemain kan waktu kemarau kering pohonnya. Sekarang mulai tumbuh daun, daun inilah yang kemudian diserang ulat. Hampir setiap tahun terjadi, tapi memang kondisi serangan ulat ini semakin meningkat dalam tiga tahun terkahir. Paling parah tahun ini,” ucapnya.

Secara langsung, tidak ada pengaruh, baik itu ke badan atau bagian tubuh lainnya yang pada umumnya akan terasa gatal jika bersentuhan dengan ulat. Yang parah, ulat-ulat tersebut juga terlihat bergelantungan di benang-benang yang keluar dari tubuhnya. “Memang siklusnya rutin. Paling lama serangan ini dua minggu atau menunggu daun jati habis dimakan ulat. Kalau daunnya hilang, otomatis hilang juga ulatnya,” bebernya.

Sementara itu, pegawai SLB lainnya yang ditemui Radar, Yatno, mengatakan ia dan beberapa rekannya sudah berkali-kali membersihkan bagian bangunan yang diserang ulat sejak serangan pertama kali yang terjadi beberapa hari yang lalu. Sudah lebih dari lima kali dibersihkan, bahkan disemprot dengan pestisida, ulat-ulat hitam tersebut tetap datang lagi dan jumlahnya semakin banyak.

“Sekali semprot itu kita habiskan tiga botol. Kurang lebih harga pestisidanya total Rp70 ribu. Kita pakai biaya sendiri. Biasanya yang disemprot mati, tapi tak lama datang lagi karena di atas pohon rupanya masih banyak,” katanya.

Ia menduga semakin masifnya serangan ulat pohon jati tersebut terjadi karena semakin sedikit predator ulat-ulat tersebut karena berbagai alasan, salah satunya diburu manusia. “Predator aslinya kan burung. Populasi burungnya mungkin terus berkurang sampai akhirnya sekarang semakin parah serangannya dalam tiga tahun terkahir,” tambahnya.

Selain menyerang wilayah Lemahabang, ulat-ulat tersebut diketahui juga menyerang wilayah lainnya seperti Palimanan dan Gempol. Bahkan sejumlah warga yang sering melintasi Jl Cipeujeuh Wetan hingga Desa Belawa juga diteror ulat hitam tersebut karena di lokasi sepanjang jalan tersebut banyak pohon jati.(dri)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com