Ilustrasi.

49 Kapal China Kembali ke Perairan Natuna

Posted on 2020-01-13 09:24:20 dibaca 8652 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Sebanyak 49 kapal ikan China yang dikawal 6 kapal coast guard kembali memasuki wilayah perairan Natuna Utara, Kepulauan Riau. Namun mereka berhasil diusir oleh aparat Tentara Nasional Indonesia.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono dalam keterangannya mengatakan tiga KRI yang menggelar Operasi Siaga Purla 2020 melakukan manuver di perairan Laut Natuna Utara. Hal itu dilakukan untuk mengusir 49 kapal ikan China yang dikawal 6 kapal coast guard kembali memasuki wilayah zona ekonomi ekslusif (ZEE) Indonesia pada Sabtu (11/1).

“Mereka kembali masuk ke perairan Natuna Utara untuk menebar jaring dan melakukan ilegl fishing,” katanya dalam siaran persnya, Minggu (12/1).

Dia pun kemudian memerintahkan Komandan KRI masuk di sela-sela kapal-kapal ikan China, demi memecah konsentrasi dan menggangu kapal yang sedang menebar jaring untuk menangkap ikan secara ilegal agar segera keluar dari ZEE Indonesia.

“Pasukan TNI berhasil menghalau kapal-kapal ikan asing tersebut keluar wilayah ZEE Indonesia,” katanya.

Yudo juga menginstruksikan pengendali operasi yang diterima Asisten Operasi Guspurla Koarmada I untuk berkomunikasi dengan kapal-kapal tersebut. Para petugas diminta memberikan pengertian kepada kapal-kapal pemerintah China yang memberikan pengawalan, semestinya mengetahui aturan dan harus memahami situasi tersebut.

Indonesia dengan China adalah negara yang sama-sama meratifikasi UNCLOS’82. Karenanya harus melaksanakan dan menghormati aturan tersebut secara sungguh sungguh.

“Jangan sampai hubungan pemerintah Indonesia-Tiongkok yang sudah terjalin dengan baik, terganggu dengan adanya kegiatan ilegal yang dilakukan oleh para nelayan China,” terangnya.

Ditegaskannya, apabila para kapal China masih tetap bertahan di perairan Laut Natuna, maka sesuai dengan perintah Presiden RI Joko Widodo akan ditangkap dan diproses secara hukum.

Sebelumnya, Bupati Natuna Kepulauan Riau Hamid Rizal mengatakan kapal asing masuk ke wilayah Natuna biasanya saat pergantian penjagaan petugas patroli.

“Waktu pergantian dimanfaatkan nelayan asing untuk menjarah kekayaan laut kita,” katanya.

Selama ini aparat keamanan telah menjaga wilayah perbatasan secara bergantian. Namun, pihak asing bisa memanfaatkan waktu pergantian petugas.

Menurutnya, jeda pergantian kapal penjagaan sebenarnya hanya belasan jam. Hal itu karena jarak yang tidak dekat untuk mencapai Laut Natuna.

“Karena dari sini ke sana paling cepat 10 jam. Selama ini mereka menunggu di luar perbatasan. Begitu jeda ini masuk,” ungkapnya.

Selain itu, mereka juga biasa masuk pada Musim Utara, seperti saat ini.

“Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar,” katanya.

Bagi nelayan Natuna yang hanya berperahu kecil, Musim Utara adalah momok, karena gelombangnya tinggi, sehingga mereka urung melaut.

Sebaliknya, bagi nelayan China yang menggunakan kapal-kapal besar, Musim Utara adalah waktu yang tepat memasuki Perairan Natuna.

“Mereka kapal besar, di situ dia masuk,” ungkapnya.

Untuk itu, Hamid meminta pengawasan perbatasan dilakukan terus-menerus, tanpa jeda. Sehingga tidak ada celah bagi kapal asing masuk ke perairan Natuna.

Dengan adanya penjagaan dari aparat, nelayan akan merasa aman karena ada yang mengawal.

“Jangan nelayan asing saja yang dikawal coast guard. Supaya kapal perang kita, coast guard, Bakamla senantiasa berada di perbatasan agar nelayan tidak ragu mencari nafkah mencari ikan di Laut Natuna Utara,” katanya.(gw/fin)

Sumber: www.fin.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com