Cerita Pilu Korban Banjir Bandang Masamba, Kakak Tersangkut, Anak Hanyut

JAMBIUPDATE.CO, MASAMBA-- Banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara menyisakan nestapa. Banyak warga meninggal dunia karena sedang terlelap dan sedang santai.

Senin, 13 Juli, hujan mengguyur Kabupaten Luwu Utara. Khususnya Kecamatan Masamba dan Desa Radda. Hujan lokal memang terus terjadi di daerah itu. Saat itu, suhu udara diprediksi 28 derajat celcius. Kecepatan angin 5 knot dan kelembapan udara 90 persen.

Seperti di Kelurahan Bone, Kecamatan Masamba, satu keluarga sedang bersantai. Tiba-tiba air masuk ke dalam rumahnya. Setiap menit, air semakin tinggi. Saking tingginya, mereka pun mulai mencari tempat tinggi. Tetapi, debit air seakan tanpa kompromi. Semakin tinggi.

Air bercampur lumpur pun mulai setara dengan ujung seng rumah. Mereka pun saling bantu menuju atap. Sekeluarga berhasil naik. Selamat. Tidak. Tiba-tiba terdengar bunyi bruk. Rumahnya rubuh. Penyangga atap patah dikarenakan arus deras.

Sekeluarga pun hanyut di Sungai Masamba. "Saat terserat banjir, saya melihat kakak saya yang satu tersangkut di batang pohon. Mungkin kayu. Ia peluk benda itu dengan keras. Sehingga selamat," kata warga kelurahan Bone, Rahmah, meneteskan air mata.

Adapun saudaranya yang satu, berada di dekat jembatan Masamba. Airnya berputar. Tetapi, ia menemukan kabel milik Telkom yang putus. Ia langsung memegangnya. Tangannya yang satu menangkap kaki salah seorang warga yang berada di jembatan.