Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.

Gawat! Muncul Pandemi Baru di India Tidak Mempan Antibiotik, Dunia Was-was

Posted on 2022-10-14 11:37:14 dibaca 8071 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Kabar mengkhawatirkan datang dari India baru-baru ini. Di sana sedang mengalami pandemic superbugs, yaitu bakteri luar biasa hebat yang tidak mempan dengan antibiotik.

Dokter Onkologi Prof Zubairi Djoerban menyebutnya telah terjadi pandemic of antibiotics-resistant superbugs.

Bagaimana ceritanya?

Kisah dimulai dari India sebelah barat, di mana terjadi infeksi di sebuah rumah sakit di Maharashtra dan para dokter berjibaku dengan ruam infeksi superbug yang kebal antibiotik.

Bahkan di Kolkata, 6 dari 10 pasien yang dirawat di ICU sudah tidak mempan antibiotik.

"Kumannya macam-macam. Ada yang disebut Staphylococcus aureus dan Acinetobacter baumannii yang keduanya ini menyebabkan pneumonia. Efeknya terhadap pasien ya harus dipasang ventilator dan berisiko meninggal," terang Prof Zubairi dilansir dari ulasannya di Twitter, Jumat (14/10/2022).

Bisa juga, kata dia kuman bernama e.coli (Escherichia coli) maupun Klebsiella pneumoniae. Ini juga menyebabkan orang harus dipasang ventilator.

Di beberapa kasus di India didapati bahwa ada juga yang resistan terhadap antibiotik yang kuat dan yang baru bernama Carbapenem.

Data menunjukkan kalau setahun terakhir telah terjadi kenaikan 10 persen yang resisten dan ini masalah berat banget di dunia, khususnya di India.

Beratnya bagaimana?

Sebut saja di Kolkata. Tadinya semua orang yang terinfeksi di sana, 65 persennya berhasil diatasi dengan antibiotik lini 1. Sekarang turun. Yang berhasil diobati dengan antibiotik lini 1 itu cuma 43 persen. Jadi ini masalah serius.

"Resistan terhadap antibiotik ini sebetulnya masalah natural. Artinya bakteri kan prinsipnya juga ingin tetap hidup, sehingga membuat dirinya menjadi resistan terhadap antibiotic," paparnya.

Namun, menjadi masalah besar, ketika angka kejadiannya amat dipercepat oleh salah guna antibiotik.

Salah guna yang dimaksud adalah antibiotik yang digunakan tidak pada tempatnya. Misalnya infeksi virus, tapi dikasihnya antibiotik.

Pada awal pandemi Covid-19, banyak sekali pasien mendapat antibiotik macam-macam, yang menyebabkan perubahan dalam resistansi kuman.

Dampaknya, pasien menjadi lebih lama saat dirawat di rumah sakit akibat resistan ini. Karena lama di rumah sakit, biaya untuk pasien menjadi bertambah, dan angka kematian juga menjadi lebih tinggi.

Dus, resistan terhadap antibiotik bisa terjadi di manapun. Bisa di India, Amerika, Indonesia, dan ke siapa saja. Tidak tergantung usia.

Contohnya di India. Artinya dari bayi baru lahir sampai usia lanjut ya berisiko resistan terhadap antibiotik.

"Pesannya adalah kita harus mulai lebih hati-hati dalam memakai antibiotik. Kalau tidak ada indikasi dan resep dari dokter, ya jangan konsumsi, atau jangan juga melanjutkan resep antibiotik milik salah satu teman atau keluarga karena merasa punya penyakit sama," tutup Prof Zubairi. (dra/fajar)

Sumber: www.fajar.co.id
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com