Di Lapangan Hijau Lama Tak Terlihat, Okto Maniani Banting Setir Jadi Caleg Golkar

JAMBIUPDATE.CO, PAPUA -- Masih ingat Oktovianus Maniani? Mantan penyerang sayap kiri Timnas Indonesia pada masanya itu kini telah banting stir dari dunia sepakbola.

Kabar terbaru yang didapatkan fajar.co.id, pria 32 tahun kelahiran Jayapura, Papua itu sedang mencoba peruntungannya di dunia politik.

Dilansir pada unggahan akun Instagram @totally.footbal, pemilik nomor punggung 10 di Timnas Indonesia itu bergabung dengan Partai Pohon Beringin, Golkar.

"Lama tak terdengar kabamya, pemain andalan Timnas Indonesia era AFF 2010 dan SEA Games 2011, Oktovianus Maniani kini resmi maju sebagai Calon Legislatif Provinsi Papua," tertulis pada unggahan tersebut.

Akun tersebut menjelaskan, Okto akan bertarung di Dapil 6, untuk wilayah Kabupaten Serui dan Waropen.

Profil Okto:

Dikutip dari Wikipedia, Oktovianus Maniani lahir pada 27 Oktober 1990.

Dia merupakan seorang pemain sepakbola berkebangsaan Indonesia yang saat ini bermain untuk PSBS biak di Liga 2.

Okto tercatat sebagai tukang punggung Timnas Indonesia U-23 di ajang Sea Games 2011 di mana Indonesia saat itu menjadi tuan rumah.

Penampilan yang paling mengesankan bagi Okto, pada AFF 2010 cukup menarik perhatian. Sebab, dia menjadi salah satu pemain paling menonjol yang mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan.

Saat itu, total ada 22 pemain Timnas Indonesia yang dipilih pelatih Alfred Riedl untuk tampil di Piala AFF 2010.

Dari beberapa pemberitaan di media, skuat Indonesia itu dianggap yang paling menakutkan karena diisi beberapa pemain berpengalaman.

Meskipun tidak ada nama Boaz Solossa, lini depan Timnas Indonesia tetap tajam dengan kehadiran Cristian Gonzales Irfan Bachdim, dan Bambang Pamungkas.

Selain itu ada nama Okto Maniani dan Firman Utina yang menjadi support bagi lini depan Timnas Garuda.

Di Liga Indonesia sendiri, Okto terbilang pemain yang kerap gonta-ganti klub. Sedikitnya, ada sebelas klub yang pernah dibela Okto sepanjang karirnya.

Di antaranya, seperti PSMS Medan, Persidafon, Persitara, Sriwijaya, hingga Barito Putra. (*)