JAMBIUPDATE.CO,- Penyair Palestina Refaat Alareer, salah satu pemimpin generasi muda penulis di Gaza yang memilih untuk menulis dalam bahasa Inggris untuk menceritakan kisah mereka, tewas dalam serangan Israel, kata teman-temannya pada Kamis malam.
“Hati saya hancur, teman dan kolega saya Refaat Alareer dibunuh bersama keluarganya beberapa menit yang lalu,” tulis temannya, penyair Gaza, Mosab Abu Toha, di Facebook. “Saya tidak ingin mempercayai ini. Kami berdua senang memetik stroberi bersama.”
Israel telah melakukan serangan lebih lanjut pada Kamis malam di utara Jalur Gaza, menurut otoritas Hamas.
Alareer mengatakan beberapa hari setelah Israel memulai serangan darat pada Oktober bahwa ia menolak meninggalkan Gaza utara, pusat pertempuran pada saat itu. Sejak itu, ia vokal menuliskan kengerian yang dialami warga Gaza akibat pengeboman tanpa henti Israel.
Dalam sebuah percapakan video bersama empat rekanannya yang juga aktivis pro-Palestina dan diunggah di X, dengan meneteskan air mata pria berusia 44 tahun itu mengatakan apakah warga Gaza harus menenggelamkan diri atau melakukan bunuh diri massal untuk menyenangkan Israel? “Tapi kami tidak akan melakukannya,” kata Alareer sambil tercekat.
“Pembunuhan Refaat adalah hal yang tragis, menyakitkan dan keterlaluan. Ini adalah kerugian besar,” tulis temannya Ahmed Alnaouq di X.
Situs web Literary Hub juga memberikan penghormatan kepadanya, sementara penulis dan jurnalis Ramzy Baroud menulis di X: “Beristirahatlah dalam damai Refaat Alareer. Kami akan terus dibimbing oleh kebijaksanaan Anda, hari ini dan selamanya.”
Alareer, seorang profesor sastra Inggris di Universitas Islam Gaza, tempat ia mengajar Shakespeare dan mata pelajaran lainnya, juga merupakan salah satu pendiri proyek “Kami bukan angka”, yang memasangkan penulis dari Gaza dengan mentor di luar negeri yang membantu mereka menulis cerita dalam bahasa Inggris tentang pengalaman mereka.
Proyek ini mengedit buku “Gaza Writes Back”, kronik kehidupan di Gaza yang ditulis oleh penulis muda Palestina, dan menerbitkan “Gaza Unsilenced”.
Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang menurut pihak berwenang Israel.
Lebih dari 17.100 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam pengeboman tanpa henti Israel yang menyebar ke seluruh wilayah Palestina, menurut kementerian kesehatan.
Pada November, Alareer menerbitkan puisi di X berjudul “Jika saya harus mati” yang dibagikan puluhan ribu kali. Diakhiri dengan kata-kata: “Jika saya harus mati, biarlah itu membawa harapan, biarlah itu menjadi sebuah legenda”. (*)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com