Sisa tongkang yang tertahan di Tembesi melakukan pengangkutan batu bara di Sungai Batanghari. Terlihat melintas di bawah Jembatan Pedestrian Gentala Arasy pada (28/5/2024).

34 Tongkang Batu Bara Diperbolehkan Berlayar, Setelah Tertahan oleh Masyarakat Tembesi

Posted on 2024-05-29 13:49:37 dibaca 1959 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Meski ada kebijakan penghentian angkutan batu bara jalur Sungai Batanghari, 34 tongkang yang tertahan di Tembesi diperbolehkan berlayar. Hal itu tampak pada Selasa (28/5) di Jembatan Pedestrian Gentala Arasy, Kota Jambi.

Padahal di satu sisi perbaikan tiang pengaman (fender) jembatan tembesi belum rampung. Keamanan fender jembatan dan keselamatan pekerja perbaikan harus dijamin.

Terkait hal itu Wakil Ketua Satuan Tugas Pengawasan dan Gakkum Provinsi Jambi Johansyah mengakui sisa tongkang pengangkut batu bara yang sempat tertahan masih berlayar. 

"Itu sisa tongkang yang sempat tertahan, saat ini setelah pengusaha membuktikan mulai memperbaiki jembatan maka masyarakat memperbolehkan kapal berjalan, jumlahnya ada 34 tongkang bertahap berjalan, dan jarak tempuh Tembesi ke Jambi membutuhkan waktu berlayar 2 hari ke pelabuhan," ucap Johansyah kepada Jambi Ekspres (28/5).

Johansyah yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi itu menyebut tongkang yang boleh berjalan telah sesuai berat muatan dan saat berjalan dikawal oleh Ditpolair dan Dinas Perhubungan. Dan saat malam hari tak diperbolehkan berlayar. "Mereka diawasi, juga untuk tongkang harus dibawa oleh tugboat sesuai dengan besaran tongkang," jelas Johansyah. 

Untuk perbaikan fender jembatan, Johansyah tak memungkiri belum rampung. 

"Alat sudah datang dan yang rusak segera diperbaiki, jumlah fender yang diperbaiki dan kerugian kerusakannya Saya tak hafal," kata Johansyah. 

Yang jelas, menurut Johansyah pihaknya sudah meminta perusahaan agar menghindari kolong jembatan yang riskan. Agar tak membahayakan proses dan pekerja perbaikan.

"Yang jelas tongkang yang gantung habis dulu, dan tongkang yang baru tak boleh lewat. Kami minta kolong jembatan yang sangat riskan dihindari dilewati tongkang. Yang riskan ini seperti di jembatan tembesi yang ukurannya 50 meter, dan yang agak besar Aur Duri 1 sekitar 60 meter," ucapnya.

Menurutnya, perbaikan ditanggung oleh Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB). Yang dikerjakan saat ini baru di Jembatan Tembesi sedangkan Jembatan Aur Duri 1 belum dikerjakan.

"PPTB yang tanggung, alat untuk memperbaiki sudah stand by di Tembesi, dan untuk Jembatan Aur Duri 1 desainnya sudah tinggal menunggu alat yang dipesan datang," jelasnya.

Perwakilan PPTB, Sapuan Ansori saat dikonfirmasi Jambi Ekspres belum menjawab pertanyaan yang diberikan. Termasuk saat ditanya terkait keselamatan pekerja perbaikan jembatan yang harus berhadapan dengan lalu lalang tongkang saat bekerja. "Saya lagi rapat," kata Safwan kepada Jambi Ekspres.

Pantauan Jambi Ekspres, tugboat batu bara pada pukul 09.54 WIB tampak menarik tongkang muatan batu bara dengan nomor pengenal RIA IX. Pihak Satgaswas mengaku tak hafal identitas kapal ini dari perusahaan mana. Tampak hanya satu kapal itu yang berlayar di pagi Selasa itu. 

Sebelumnya Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi Ibnu Kurniawan mengatakan fender jembatan yang paling banyak rusak ada di Tembesi. "Jembatan Tembesi lumayan banyak fender yang rusak dibandingkan di Jembatan Aur Duri 1, kami minta agar diperbaiki dahulu, itu pertimbangan yang kami sampaikan melalui surat ke pak gubernur," sebutnya. (aba)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com