Pengamat politik Jafar Ahmad.

HAR-Guntur Versus Maulana-Diza, Budi-Eko Masih Menggantung, Pengamat: Ketat dan Dinamis

Posted on 2024-08-10 11:53:33 dibaca 7044 kali

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Peta politik semakin dinamis menjelang Pemilihan Walikota (Pilwako) Jambi 2024. Tiga pasangan calon hampir dipastikan bakal berlayar dalam perebutan BH 1 Tanah Pilih Peseko Betuah tersebut.

Pertama pasangan Maulana-Diza Aljosha yang mendapatkan dukungan 16 partai politik pemilik kursi parlemen. Keduanya diusung oleh 4 partai koalisi yakni PAN (5 kursi), PKS (4 kursi), PKB (4 kursi) dan Demokrat (3 kursi). 

BACA JUGA: 5 Pasangan Bakal Bertarung di Pilwako Sungai Penuh, Ini Analisis Pengamat Politik Nasional Hadi Suprapto Rusli

Pasangan Maulana-Diza menjadi kandidat pertama yang memastikan tiket Pilwako dan sudah melebihi syarat minimal dukungan. Keduanya juga sudah mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon di EV Garden belum lama ini. 

Pasangan kedua adalah duet H Abdul Rahman-Adi Muhammad Guntur Muchtar yang diusung 11 kursi parlemen, koalisi NasDem (6 kursi) dan PDIP (5 kursi). Jumlah dukungan kursi dua partai ini juga sudah melebihi syarat minimal dukungan 9 kursi untuk mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

BACA JUGA: Tiga Organisasi Ojek Besar Sungai Penuh Nyatakan Dukung Antos-Lendra 

Jumat (9/8) kemarin, PDIP memastikan sikap mendukung HAR-Guntur dengan secara resmi menerbitkan Surat Keputusan (SK) rekomendasi dukungan. Langkah HAR-Guntur juga terus menguat karena mendapatkan dukungan penuh dari mantan Walikota Jambi duua periode Sy Fasha.

Bahkan HAR-Guntur telah menggelar pertemuan antara HAR-Guntur bersama Ketua DPW NasDem Provinsi Jambi yang juga adalah anggota DPR RI terpilih tersebut. Ini tentu akan mempengaruhi peta politik di Kota Jambi. 

BACA JUGA: Jelang Musda REI Jambi, Gubernur Jambi: Penyerapan Kuota Rumah Subsidi di Jambi Mendekati Rp 1 Triliun/Tahun

Ketiga adalah pasangan Budi Setiawan-Eko Setiawan yang berpeluang diusung 10 kursi parlemen, koalisi Golkar (8 kursi) dan PPP (2 kursi). Lewat dukungan dua partai ini, Budi-Eko juga bakal melenggang dan memenuhi syarat minimal dukungan 9 kursi untuk mendaftar.

Hanya saja untuk kepastian itu, Budi Setiawan masih menunggu kepastian rekomendasi dukungan Golkar yang diterbitkan 18 Agustus mendatang. Meski ada informasi tarik-menarik di DPP, peluang Budi sangat terbuka mengingat dirinya adalah Ketua DPD II Golkar Kota Jambi.

Lantas bagaimana kans kandidat dalam pertarungan Pilwako Jambi 2024? Pengamat politik Jafar Ahmad melihat bahwa pertarungan tiga kandidat di Pilwako Jambi kali ini akan sangat ketat. Semua memiliki peluang karena wilayah Kota Jambi yang tidak terlalu besar, memungkinkan konsolidasi lebih mudah dilakukan para kandidat. 

 “Petarungannya ketat dan dinamis sekali. Misalanya para tokoh yang tidak terlibat dengan satu calon, maka dia akan masuk ke calon lain. Karena pertarungannya dinamis, maka orang-orangnya juga akan dinamis,” katanya. 

Karena pertarungan yang dinamis itu, kata Jafar, dinamika perubahan dukungan juga bisa jadi lebih cepat antar kandidat. Sehingga sangat penting bagi masing-masing kandidat untuk menjaga dukungan agar tetap konsisten sampai pemungutan suara. 

“Tapi siapa yang unggul sebenarnya bisa dilihat dari survei yang benar-benar real menggambarkan kondisi lapangan. Kalua saya sendiri tidak punya survei terbaru, terakhir itu pernah dua tahun lalu, tapi itu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang,” katanya. 

Terlepas dari itu, kata Jafar, yang lebih diuntungkan dalam kodisi ini adalah mereka yang punya relasi mengakar dan terbangun sejak lama. Itupun bisa mamfaatkan apabila selama ini para kandidat ini mengelola dengan baik relasi tersebut.

 “Dan sebaliknya, itukan menjadi kontra produktif apabila punya relasi tapi tidak dikelola. Ini bisa menjadi jejaring orang lain dan mereka akan lebih mudah beralih,” sebutnya.

Bagaimana dengan pengaruh tokoh dibalik ketiga kandidat yang berlaga. Misalnya ada Sy Fasha di kubu HAR-Guntur dan Hazrin Nurdin di gerbong Maulana-Diza Aljosha.

Jafar Ahmad yang juga jebolan Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) menyebutkan para tokoh tersebut tentu masih ada terhadap pemenangan para kandidat calon walikota. Namun hal itu juga akan bergantung terhadap sejuah mana mereka mampu mengaktifkan jejaring yang pernah dimiliki.

 “Misalnya Fasha mampu atau tidak mengkonsolidasikan mesin politik yang memenangkan dirinya di Pilwako lalu. Begitu juga dengan Azrin Nurdin maupun orang dibalik Budi Setiawan,” jelasnya. 

Menurut Jafar yang juga adalah peneliti Idea Institute ini, seorang pemilih itu memiliki banyak pertimbangan dalam menentukan sikap. Setidaknya ada tiga variabel pemilih dalam menentukan sikap yakni karena faktor sosiologis, sikologis dan kepentingan yang terwakili.

 “Sepanjang bisa menghubungkan tiga factor ini maka akan lebih efektif dalam melakukan konsolidasi pemenangan. Ini hanya bisa efektif kalau memiliki jejaring yang bisa diaktifkan dan ini memerlukan modal ekonomi,” pungkasnya. (aiz)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com