iklan 5 Pasangan Bakal Bertarung di Pilwako Sungai Penuh, Ini Analisis Pengamat Politik Nasional Hadi Suprapto Rusli
5 Pasangan Bakal Bertarung di Pilwako Sungai Penuh, Ini Analisis Pengamat Politik Nasional Hadi Suprapto Rusli

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-Peta politik jelang Pemilihan Walikota (Pilwako) Sungai Penuh 2024 sudah semakin mengerucut. Ada empat pasangan calon dari jalur partai politik (Parpol) sudah dipastikan bertarung memperebutkan BH 1 Kota Sungai Penuh.

Keempat pasangan calon itu yakni kandidat petahana Ahmadi Zubir-Ferry Satria yang diusung koalisi PDIP dan PKS. Kemudian pasangan Alvia Santoni (Antos)-Lendra Wijaya yang didukung koalisi PPP dan Demokrat.

BACA JUGA: Dapat Dukungan NasDem dan PDIP, H Abdul Rahman Pastikan Akan Ada 1 Partai Lagi Bergabung ke Koalisi

Selanjutnya pasangan Alvin Bakar-Azhar Hamzah yang diusung koalisi PAN dan NasDem. Terakhir adalah pasangan Fikar Azami-Asma Ismail yang didukung oleh partai Golkar.

Untuk kandidat kelima adalah pasangan calon perseorangan yakni Pusri Amsy-Mulyadi Yakup. Hanya saja keduanya masih menunggu hasil verifikasi faktual (Verfak) tahap kedua oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

BACA JUGA: Pj Bupati Asraf Lantik Sejumlah Pejabat, Ini Nama-namanya..

Pengamat politik Hadi Suprapto Rusli (HSR) menilai bahwa irisan suara sudah hampir terpetakan setelah empat pasang calon memastikan diri berlayar. Tapi bila melihat survei yang dilakukannya, Fikar Azami masih unggul dibandingkan dengan pasangan calon yang lain.

"Kalau melihat survei yang pernah saya lakukan, Fikar masih unggul dibandingkan dengan calon yang lain," ujar Hadi.

Bila berkaca dari sisi wilayah, kata Hadi, posisi Fikar juga diuntungkan dengan situasi yang ada. Sebab dari wilayah Kecamatan Rawang yang menjadi wakil Fikar memiliki pemilih cukup besar dibanding dengan daerah lainnya.

"Kalau kandidat yang lain masih beririsan dengan yang lain. Sedangkan Rawang baru pendamping Fikar yang memastikan tiket maju," sebutnya.

Bagaimana dengan petahana Ahmadi-Ferry? Direktur Eksekutif Ide Cipta Reach Consulting (ICRC) ini menyebutkan bahwa meskipun wilayah Ahmadi tidak beririsan, tapi tingkat kepuasan publik terhadap Akhmadi rendah. Ini menjadi ancaman dan membuat peluang penantang menjadi terbuka untuk bersaing dengan petahana.

"Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Ahmadi rendah sekali. Beda halnya kalau tingkat kepuasannya tinggi, diatas 65 persen kemudian ada empat pasangan, maka berpotensi dia (Ahmadi) untuk menang," sebutnya.

Berita Terkait



add images