Mobil tangki milik PT Elnusa Petrofin terperosok di jalan berlumpur saat hendak mendistribusikan BBM di kawasan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjab Timur. 

Kisah AMT Elnusa Petrofin, Sasar Daerah-daerah Terpencil di Provinsi Jambi: Berjibaku di Jalan Berlumpur, Jaga Nadi Energi Tetap Berdenyut

Posted on 2025-08-04 20:33:57 dibaca 8468 kali

AWAK Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin memiliki peran penting dalam menjamin distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai ke masyarakat. Mereka harus menyasar daerah-daerah terpencil demi tugas mulia itu, tak peduli seberapa berat medan yang harus dilalui, pasokan energi tak boleh putus. Begitu pula di Provinsi Jambi, tak semua medan gampang untuk dilewati. Berikuti kisah para AMT Elnusa Petrofin Jambi demi menjaga denyut nadi energi negeri.

PIRMA SATRIA, Jambi

MENTARI pagi mulai menyapa pelan, biasnya kentara menyeruak dari balik awan, pun dengan guratannya yang memberi tanda kedigdayaan sebagai ‘penguasa’ siang. Ia berbagi sift dengan cahaya bulan yang kini kembali ke peraduan.

Meski masih pagi, tapi kesibukan terlihat menggeliat di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Jambi di kawasan Jl Rade Pamuk, No 2, Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Provinsi Jambi.

Di tempat inilah, BBM untuk masyarakat Jambi disimpan kemudian didistribusikan ke berbagai lokasi, hingga ke pelosok-pelosok Jambi.

MT Elnusa Petrofin yang membawa pertashop melintasi jalan rusak di Desa Lambur II, Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjab Timur menuju ke kecamatan terjauh, Nipah Panjang

Beberapa mobil tangki BBM berbagai ukuran dengan branding yang sama, bertuliskan Elnusa Petrofin di bagian tangki, dengan corak Merah Putih-nya, terlihat ke luar masuk dalam areal tersebut, sepertinya baru selesai melakukan pengisian BBM untuk kemudian langsung menuju ke titik-titik pengantaran.

Di sudut lain, masih dalam komplek yang sama, ada juga mobil tangki ukuran kecil, lebih tepatnya berkapasitas 5KL, sedang diperiksa oleh mekanik. Sebuah SOP wajib dari Elnusa Petrofin anak usaha dari PT Elnusa Tbk, untuk memastikan kendaraan itu layak jalan. 

Mobil tangki inilah yang nantinya akan melakukan distribusi BBM ke pertashop-pertashop yang berada di daerah-daerah, salah satunya ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjab Timur), sebuah kabupaten pemekaran, posisinya berada di daerah paling Timur Provinsi Jambi. Berbatasan langsung dengan Selat Berhala dan Laut Cina Selatan.

Seorang Awak Mobil Tangki (AMT) PT Elnusa Petrofin sedang memeriksa kendaraannya yang terjebak di jalan berlumpur di kawasan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjab Timur.

Masih banyak medan yang sulit untuk bisa mencapai titik-titik pertashop di daerah ini, tentu menuntut kerja keras seorang AMT sebagai garda terdepan dalam distribusi energi. Tak hanya fisik yang kuat, kesabaran ekstra juga harus dimiliki. 

‘’Sebelum berangkat, kesehatan kami dicek terlebih dahulu, tidak hanya mobilnya saja. Jika tensinya di atas 140, itu tidak boleh berangkat, karena dianggap tidak fit. Itu SOP wajib di Elnusa Petrofin, tentu untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan atau kendala lainnya saat betugas di lapangan,’’ ujar seorang AMT Elnusa Petrofin, Yunaldi (50), membuka pembicaraan dengan wartawan media ini pagi itu di Kantor Elnusa Petrofin Jambi.

Yunaldi bertugas mendistribusikan BBM untuk pertashop. Wilayah kerjanya di Tanjab Timur. Daerah pengantaran dengan medan tersulit di Jambi. 

Meski khusus melakukan distribusi ke daerah tersulit itu, namun itu semua dilakoni oleh bapak 3 anak itu dengan tulus dan ikhlas. 

‘’Kalau di Elnusa Petrofin ini Saya sudah bekerja sebagai AMT selama kurang lebih 15 tahun. Apa pun pekerjaan itu, jika selama kita lakukan dengan ikhlas, Insya Allah nikmat dan bermanfaat,’’ sebutnya.

Sebenarnya, Kabupaten Tanjab Timur bukanlah kabupaten terjauh di Provinsi Jambi jika diambil dari titik 0 Provinsi Jambi, Kota Jambi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisik (BPS), dari Kota Jambi ke ibu kota Tanjab Timur, Muara Sabak, hanya berjarak 65,98 Kilo Meter (KM). Kemudian dari Muara Sabak ke Nipah Panjang yang notabenenya titik distribusi pertashop terjauh di Tanjab Timur yakni 55,6 KM. Jika ditotal, dari TBBM Jambi ke Nipah Panjang hanya berjarak 121,58 KM saja. Cukup dekat jika kita melihati dari angka statistik. 

Tapi bukan ini yang menjadi ukuran. Kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai membuat jarak tempuh antar kecamatan di kabupaten ini bisa jadi lebih lama. Meskipun, saat ini, secara bertahap, infrastruktur jalan, terus disempurkan oleh pemerintah. Tentu tidak bisa secara simultan, butuh proses dan anggaran yang tidak sedikit. Apa lagi kondisi tanah bergambut di kabupaten ini yang tentunya butuh penanganan secara khusus.

Yunaldi bertutur, untuk sampai di titik pertashop terjauh di Kecamatan Nipah Panjang, Tanjab Timur, mereka butuh waktu 5 sampai 6 jam, itu pun dengan catatan, cuaca cerah dan kondisi jalan kering.

‘’Kalau normal sekitar 5 sampai 6 jam. Kecepatan kendaraan tidak bisa lebih dari 30 KM/jam. Paling kita di angka 20 (kecepatan). Kalau pun sampai 30, goncangannya luar biasa karena kondisi jalan yang tidak rata. Kita tidak sanggup. Masih banyak jalan tanah berlumpur, ada juga jalan kerikil (latrik, red), namun tak rata. Apa lagi, yang kita bawa ini minyak, tentu harus ekstra hati-hati,’’ ujarnya.

Menurutnya, rute dari Jambi ke Nipah Panjang, perjalanan yang cukup lancar hanya dari depot Pertamina di Kota Jambi sampai ke Muara Sabak Barat. Bisa memacu kendaraan sesuai SOP maksimal di angka 60 KM/jam. Namun setelah melawati Kecamatan Muara Sabak Barat, kecepatan tidak bisa lebih dari 20 KM/jam karena kondisi jalan mulai tak memadai, banyak lubang-lubang menganga di badan jalan.

Hingga ke Nipah Panjang, kata Yunaldi, harus melewati beberapa desa di Kecamatan Muara Sabak Timur dan Kecamatan Rantau Rasau. Titik-titik kerusakan jalan parah, dan sebagian besar masih sangat belum memadai ada di 2 kecamatan ini. Seperti di kawasan Desa Siau, Siau Dalam, Lambur hingga ke Rasau. Meski pun di Siau ada yang sudah dicor, cuman belum semuanya. Di daerah ini ada 4 titik pertashop yang tidak bisa tidak harus tetap dilayani.

‘’Itu kalau hujan, nyaris tidak bisa dilewati. Itulah yang membuat perjalanan kita menjadi cukup lama. Namun demikian, apa pun dalihnya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mensuplai BBM ke daerah tersebut. Bagaimanapun kondisi medan, BBM harus sampai ke masyarakat,’’ tegasnya.

Yunaldi lantas bercerita, pernah suatu waktu ketika ia akan mengantar BBM ke pertashop di Nipah Panjang, kondisi pada saat itu, paska hujan lebat. Saat sampai di Siau Dalam, terjadi kemacetan di jalan tersebut sampai beberapa KM dari kedua sisi. 

Ternyata, pemicunya, sebuah truk pengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit terperosok dan melintang di badan jalan berlumpur dengan kedalaman hampir setengah meter, kemacetan total terjadi. 

Para pengendara dengan menggunakan mobil truk, dibantu warga sekitar, sudah berusaha mengevakuasi truk sawit itu, namun tidak membuahkan hasil.

‘’Kami sempat terjebak macet dari pukul 10 malam, sampai pukul 6 pagi. Tidak ada yang bisa dilakukan, terpaksa malam itu, kami hanya di dalam mobil sambil menunggu kelarnya evakuasi kendaraan yang terperosok ke lubang tersebut. Alhamdulillah, paginya, mobil itu bisa dievakuasi, dan kami bisa melintas,’’ ujarnya.

Tak hanya itu saja, mobil yang ia kendarai juga pernah terperosok selama berjam-jam di jalan berlumpur di kawasan Lambur, dengan kondisi tangki penuh muatan.

‘’Waktu itu, Saya cukup cemas, takut mobil terbalik dan minyak tumpah, resikonyo sangat besar karena sangat peka dengan api. Untung saja, kita cepat memberi laporan ke Jambi, sehingga datang teman-teman AMT yang juga melakukan distribusi BBM di daerah tersebut membantu evakuasi mobil. Solidaritas para AMT Elnusa ini cukup terjaga dengan baik. Tidak ada istilah mundur, kita pun lanjut mendistribusikan BBM itu,’’ urainya.

Yunaldi bersyukur, meskipun pernah mengalami keterlambatan karena kondisi medan yang berat, pemilik pertashop di Nipah Panjang dan sekitarnya tidak pernah komplain kepada AMT. 

‘’Mereka sadar, beratnya medan yang harus kami lalui itu. Apa lagi sudah musim hujan, sudah pasti jalan susah dilewati. Ditambah lagi, tidak adanya jalan alternatif yang bisa kami lewati,’’ katanya.

Meski melalui medan yang barat, Yunaldi mengaku sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Ia pun merasa bahagia bisa membantu ketersediaan energi untuk masyarakat.

‘’Kalau jalan-jalan berlumpur di kawasan Tanjab Timur, khususnya ke arah Nipah Panjang, kapan hujan, sudah pasti kita temukan, kita sudah terbiasa. Dibilang tantangan, ya itu tantangannya, tapi kita senang bekerja sebagai AMT di Elnusa Petrofin. Kalau bisa sampai pensiun tetap di sini,’’ ujarnya sambil tersenyum.

Selain kondisi jalan, sebut Yunaldi, kendala juga mereka alami saat listrik padam. Pembongkaran harus menggunakan listrik. Sementara tidak semua pertashop di daerah tersebut memiliki generator lsitrik atau genset. 

‘’Ya, terpaksa kita menunggu listrik menyala, bisa berjam-jam. Setelah itu baru bisa kita lakukan pembongkaran,’’ tutupnya.

Lain lagi cerita Armin Chandra (53), rekan Yunaldi sesama AMT. Ia mengisahkan pengalamannya melakukan distribusi BBM ke daerah Sungai Bahar. Sebuah daerah ex transmigrasi yang berada di Kabupaten Muaro Jambi.

Daerah ini, saat ini menjadi salah satu sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Provinsi Jambi. Ekonomi masyarakatnya terjaga, meski harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit masih fluktuatif.

‘’Kalau di daerah Sungai Bahar, masih ada tiga daerah yang medannya berat. Jalannya masih parah, berupa kerikil bercampur tanah yang becek kalau musim hujan tiba,’’ katanya.

Daerah-daerah itu, yakni Unit 7, Unit 9 dan Unit 22. Sedikitnya terdapat 3 pertashop di kawasan ini. 

‘’Kalau jarak tempuh, sekitar 3-4 jam. Kalau hujan, bisa lebih lama. Mobil sawit juga banyak yang lewat,’’ katanya.

Armin Chandra yang sudah 29 tahun bekerja di Elnusa Petrofin, menyebut, kalau sudah kondisi hujan, ia harus ekstra hati-hati melintas di kawasan tersebut. Apa lagi, jalan ini juga menjadi urat nadi masyarakat setempat untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka, seperta kelapa sawit.

‘’Dalam kondisi medan berat sekalipun, kita tetap jalan,’’ sebutnya.

Menurutnya, untuk pertashop yang posisinya di daerah-daerah pelosok yang biasa ia antar bersama Yunaldi, kendala utama memang fasilitas jalan yang masih kurang memadai.

‘’Seperti di Sungai Bahar ini, kan daerah sawit. Tapi masih ada titik-titik jalan yang rusak parah,’’ ujarnya.

Meski kondisi medan berat, Armin merasa bersyukur, selama ia bekerja sebagai AMT bersama Yunaldi, tak pernah mengalami insiden di lapangan, entah itu pemalakan-pemalakan atau insiden lainnya.

‘’Ini yang patut kita syukuri. Alhamdulillah, kendala hanya itu saja (jalan rusak, red),’’ pungkasnya.

Dihubungi terpisah, Manager Corporate Communication & Relations PT Elnusa Petrofin, Putiarsa Bagus Wibowo, menjelaskan, pemeriksaan rutin atau inspeksi bersama terhadap AMT dan mobil tangki (MT) dalam rangka meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.

‘’Untuk AMT, kita lakukan cek kesehatan sebelum berangkat. Sementara untuk kendaraan, kita rutin melakukan pemeriksaan, seperti ban, sistem rem, APAR, GPS dan juga CCTV di MT tersebut,’’ jelasnya.

Elnusa Petrofin, sebutnya, sangat disiplin terkait hal tersebut demi lancarnya distribusi BBM kepada masyarakat.

‘’SOP yang kita terapkan memang seperti itu,’’ tegasnya.

Tambahnya, rute-rute yang memiliki resiko tinggi kecelakaan, macet, jalan rusak sudah diinformasikan dan sudah ada dalam system Journey Risk Management (JRM).

‘’Manfaatnya apa buat AMT? Manfaatnya mereka jadi mengetahui rute-rute yang berbahaya, seperti jalan menanjak, turunan dan lainnya, sehingga AMT menjadi lebih awas terhadap rute yang mereka lalui tersebut,’’ jelasnya.

Menurut Arsa (Sapaan akrab Putiarsa, red), mengenai adanya MT yang mengalami kendala di jalan, sudah ada kebijakan yang disetujui oleh PT Pertamina Patra Niaga terkait penggunaan MT Support Carter milik transportir yang telah resmi terdaftar sebagai vendor di lingkungan Pertamina Patra Niaga maupun PT Elnusa Petrofin (EPN). 

MT Support Carter ini akan difungsikan untuk mendukung kelancaran distribusi, khususnya dalam kondisi darurat atau gangguan operasional seperti kemacetan parah, jalan terputus, atau kerusakan akibat faktor lingkungan.

‘’Pelaksanaan distribusi oleh armada MT Support Carter dilakukan berdasarkan koordinasi dan persetujuan EPN (baca Elnusa Petrofin, red), dengan skema pembayaran jasa angkut yang akan ditanggung oleh EPN sesuai ketentuan yang berlaku. Artinya, meski ada kendali pada kendaraan kita, BBM tetap sampai di masyarakat,’’ jelasnya.

Lantas, bagaimana dengan pola kerja para AMT yang memakai sistem 2 hari kerja 1 hari libur, jika mereka mengalami macet di jalan, dan hari liburnya terpakai, apa kebijakan dari Elnusa Petrofin? Menurut Arsa, nanti waktunya diganti. 

‘’Diganti, ada regulasinya di EPN kalau masalah tersebut. Mereka yang baru saja pulang juga tidak boleh langsung kerja,’’ jawabnya.

Lantas, berapa jumlah AMT yang dimiliki oleh Elnusa Petrofin Jambi? Berdasarkan data yang diperoleh, AMT Elnusa Petrofin di Jambi berjumlah 338 orang AMT. Terdiri dari AMT I sebanyak 257 orang dan AMT II sebanyak 81 orang. Mereka melayani 98 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Provinsi Jambi.

Jumlah ini tersebar di kabupaten/kota se Provinsi Jambi. Dengan rincian, Kota Jambi 27 SPBU, Bungo 14, Tebo 4, Tanjab Timur 4, Tanjab Barat 6, Sarolangun 7, Muaro jambi 16, Merangin 10 dan Batang Hari 10 SPBU.

Untuk pertashop sendiri terdapat 169 titik. Tersebar di Kota Jambi sebanyak 14 pertashop, Bungo 13, Tebo 25, Tanjab Timur 14, Tanjab Barat 17, Sarolangun 7, Muaro Jambi 20, Merangin 50, Kerinci 9 dan Batang Hari 10 pertashop.

Tak terasa, mentari sudah mulai meninggi, guratannya pun tak terlihat lagi di cakrawala. Embun pagi menyingkir jauh, berganti dengan cahaya terang yang dengan leluasa menampakkan kedigdayaannya, menebar kehangatan di seantero bumi. 

Sosok Yunaldi dan Armin Chandra pun tak nampak lagi di TBBM Jambi yang sudah semakin ramai dan sibuk itu, mereka sepertinya kembali memulai rutinitas harian yang sudah puluhan tahun dijalani, menjaga nadi energi negeri ini agar tetap berdenyut sesuai jalur.

*Diapresiasi, Garda Terdepan Distribusi BBM*

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Provinsi Jambi M Haviz Fattah menyampaikan apresiasinya kepada para AMT Elnusa Petrofin yang menjadi garda terdepan dalam penyaluran BBM di Provinsi Jambi.

“Terkhusus bagi AMT yang bertugas melakukan distribusi ke pertashop-pertashop di daerah-daerah yang jauh, seperti di Nipah Panjang dengan medannya yang berat. Kinerja mereka tentu patut kita apresiasi,” ujar pebisnis muda yang juga Ketua DPRD Provinsi Jambi itu.

Kata Hafiz, beratnya medan di Nipah Panjang karena kondisi jalan yang banyak belum memadai menuntut kerja ekstra dari para AMT untuk mencapai daerah tersebut. Namun itu semua bisa mereka lakukan.

 “Sehingga masyarakat bisa menikmati pasokan energi itu. Tidak salah jika AMT Elnusa Petrofin ini disebut sebagai garda terdepan dalam penyaluran energi negeri,” sebut Hafiz.

Sebagai mitra Pertamina, yang di dalamnya juga termasuk Elnusa Petrofin, Hiswana Migas Jambi, kata Hafiz, sebagai tempat berkumpulnya para pengusaha Migas tentu berharap kepada AMT untuk tetap semangat dan pantang menyerah dalam penyaluran BBM ini.

“Seberat apa pun medan, jangan pernah menyerah untuk tugas mulia ini,” pungkasnya. 

Camat Nipah Panjang, Amri Juhardy, juga memberikan apresiasi kepada para sopir mobil pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dari Elnusa Petrofin yang tetap menjalankan tugas mereka meskipun menghadapi kondisi jalan rusak menuju wilayah Kecamatan Nipah Panjang.

Menurut Amri, distribusi BBM ke pertashop yang ada di wilayahnya sangat bergantung pada peran sopir yang ditunjuk oleh agen maupun Pertamina

“Kami sangat menghargai dedikasi para sopir yang tetap mengantarkan BBM, khususnya jenis Pertamax, ke Nipah Panjang di tengah medan jalan yang sulit dilalui," ujarnya.

Ia menambahkan, beberapa titik ruas jalan menuju kecamatan tersebut saat ini dalam kondisi rusak berat, yang tentunya menyulitkan akses transportasi. Namun, berkat komitmen para sopir, suplai BBM ke Pertashop tetap berjalan dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.

Amri juga berharap para sopir tetap diberi kesehatan dan semangat dalam menjalankan tugas. 

“Kami berharap mereka tidak bosan, tetap sehat, agar penyaluran BBM ke Nipah Panjang tidak terganggu. Ini sangat penting untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari," tutupnya.

Pemerintah Kecamatan Nipah Panjang menilai bahwa keberlangsungan distribusi BBM ke daerah terpencil seperti Nipah Panjang memerlukan dukungan semua pihak, termasuk ketangguhan para sopir di lapangan. (*)

Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com