Dikabarkan Jabat Ketua Bidang Perkebunan, Adri Sebut Ini Penghinaan

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Pengurus baru DPD I Golkar Jambi periode 2025-2030 di kabarkan sudah rampung. Bahkan SK pengurus partai berlambang pohon beringin itu tinggal menunggu tanda tangan Ketua Umum Bahlil Lahadalia.

Namun belum saja SK itu terbitkan, gejolak terjadi diinternal Golkar Jambi pimpinan Cek Endra. Itu menyusul ada beberapa nama pentolan partai yang tergeser dari usulan awal pengurus.

BACA JUGA: Hasil Visum Temukan Dugaan Pelecehan Seksual Sebelum Korban Meninggal

Salah satunya yakni nama Adri yang semula diusulkan menjadi Wakil Ketua Bidang Organisasi dikabarkan digeser menjadi menjadi Wakil Ketua Bidang Perkebunan. Begitu juga dengan nama Indra Armendaris yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM.

Adri mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini sudah tidak sehat lagi, usulan SK justru mendapatkan intervensi dari oknum pengurus DPP Golkar. Menurutnya ini bukanlah bentuk konsolidasi, melainkan langkah untuk mengadu domba kader Golkar.

BACA JUGA: Tuding Ada Intervensi DPP Dalam Penyusunan Pengurus, Pentolan Golkar Jambi Ancam Mundur

"Saya menganggap ini tidak sehat lagi. Seharusnya jangan eforia dulu. Ini bisa memecah soliditas dan mengadu doma sesama kader, " ujarnya.

Terkait kabar namanya yang digeser sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi, Adri menegaskan bahwa hal ini merupakan sebuah penghinaan. Bahkan bila tak menempati posisi sebagaimana usulan awal, Adri mengaku akan mengambil sikap keluar dari partai Golkar.

"Kalau nanti saya tidak situ, saya akan mengambil sikap keluar dari partai golkar. Hidup itu soal integritas, saya dirancang untuk tidak menjadi penghianat," tegasnya.

BACA JUGA: Dosen Cantik IAKSS Muara Bungo Ditemukan tak Bernyawa di Rumahnya

Ketua MPW Pemuda Pancasila Provinsi Jambi ini menjelaskan sejak pelaksaan Musda BW Luxury, dirinya sudah melihat kuatnya intervensi dari Ahmad Doli Kunia selaku perwakilan DPP.

Sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Batanghari, para pemilik suara sudah dikumpulkan. Kemudian Ahmad Doli Kurnia selaku Wakil Ketua Bidang Pemenagan Pemilu Wilayah Sumatera menunjuk langsung dua formatur dari perwakilan DPd II yakni Jafar Ahmad Tanjabbar dan Fikar Azami Sungai Penuh.

"Saya melihat ini diluar kebiasaan diinternal Golkar. Makanya saya walkout, karena musda belum dimulai tetapi sudah ada keputusan," ungkapnya.

Seharusnya, kata Adri, jalankan terlebih dahulu mekanisme yang ada. Musda dibuka, menyusul dilakukannya rapat pleno hingga memilih anggota formatur.

"Kalau memang mereka terpilih menjadi formatur saya legowo. Saya sebenarnya hari itu tidak ingin masuk ke arena Musda. Tapi karena tidak ingin deadlock dan kita jalan lama, akhirnya saya mau memimpin sidang," ungkapnya.

Namun saat ini justru intervensi itu kembali terjadi. Seharusnya, penyusunan pengurus merupakan wewenang ketua terpilih. Sedangkan anggota formatur hanya membantu untuk dimintai saran dan pandangannya.

"Jangan diajarkan daerah seperti ini. Ingat sudah banyak gejolak di tempat lain, bukan hanya Jambi saja. Saya ini tidak memiliki ambisi politik selama di Golkar. Keinginan saya hanya membesarkan partai dan membantu Cek Endra," pungkasnya. (aiz)