Seabad Kebun Teh Kayu Aro: Warisan Hijau di Lereng Gunung Kerinci
JAMBIUPDATE.CO, KERINCI - Kabut pagi masih setia menyelimuti hamparan hijau Kebun Teh Kayu Aro, Selasa (30/12/2025). Di kaki Gunung Kerinci yang megah, daun-daun teh bergoyang pelan diterpa angin dataran tinggi, seolah ikut menyapa satu abad usia kebun teh tertua di Indonesia. Tepat 100 tahun sudah Kebun Teh Kayu Aro menjadi saksi perjalanan sejarah, dari masa kolonial hingga Indonesia modern.
Momentum bersejarah ini dihadiri langsung oleh Bupati Kerinci Monadi, Wakil Bupati Kerinci Murison, serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Kehadiran para pemangku kepentingan tersebut menjadi simbol kuat bahwa Kebun Teh Kayu Aro bukan sekadar lahan perkebunan, melainkan identitas dan kebanggaan masyarakat Kerinci.
BACA JUGA: Refleksi Akhir Tahun 2025, KI Jambi Terima 32 Sengketa, Mulai dari PBJ, Lahan Hingga CSR
Kebun Teh Kayu Aro dibangun pada awal abad ke-20 oleh perusahaan Belanda NV HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam). Sekitar tahun 1920, kawasan ini mulai dibuka, dengan penanaman teh pertama dilakukan pada 1923. Dua tahun kemudian, pabrik pengolahan teh berdiri, menandai dimulainya produksi teh hitam dengan metode ortodoks yang kala itu ditujukan untuk memenuhi pasar Eropa.
Pemilihan Kayu Aro sebagai lokasi perkebunan bukanlah kebetulan. Berada di ketinggian 1.400 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut, kawasan ini dianugerahi tanah vulkanik yang subur, udara sejuk, dan kelembapan yang stabil. Kombinasi alam tersebut menjadikan teh Kayu Aro dikenal memiliki kualitas unggul dan cita rasa khas.
Pada masa kejayaannya di era kolonial, Kebun Teh Kayu Aro berkembang pesat. Tahun 1940, luas areal tanam mencapai sekitar 2.590 hektare, menjadikannya salah satu perkebunan teh terbesar di Asia Tenggara. Hamparan hijau yang luas itu menjadi denyut ekonomi sekaligus simbol kekuatan industri perkebunan kala itu.
Seiring perjalanan bangsa, pengelolaan kebun ini pun mengalami perubahan. Pada 1959, pemerintah Indonesia menasionalisasi Kebun Teh Kayu Aro berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1959. Sejak saat itu, pengelolaan berada di bawah BUMN perkebunan, melalui berbagai fase kelembagaan, hingga akhirnya resmi menjadi unit usaha PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN IV) pada 11 Maret 1996. Konsolidasi ini membawa semangat modernisasi tanpa menghilangkan jejak sejarah yang telah tertanam kuat.
Bupati Kerinci Monadi menyampaikan bahwa Kebun Teh Kayu Aro merupakan warisan sejarah yang telah mengharumkan nama daerah hingga ke mancanegara. Selama satu abad, kebun ini tidak hanya menjadi penggerak ekonomi masyarakat, tetapi juga ikon pariwisata yang memperkenalkan keindahan Kerinci kepada dunia luar.
Menurutnya, nilai Kebun Teh Kayu Aro jauh melampaui aspek ekonomi. Ia adalah ruang hidup bagi ribuan masyarakat, sumber penghidupan, sekaligus lanskap budaya yang harus dijaga. Monadi menegaskan pentingnya sinergi berkelanjutan antara pemerintah daerah, PTPN IV, dan masyarakat agar kebun teh ini tetap lestari dan relevan bagi generasi mendatang.
BACA JUGA: Kejayaan Jeruk Pulau Tengah Memudar, Pemuda Kerinci Suarakan Penyelamatan Komoditas Lokal
“Momentum satu abad ini semakin memperkuat komitmen bersama dalam menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan Kebun Teh Kayu Aro sebagai aset sejarah, ekonomi, dan pariwisata yang bernilai tinggi bagi generasi masa depan,” pungkasnya.
Di tengah perubahan zaman, Kebun Teh Kayu Aro tetap berdiri anggun, menyapa dunia dengan hijaunya daun teh dan kisah panjang yang tak lekang oleh waktu. Seabad berlalu, namun pesonanya tetap muda, seperti kabut pagi yang selalu kembali memeluk lereng Gunung Kerinci.
Bahkan saat ini Direksi PTPN IV ikut melaunching produk teh terbaru untuk tahun 2026 ini bersama Bupati Kerinci, Wakil Bupati dan Forkompida. Sehingga teh Kayu Aro semakin dikenal dan diminati masyarakat Indonesia maupun luar negeri. (Hdp)
Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129
Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896
E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com