PENAMPUNGAN AIR: Tempat penampungan air hujan yang dibuat oleh masyarakat untuk dikonsumsi.
Warga Kesulitan Mendapatkan Air Bersih untuk Dikonsumsi
WALAU hidup di kawasan perairan, ketika musim kemarau warga Kuala Tungkal menghadapi kelangkaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi. Bagaimana kondisinya?
Kota Kualatungkal memang di kelilingi dengan perairan. Namun hal tersebut tidak memudahkan warga Kuala Tungkal untuk mendapatkan air bersih yang bisa dikonsumsi.
Di balik semua itu, bila musim kemarau tiba, Warga Kualatungkal, Tanjung Jabung Barat dibuat pusing dan harus ekstra sabar. Karena, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk aktifitas di kamar mandi dan juga aktifitas di dapur.
Tampungan air curahan hujan menjadi andalan masyarakat Kualatungkal sebagai air yang dikonsumsi dalam kesehariannya. Dikatakan Rida, salah seorang warga Lorong Obat Nyamuk, dirinya terpaksa membeli air bersih yang dijual per galon.
Tentu saja hal ini sangat merepotkan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang mesti mengeluarkan biaya lebih besar untuk keperluan sehari-hari, yakni membeli membeli air yang mulai langka. “Ini disebabkan terhentinya curah hujan yang menjadi andalan sebagai air minum warga,” ujarnya.
--batas--
Dia mengatakan, setiap hari, mereka harus menyisihkan uang sebesar Rp 5 ribu guna membeli satu galon air isi 25 liter. Sedangkan untuk air kebutuhan mandi dan mencuci meski kemarau masih mengandalkan air dari sumur bor. “Kalau air sumur kan tidak bisa dikonsumsi untuk minum, karena airnya payau,” paparnya.
Persoalan lainnya, terkadang air yang dibeli tersebut pun berbau tidak sedap. “Biasanya kalau sudah kekeringan air, kami sering mengambil air di masjid. tapi sekarang pun sudah mulai kering airnya. Jadi terpaksalah beli air galon itu,” tukas Pendi seorang pedagang es yang berada di Lorong Obat Nyamuk lainnya.
Sementara, Kepala PDAM Tirta Pengabuan Kualatungkal, Jahendara ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pihak PDAM Tirta Pengabuan menyediakan air yang siap dijual kepada warga yang membutuhkan air untuk dikonsumi minum. “Kita tidak ada memberikan air gratis. Tapi kita menyediakan air yang bisa dibeli warga, bagi yang membutuhkan per 50 liternya dijual seharga Rp 2. 500,” sebutnya. (*)
Penulis : GATOT SUNARKO, Jambi Ekspres