Non Cash, Anugrah Atau Musibah
ALAT pembayaran non tunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa jasa pembayaran non tunai sudah tersedia dan dapat diterima oleh masyarakat.
Sama halnya bagi Aprina Yunita. Melakukan pembayaran dengan cara non tunai di tempat-tempat yang telah menyediakan sarana pembayaran dengan menggunakan kartu debit selalu menjadi pilihan, dan kebiasaan dalam kurun waktu 4 tahun belakangan. Alasannya, selain untuk keamanan juga dapat mempermudah pembayaran.
Dikatakannya, menggunakan sistem penggunaan uang non tunai juga sebagai trik menghemat sekaligus menghindari kegilaannya terhadap berbelanja.
“Selama ini lebih sering pakai kartu debit. Karena bisa menakar pengeluaran sesuai dengan uang yang ada di rekening,” paparnya.
Sementara untuk kartu kredit, perempuan yang kini terjun ke ranah politik ini mengaku belum berani mengakses dikarenakan berbagai pertimbangan. Salah satunya takut kebablasan.
“Takut kebablasan aja kalau pakai kartu kredit, soalnya banyak penawaran,” ujarnya.
Ditanya mengenai produk e-money yang merupakan produk kartu isi ulang uang yang kian banyak diterbitkan oleh perbankan dan non perbankan, perempuan kelahiran Jambi 24 April 1989 ini, mengaku sering mendengar namun belum tertarik untuk menggunakan disebabkan untuk saat ini masih minim tempat-tempat yang dapat diakses dengan pembayaran uang elektronik.
Perempuan yang sempat terjun ke ranah politik ini mengatakan, untuk saat ini belum tertarik untuk menggunakannya dikarenakan penggunaannya sangat terbatas.
Namun untuk kedepannya, apabila telah banyak tempat umum yang menyediakan tawaran tersebut, tak menutup kemungkinan perempuan yang berdomisili di Kota Bungo ini, untuk ikut mengakses salah satu kartu yang ditawarkan. “Intinya kalau untuk produk non cash tentunya lebih menguntungkan terutama dari segi hemat waktu,” tandasnya.
sumber : Jambi Ekspres