SUKSES: Simon Daud, Pemilik Saimen Bakery and Resto
Dari Pendorong Gerobak Menjadi Raja Roti di Jambi
PEMBAWAANNYA ramah dan supel. Simon Daud, pemilik dari Saimen Bakery bercerita tentang awal mula ia merintis toko roti yang kini sudah merambah beberapa kota di Sumatera.
“DULU saya malah bercita-cita sebagai ahli mesin. Ternyata nasib berkata lain dan mengantarkan saya menjadi pengusaha roti,” ujarnya mengawali perbincangan.
Saat ini Saimen telah memliki cabang dibeberapa daerah di Sumatera. Namun siapa sangka, usaha ini dimulainya dari nol. Berawal dari pengalamannya sebagai pendorong gerobak pengantar roti disebuah perusahaan roti di Palembang.
Sebelumnya, ayah dari 3 orang anak ini hanya menamatkan pendidikan di ST, sekolah setara SMP di daerah Bangka Belitung. Berasal dari keluarga yang kurang mampu dan ayah sebagai nelayan, ia sempat memiliki keinginan untuk mengikuti beasiswa tekhnik yang diselenggarakan dari Jerman. Namun sayangnya, pada saat kelulusannya tepat pula beasiswa tersebut tutup. Pupuslah harapannya. Namun tak lantas membuatnya kecewa.
“Saat umur saya 16 tahun, saya mencoba bekerja di Palembang sebagai tukang dorong gerobak roti,” ujarnya.
Bertahun-tahun ia menggantungkan hidupnya disitu. Namun nasib berkata lain. Perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Dan ia dipercaya untuk mengelola toko roti secara kecil-kecilan oleh rekanan. Dan berkat kegigihannya, ia lantas mampu membantu melunasi hutang bos lamanya dan kemudian memiliki modal kecil-kecilan.
Tak lantas membuka usaha di Palembang, Jambi dipilihnya sebagai kota tempatnya membuka usaha roti. Bertempat di ruko sepetak di Jalan Raden Mataher, toko yang dulunya dikenal dengan nama Perancis Bakery tersebut menjadi cikal bakal adanya Saimen Bakery yang saat ini tengah menggarap pasar Sumatera.
Pengembangannya mulai dilakukan saat ini dengan mengembangkan usaha yang langsung diberikan kepada para anak buah yang memiliki loyalitas tinggi. Nantinya mereka yang memenuhi kualifikasi yang pas akan diikutsertakan sebagai pemegang Saimen Frencise.
‘’Mereka tidak diwajibkan untuk punya modal besar namun saya berharap mereka bisa menjadikan mereka besar. Ini merupakan cara saya untuk mengembangkan usaha sekaligus memberikan bantuan kepada para karyawan yang telah berdeddikasi untuk membantu mengembangkan usaha saya. Nantinya saya berharap mampu menjadikan saimen hadir di setiap kota di Indonesia. Itu impian saya,” tandasnya. (*)
Penulis : YUNITA SARI. S, Jambi Ekspres