MENGABDI:Suryono,10 tahun bekerja sebagai penjaga kebersihan GOS Sungai Kambang.
Tak Pernah Malu, Anggap Pekerjaannya Sebagai Amalan
TIDAK banyak orang yang rela menghabiskan waktunya hanya untuk sebuah pekerjaan menjaga kebersihan sebuah gedung. Inilah yang dijalani oleh Suryono. 10 tahun sudah ia bertugas sebagai cleanis service di Gedung Olah Seni (GOS) Sungai Kambang.
GOS Sungai Kambang atau yang sering disebut Taman Budaya Jambi berlokasi di kawasan Sungai Kambang, Telanaipura, Kota Jambi. Sesuai namanya, GOS ini menjadi rumah bagi para seniman Jambi untuk berkreasi.
Cukup gampang memang menemukan lokasi bangunan ini karena berada di areal jalan utama Kota Jambi yang mengarah ke komplek perkantoran Pemprov Jambi. Di dalam areal komplek terdapat beberapa gedung dan bangunan, seperti teater arena, ruang perpustakaan, gedung pertemuan, kantor, musholla dan beberapa bangunan lainnya.
Siapa sangka, kebersihan semua ruangan itu menjadi tanggungjawab Suryono, bapak tiga orang anak yang sudah 10 tahun mengabdikan diri di GOS ini. Suryono sempat berbagi kisah saat disambangi Koran ini di kediamannya di Sungai Kambang, kemarin.
Dia bertutur, ia mulai bekerja di GOS ini sejak tahun 2004 silam. Mas Yono (Sapaan akrabny, red) tak pernah sekalipun mengeluhkan pekerjaannya itu, meskipun ia setiap hari harus berkecimpung dengan sampah dan benda kotor lainnya.
‘’Saya ikhlas menjalani pekerjaan ini,’’ katanya.
Menurutnya apapun pekerjaan yang dilakukan dengan keikhlasan, semua akan menjadi lebih mudah dan tak pernah menyulitkan. ‘‘Dengan keikhlasan hati, hingga saat ini saya bisa bertahan,’‘ kata Mas Yono. Karena ketekunannya itu, Mas Yono mampu memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Bahkan, anak tertuanya kini tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Universitas Jambi.
Berbekalkan sapu, Mas Yono membersihkan GOS setiap harinya, mulai pagi hingga siang hari, begitu seterusnya. ‘’Cuman kalau lagi ada acara saja bisa sampai malam,’’ sebutnya.
Menurutnya memberikan kenyamanan bagi pengunjung GOS itu, merupakan amal. ‘‘Setiap hari pegang sapu dan membersihakan gedung tidak masalah, asal pengunjung nyaman, hitung-hitung amal untuk kita juga,’‘ ungkapnya.
Dia menuturkan, untuk apa harus malu dengan pekerjaan. Karena disatu sisi masih ada yang belum mendapatkan pekerjaan sama sekali. Tidak hanya itu pengalamannya bekerja di swasta yang juga menjadi seorang tukang sapu, membuatnya ikhlas bekerja di GOS.
‘‘Saya tidak malu, karena dari bujang ikut orang, jadi tukang sapu di PT, selama 11 tahun itu malah lebih berat. Kalau di GOS lebih santai kerjanya,’‘ terangnya.
Namun setiap melakoni pekerjaan, katanya, tentu selalu ada tantangan yang membutuhkan kerja keras. Mas Yono, menyebutkan, hari dimana ia harus bekerja keras adalah saat GOS digunakan sebagai tempat kegiatan lomba seni dan lainnya.
‘‘Kalau sudah ada acara, ya kadang saampai malam kita harus bekerja. Tapi apa boleh buat karena sudah menjadi kewajiban, jadi kita kerjakan saja dengan ikhlas,’‘ tandasnya. (*)
Penulis : JUNIADI, Jambi Ekspres