Pembicara saat menyampaikan materi pada FGD
Candi Muarajambi diusulkan ke Unesco
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi terus berusaha mengusulkan Candi Muarajambi masuk ke dalam Warisan Budaya Dunia. Ini dimaksudkan agar salah satu warisan budaya yang ada di Provinsi Jambi dapat diakui keberadaannya di mata dunia. Adapun cara yang dilakukan yaitu dengan mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ke-2 di Hotel Nusa Wijaya Rabu (28/5).
Kepala Disbudpar Provinsi Jambi melalui Sekretaris Disbudpar, Drs. Ujang Hariadi mengatakan, kegiatan FGD ke-2 dilaksanakan sebagai bentuk upaya menindaklanjuti Kawasan Situs Percandian Muarajambi yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional. Selain itu, situs ini juga telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional dan telah dimasukkan dalam daftar nominasi usulan warisan dunia. " Kawasan Situs Percandian Muarajambi memiliki sejarah dan peradaban yang sangat tinggi. Upaya pelestarian dan pengelolaan yang lebih terarah sangat diperlukan, setidaknya melalui FGD ini," sebutnya.
Dari sudut pandang kepariwisataan dalam konteks wisata sejarah dan budaya, Situs Percandian Muarajambi dapat membuat wisatawan senang. Melalui situs tersebut dapat menggambarkan pemahaman tentang keberadaan dan kejayaan bangsa Indonesai, Jambi khususnya pada masa lalu. Melalui FGD yang dilaksanakan melalui bidang Sejarah dan Purbakala (Sepur) dapat menciptakan program atau kegiatan sehingga dapat memenuhi kriteria dari UNESCO.
Kepala Bidang Sepur, Dendy Berlian, SE menyebutkan bahwa, kegiatan FGD yang ke-2 merupakan upaya penguatan data dan penghimpunan informasi guna percepatan Situs Percandian Muarajambi menjadi Warisan Dunia. Kegiatan ini sejalan dengan program pengelolan kekayaan budaya pengembangan nilai dan geografi sejarah. "Untuk memperoleh informasi, saran dan masukan dari semua pihak tentang Pengusulan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai World Heritage sangat dibutuhkan," katanya.
Dendy menyebutkan, peserta dalam kegiatan FGD tersebut yaitu pejabat di lingkup Pemprov Jambi, Pemkab Muaro Jambi, akademisi, tokoh adat, dan stake holder terkait. Adapun pembicaranya yaitu Drs. Bambang Budi Utomo selaku peneliti Pusat Arkeologi Nasional, Dra. Sri Patmiarsi, M.Hum dari Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud RI dan Drs. H. Junaidi T Noor, MM.
Sumber : Jambi Ekspres