USAHA Kecil dan Menengah (UKM) merupakan sector perekonomian yang dipercaya dapat menopang perekonomian di Indonesia. Di Jambi sendri, ada banyak sekali UKM yang bergerak di berbagai sector. Salah satunya UKM Dua Saudara
-------------------------------------
Mungkin sebagian dari masyarakat Jambi sudah sangat familiar dengan produk makanan peyek dan lambak crispy berlabel dua putri. Wajar saja usaha yang didirikan oleh dua kakak beradik Ermiati BA (48) dan Hikmawati SE (38) ini sudah tersedia di berbagai swalayan, supermarket dan juga mall yang ada di Kota Jambi. Bahkan produk olahan ini sudah beredar di luar daerah seperti pekan baru dan juga Palembang.
Namun usaha ini tak semulus seperti apa yang di bayangkan. Ermiati mengisahkan tentang usahanya yang kini mulai meroket ini sempat mengalami berbagai hambatan sejak awal didirikannya. Pada awalnya Usaha kecil yang memproduksi berbagai jenis makanan ringan ini dibangun dengan bermodalkan uang sebesar Rp 500 ribu. Ia mengatakan, pada tahun 2000 silam sulitnya memperoleh pekerjaan menjadi tonggak utama ia mendirikan usaha bersama adiknya. Pun pengerjaannya masih dilakukan oleh keluarga pada saat itu. Berbeda dengan sekarang yang sudah mempekerjakan 6 karyawan untuk membantu proses pengerjaan.
Usaha ini sempat mengalami keterpurukan selama 6 bulan pertama. Panganan yang dibuat tak ada yang membeli. Alih-alih berhenti untuk berusaha, ini malah menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk membuat usahanya lebih dikenal dimasyarakat. Ternyata kesabaran dan ketekunan membuahkan hasil. Setelah 6 bulan usaha ini makin dikenal dan penjualan mulai merangkak naik. Usaha yang awalnya hanya dipasarkan di supermarket kini sudah manjamah mall-mall besar yang gada di jambi. Sampai hari ini, ada sekitar 60 swalayan, supermarket , dan mall yang menyediakan produk-produk andalan dua putri.
“Sebelumnya kami mengerjakan berbagai makanan untuk dipasarkan. Tapi minat masyarakat selama berjualan sepertinya lebih tertarik ke peyek sehingga kami memutuskan untuk hanya memproduksi peyek seperti peyek teri, peyek ebi, dan peyek teri,” terangnya.
Untuk perharinya, Ermi mengaku memproduksi 300 bungkus peyek dan didistribusikan juga setiap hari ke berbagai tempat penitipan. Usaha yang beralamat di jalan mpu gandring ll RP 14 no 74 kelurahan solok sipin ini terus mengembangkan usahanya dengan menambahkan produk baru yakni lambak crispy. Panganan olahan ikan sungai yang digoreng renyah ini bahkan sempat membawa nama dua putri mendapatkan peringkat pertama tingkat provinsi jambi untuk pengolahan hasil ikan dapa tahun 2010 silam. Tentu saja ini menjadi batu loncatan bagi dua putri untuk lebih dikenal. Bahkan menurutnya, ada 40 mall di Jakarta yang sudah siap untuk memasarkan produk yang diboikot sebagai panganan khas jambi ini.
Masalah omset, usaha yang sudah berjalan selama 13 tahun ini mengaku mengantongi omset sekitar 50 juta perbulan. “ini masih omset kotor. Belum dipotong dengan bahan baku, operasional, tenaga kerja dan lain-lain,” paparnya.
Namun sayangnya, usaha kecil yang patut menjadi usaha besar ini masih memiliki kendala terutama masalah permodalan. “Jujur saja perkembangan kami masih sangat terhambat di masalah modal. Jika selama ini banyak perbankan yang bilang mendapatkan modal itu mudah, namun bagi kami pinjaman itu enak didengar susah didapat,” terangnya.
Menurut perempuan berdarah Minang ini, selama ini dirinya masih merasa sangat kesulitan untuk mendapatkan dana pinjaman dari perbankan. Padahal, usahanya ini jika dibilang sangat berpotensi untuk maju. “Apalagi untuk menyambut puasa ini, seharusnya kami sudah memiliki stok dari sekarang. Namun lagi-lagi usaha kami masih terhambat oleh minimnya modal,” paparnya.
Ia berharap semoga pemerintah tak hanya menggembor-gemborkan isu UMKM saja namun juga harus dapat merealisasikan bantuan yakni pinjaman agar usaha kecil dapat menjadi usaha besar dan lebih maju kedepannya. “Keuntungannya juga kan banyak jika usaha kecil ini lebih dikembangkan. Terutama untuk tenaga kerja otomatis kami dapat membantu mengurangi pengangguran serta pemberdayaan perempuan khususnya ibu rumah tangga disekitar wilayah ini,” terang perempuan yang juga aktif di kepengurusan koperasi ini. (penulis : Yunita sari. S )