1 Tenda Khusus JCH Resti dan Lansia
Menjelang puncak hari atau yang sering diserbut Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) berbagai persiapan terus dilakukan pihak kloter untuk jamaahnya. Salah satunya dengen mengecek langsung kondisi tenda-tenda yang dipersiapkan saat Armina.
Bahkan untuk di Mina nanti, pihak panitia haji Indonesia menyiapkan tenda khusus jamaah haji yang beresiko tinggi (Resti) dan lanjut usia (Lansia). Untuk jamaah asal Jambi sendiri ada tenda khusus setiap kloter untuk jamaah haji yang Resti dan Lansia.
Menurut Ketua Kloter 2 Embarkasi Batam, H Firdaus Firmansyah mengatakan bahwa di Arafah pihaknya mendapat 4 tenda. Tenda 1 berkapasitas 100 orang, tenda 2 berkapasitas 120 orang dan tenda 3 berkapasitas 140 org.
“Untuk tenda 4 berkapasitas 100 orang. Sedangkan di Mina mendapat 3 tenda, 1 tenda di khususkan untuk jamaah Risti dan Lansia,” ujar Firman saat dihubungi, Rabu (9/10).
Sementara itu Petugas Kesehatan Kloter 3, dr Ardiyansah mengatakan seluruh jamaah haji yang ada di kloter 3 kloter 3 kondisinya sehat dan tidak ada yang dirawat. Mereka hanya mengalami penyakit ringan batuk pilek dan dapat diatasi petugas kesehatan.
“Hanya saja ada jamaah yang merajuk, jadi dak mau makan sehingga maaqnyo kambuh. Jadi setelah dibujuk suruh makan dan diinfuslah. Kondisinya saat ini sehat dan sudah dibawa ke Masjidil Haram untuk memegang Ka’abah,” ujar Ardian, Rabu (9/10).
Jamaah haji tersebut adalah Maryana Abdullah Jalil yang umur 50 tahun asal Batanghari dan saat ini kondisinya sudah membaik. “Mudah-mudahan kedepan kita harapkan tidak ada lagi jamaah yang sakit parah, sehingga bisa mengikuti puncak haji dengan kondisi sehat,” harapnya.
Dikatakansebelum melaksanakan puncak haji, jamaah diminta agar benar-benar menjaga kesehatannya. Untuk pihak kloter akan memantau kesehatan jamaah dan melakukan bantuan suntikan vitamin.
“Selain itu juga mendata jamaah resko tinggi (Resti) dan wanita usia subur. Kita juga meminta jamaah membawa pakaian secukupnya. Selain itu juga ada pembekalan tata cara ibadah wukuf di Mudzdalifah, melontar dan disepakati Nafar awal,” beber Wahyudi.
Agar pelaksanaan haji tertib, maka sebelumnya Misi Haji Indonesia bersama dengan Muassasah telah menyepakati sistem dan mekanisme pergerakan jamaah haji Indonesia dari pemondokan ke Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Pergerakan itu mencakup pemberangkatan jamaah haji dari pemondokan di Makkah ke Arafah, dari Arafah ke Muzdalifah, dari Muzdalifah ke Mina, serta dari Mina kembali lagi ke pemondokan di Makkah.
sumber: je