Kamis, Bedah Buku EM Yogiswara Digelar
Sajak sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia, berkembang terus menerus sesuai dengan pola, norma, dan konvensi yang dianut dari satu kurun ke kurun waktu lainnya. Akibatnya, pengertian dan konvensi tentang sajak bergeser pula dari waktu ke waktu. Ini memerlukan pemahaman tersendiri pula.
Untuk memahami konsepsi penyair tentang sajak yang dihadirkannya lewat himpunan sajak (antologi puisi), maka dibutuhkan pembahasan yang serius oleh para kritikus sastra --puisi khususnya, lewat serangkaian kegiatan yang dinamakan bedah buku.
Kehadiran bedah buku (sajak) merupakan salah satu bidang studi sastra yang penting, baik bagi pemahaman saja-sajak, perkembangan persajakan, maupun keilmuan sastra di Jambi khususnya. Pasalnya, dalam bidang sastra (di Jambi), sangat jarang dilakukan diskusi (bedah buku), lebih-lebih yang berupa tulisan yang sistematis.
’’Berkenan dengan itu, kami menyelenggarakan kegiatan Launching dan Bedah Buku”Ranting Matahari” karya EM Yogiswara digelar Kamis, 28 November 2013 di Aula Kantor Bahasa Provinsi Jambi, mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB,’’ papar Ketua Penyelengara Launching dan Bedah Buku, Nukman SS MHum, Selasa (26/11).
Kegiatan launching dan bedah buku ini, sambungnya, pihaknya mengundang kritikus lokal yakni DR Sudaryono MPd (dosen Universitas Jambi), Apriyendy Gusti SS MHum (staf Kantor Bahasa Provinsi Jambi) dan kritikus nasional DR Karsono H Saputro MHum (dosen Universitas Indonesia),’’ terangnya.
Sementara audiensi dalam kegiatan yang bekerjasama dengan Buku Pop Jakarta, Teater AiR Jambi dan 5AW Potografi, adalah dosen, mahasiswa, guru dan siswa yang ada di Jambi serta seniman khususnya sastrawan di Jambi. ’’Disela-sela bedah buku, juga digelar pembacaa sajak oleh EM Yogiswara,’’ tandasnya.
sumber: jambi ekspres