Pemimpin Houthi Yaman yang Berani Menantang Amerika, Profil Abdul Malik al-Houthi

Posted on 2024-01-14 11:33:52 dibaca 4647 kali

JAMBIUPDATE.CO,- Pejuang Houthi Yaman gencar menyerang kapal-kapal yang melintas di Laut Merah. Serangan itu menuai kecaman dari militer Amerika Serikat dan Inggris. 

Para militan Houthi yang didukung Iran telah berjanji untuk terus menekan perdagangan pelayaran global, yang dapat berdampak buruk pada perekonomian dunia. Tekanan itu akan terus dilakukan hingga Israel menghentikan pemboman di Gaza untuk memusnahkan Hamas.

Di balik kelompok Houthi Yaman, adalah Abdul Malik Ak-Houthi yang mengkomandani pasukan ini. Ia tokoh di balik pemberontak yang berani menantang kekuatan dunia seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Beberapa perusahaan pelayaran telah menghentikan operasinya atau mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika karena serangan Houthi. Kelompok ini menguasai sebagian besar Yaman setelah mengatasi rintangan berat dalam perang melawan kekuatan besar yang didukung Arab Saudi.

“Mereka mampu bertahan selama delapan tahun terakhir, telah memperluas kekuatan mereka, namun kini mereka mengundang serangan udara dari militer paling kuat di dunia,” kata Tobias Borck, Peneliti Senior Keamanan Timur Tengah di Royal United Services Institute.

Siapa Pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi?

Dilansir dari Reuters, Abdul Malik al-Houthi membangun reputasi sebagai komandan medan perang yang sengit sebelum muncul sebagai pemimpin gerakan Houthi. Militan Houthi ini adalah pejuang gunung yang telah memerangi koalisi militer pimpinan Arab Saudi sejak 2015 dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang. Pemberontakan ini menghancurkan perekonomian Yaman dan menyebabkan jutaan orang meninggal karena kelaparan.

Di bawah arahan Abdul Malik al-Houthi, yang berusia 40-an, kelompok tersebut telah memperoleh puluhan ribu pejuang dan persenjataan besar berupa drone bersenjata dan rudal balistik. Mereka telah menggunakan serangan ini untuk berulang kali menyerang infrastruktur strategis Arab Saudi meskipun telah terjadi pemboman selama bertahun-tahun di wilayahnya.

Pada Januari 2022, Houthi meningkatkan pertaruhannya dengan serangan rudal terhadap pariwisata Teluk dan pusat komersial Uni Emirat Arab, seperti Arab Saudi yang merupakan sekutu utama AS.

“Dia (Abdul Malik al-Houthi) berhasil mengubah milisi pedesaan yang sebagian besar terlibat dalam taktik pemberontakan menjadi salah satu kelompok bersenjata non-negara yang paling tangguh di kawasan ini,” kata Ludovico Carlino, Analis Utama, Country Risk, Timur Tengah dan Afrika Utara di MarkitNYA.

Dalam pidatonya pada tahun 2022, Abdul Malik al-Houthi mengatakan tujuannya adalah untuk dapat mencapai target apa pun di Arab Saudi atau Uni Emirat Arab. Kedua negara ini merupakan produsen minyak utama OPEC yang memandang Iran dan proksinya sebagai ancaman keamanan utama di Timur Tengah dan sekitarnya. 

Tak pernah muncul ke publik.. 

Abdul Malik Al-Houthi Tak Pernah Muncul di Muka Umum 

Al-Houthi dikenal jarang tinggal lama di satu tempat, tidak pernah bertemu media, dan sangat enggan tampil di depan umum. Sejak dimulainya perang Yaman, para pejabat asing yang berurusan dengan Abdul Malik al-Houthi belum pernah bertemu dengannya secara langsung.

Banyak orang yang ingin bertemu diminta untuk melakukan perjalanan ke markas Houthi di Sanaa, di mana konvoi keamanan Houthi akan membawa mereka ke rumah persembunyian dan melakukan pemeriksaan keamanan sebelum membawa mereka ke ruang atas. Ia hanya akan muncul di layar.

Gerakan Houthi dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan Syiah Zaidi, sebuah sekte minoritas yang memerintah kerajaan 1.000 tahun di Yaman hingga tahun 1962. Kelompok ini semakin merasa terancam oleh pemerintahan Ali Abdullah Saleh pada tahun 1990-2012.

Dukungan Iran terhadap Houthi, telah membantu Teheran memperluas jaringan proksi regionalnya, yang mencakup Hizbullah di Lebanon dan milisi di Irak dan Suriah.

Pakar Yaman mengatakan kelompok Houthi terutama termotivasi oleh agenda domestik meskipun mereka memiliki kesamaan politik dengan Iran dan Hizbullah. Kelompok Houthi menyangkal menjadi boneka Teheran dan mengatakan mereka memerangi sistem yang korup dan agresi regional.

Pada akhir 2017, mereka membunuh mantan presiden Saleh dalam penyergapan RPG pinggir jalan. Mereka juga telah membentuk negara militer untuk memperketat cengkeraman mereka.

“Houthi juga mengandalkan aparat intelijen internal yang sangat brutal, menekan segala bentuk perbedaan pendapat,” kata analis Carlino.

Dalam rekaman pidato dan khotbahnya, Abdul Malik al-Houthi, yang menelusuri garis keturunannya hingga Nabi Muhammad, menegaskan bahwa gerakannya dikepung total karena agama yang dianutnya. “Kita harus fokus menjaga keaslian afiliasi dan identitas Islam kita,” katanya dalam salah satu pidatonya. (*)

Sumber: tempo.co
Copyright 2019 Jambiupdate.co

Alamat: Jl. Kapten Pattimura No.35, km 08 RT. 34, Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi, Jambi 36129

Telpon: 0741.668844 - 0823 8988 9896

E-Mail: jambiupdatecom@gmail.com