Setelah sempat jadi partai penguasa pada era kepemimpinan Zulkifli Nurdin (ZN), saat ini Partai Amanat Nasional (PAN) di Jambi mulai goyah. Beberapa tokoh internal PAN lebih memilih hengkang dan hijrah ke partai lainnya. Seperti Sukandar telah lebih dulu bergabung ke Golkar dan juga Sudirman Zaini bergabung ke Demokrat.
Di bawah kepemimpinan Hazrin Nurdin sebagai Ketua DPW PAN Jambi sejak 2010 lalu, juga banyak terdapat nama-nama yang meninggalkan partai berlambang matahari tersebut.
Seperti Burhanudin Mahir, Ketua DPD PAN Muarojambi ini pindah ke Demokrat, Wakil Ketua DPW PAN Jambi Nalim juga memilih pindah ke Demokrat. Kemudian Wakil Ketua DPW PAN Jambi Kadirun, Sekretaris DPW A Khusaini, Bendahara DPW Hasan Ismail dan beberapa nama lainnya juga meninggalkan PAN. Dan terakhir Cek Endra yang hengkang dari PAN dan pindah ke Golkar.
Selain itu, sejak terpilihnya Hazrin Nurdin sebagai Ketua DPW tahun 2010 lalu, hingga saat ini tak kunjung juga dilantik. Ini juga berimbas kepada seluruh DPD PAN se-Provinsi Jambi yang juga tak pernah dilantik.
Tidak hanya itu, belakangan ini juga mencuat isu upaya untuk menggoyang posisi Hazrin Nurdin. Bahkan sempat beredar rumor adanya upaya untuk mengumpul para DPD di Bungo baru-baru ini dan juga mencuatnya nama Zumi Zola sebagai salah satu calon Ketua DPW.
Ketua Bapilu Jambi-Bengkulu DPP PAN, H Bakri saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku tidak tahu banyak penyebab banyaknya kader PAN yang pindah partai.
“Ini semua hak mereka, hak politis mereka untuk kemana. Kita tidak tahu penyebab sebenarnya kenapa semenjak kepemimpinan Hazrin ini kader pada pindah semua,” ujarnya.
Ia sangat menyayangkan adanya polemic ini dan ia berharap jangan sampai merambah kepada kader-kader lain. Menurutnya PAN Jambi harus lebih mengintensivkan konsolidasi internal, komunikasi dengan kader supaya semua tersalurkan dan tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.
”Saya berharap ini pukulan besar buat PAN Jambi. Supaya ke depan betul-betul lebih intensif melakukan komunikasi dengan para kader, khususnya para kader kita yang duduk dieksekutiv. Inti permasalahannya saya tidak tahu, yang jelas ini sangat kita sayangkan,” katanya.
Selaku Ketua Bapillu, ia menyarankan kepada DPW betul-betul menyikapi polemik ini. Ada beberapa petingi-petinggi yang pindah harus disikapi, ini aset PAN semua.
“Seperti Usman Ermulan yang diusung oleh PAN, tahu-tahu sekarang pindah ke Gerindra. Juga soal Cek Endra saya juga tidak tahu pasti apa penyebabnya, beliau itu aset PAN,” tukasnya.
“DPW PAN Jambi harus lebih menyikapi dengan positif, konsolidasi perlu ditingkatkan jangan sampai ini berpolemik terus, yang rugi partai. Kasihan pendahulu PAN di Jambi yang telah berusaha semaksimal mungkin, tahu-tahunya sekarang pada angkat kaki semua dari PAN,” sambungnya.
Lantas apa langkah dirinya sebagai Bapilu, apakah permasalahan ini akan dilaporkan ke DPP? “Kita belum ada langkah-langkah yang mau kita ambil. Hanya saya sebagai Ketua Bapillu mengimbau kepada pengurus DPW PAN Jambi supaya lebih intensif melakukan komunikasi. Tidak perlu dilaporkan, sebenarnya DPP sudah tahu,” sebutnya.
Disinggung soal posisi Hazrin Nurdin yang belakangan ini digoyang, ia hanya menjawab diplomatis. “Ini saya pikir soal politik, biasalah, ada yang senang dan tidak senang,” cetusnya.
Sedangkan mengenai pelantikan yang kunjung digelar ia juga menyayangkannya. Diakuinya memang pelantikan hanya seremonial, hanya sebagai upaya bagaimana menyemangatkan partai saat pelantikan. “Tapi disayangkan sekali ini tidak terlaksana. Yang jelas sekarang singkirkan itu, fikirkanlah bagaimana PAN ke depan bisa eksis,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Hazrin Nurdin saat dikonfirmasi via ponselnya mengaku tidak tahu masalah banyaknya kader PAN yang mengundurkan diri. “Saya tidak tahu itu, yang sudah lama mundur kenapa baru ditanyakan sekarang,” tegasnya.
Demikian juga saat ditanyakan soal pengunduran diri Cek Endra, Hazrin lagi-lagi mengaku tidak tahu. Bahkan ia mengaku baru mengetahui dari harian ini. “Saya belum tahu itu, malah baru tahu ini,” katanya.
Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi, saat ditanyakan soal pengunduran diri Cek Endra juga mengaku belum tahu, karena surat pengunduran dirinya belum sampai ke DPW. “Surat resminya belum masuk, kita tidak tahu penyebabnya. Mungkin beliau ada langkah-langkah politik lainnya,” ujarnya.
Mengenai banyaknya kader potensial PAN yang bergabung ke partai lain, menurut Saipul DPW akan menginstropeksi diri terkait hal tersebut. “Kami DPW akan intropeksi diri, kira-kira apa penyebab banyaknya kader yang keluar,” tukasnya.
Terpisah, Cek Endra kepada sejumlah wartawan mengatakan, dirinya sudah sejak lama mendapatkan tawaran untuk bergabung ke Golkar. “Tawaran dari Golkar itu memang sudah lama, sudah satu tahun setengah lebih,” katanya.
Disingung soal alasan hengkang dari PAN dan pindah ke Golkar, ia enggan membeberkannya secara pasti. “Saya ditawarkan untuk pengurus provinsi. Saya melihat ada peluang untuk menjadi pengurus provinsi, itu saja,” sebutnya.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad dimintai tanggapan mengenai banyaknya kader PAN yang angkat kaki mengatakan, politik ini selalu syarat kepentingan.
“Saya hanya melihat dari sisi politik, politik ini syarat kepentingan. Kemana berlabuhnya orang-orang yang keluar ini yang penting dilihat. Misalnya seperti Burhanudin Mahir, Sudirman Zaini, Nalim berlabuh ke Demokrat. Politik ini selalu bicara kepentingan dan kekuasaan, dimana kira-kira kepentingan dan kekuasaan itu akan terakomodir, kesitu orang akan pergi,” jelasnya.
Mungkin saat ini PAN tidak bisa menawarkan, nilai lebih ketimbang partai lain seperti Demokrat dari sisi kepentingan politik dan sisi kekuasaan. “Karena kepentingan dan kekuasaan itu mungkin tidak bisa tersalur dengan baik di PAN. Boleh jadi itu salah satu alasannya,” katanya.
Dikatakannya, biasanya politik itu yang paling kuat itu lingkaran kekuasaan. Ketika Golkar berkuasa orang banyak dilingkaran Golkar. Demikian juga ketika PKB berkuasa orang banyak ke PKB.
‘’Ketika PDIP berkuasa orang banyak ke PDIP, demikian juga partai lainnya. Kekuasan ini yang bisa mewadahi kepentingan. Boleh jadi PAN di Jambi tidak ‘seksi’ lagi,” ujarnya.
Sedangkan Pengamat Politik Jambi lainnya, Nasuhaidi melihat ditubuh partai yang bersangkutan tidak berhasil mendompleng ideologi partainya.
“Sehingga orang dengan mudah saja pindah-pindah partai. Semestinya jika sudah masuk kesuatu parati hidup atau mati harus dipartai itu. Ideologi belum berhasil dibangun, belum begitu tertanam makanya kader loncat partai,” katanya.
Selain itu juga karena faktor kepentingan, saat berada di PAN, kepentingan para politisi ini tidak terakomodir dengan baik. Juga menurutnya manajemen partai yang perlu diperhatikan.
“Bisa jadi manajemen partai yang tidak berjalan dengan baik. Faktor manajemen ini juga sangat memungkinkan,” ujarnya.
Soal isu posisi Hazrin digoyang disebutkannya juga bisa dimungkinkan karena manajemen partai yang kurang rapi. “Mungkin juga karena ada kepentingan para kader itu yang tidak diakomodir, hal-hal seperti ini tergantung dengan ketuanya. Apalagi PAN, orang-orang juga tahu PAN itu dekat dengan keluar ketuanya dan orang dari luar susah untuk masuk,”tandasnya. (sumber: jambi ekspres)