iklan
Meski belum memasuki musim hujan, namun periode Januari hingga awal Februari satelit NOAA mendeteksi sebanyak 26 titik api terpantau di wilayah Provinsi Jambi.

Kepala Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sucipto, Minggu (9/2) mengatakan titik api atau hot spots paling banyak terpantau di wilayah Kabupaten Tebo sebanyak 16 titik. "Di Kabupaten Tebo, tapi rata-rata di 9 kabupaten ada, merata yang terlihat dari satelit NOAA," ucapnya.

Sementara untuk adanya kebakaran lahan Sucipto mengaku belum mendapatkan laporan.Dia mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya daerah yang rawan terjadinya kebakaran lahan yakni daerah paling rawan, di antaranya Kabupaten Muarojambi, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dan Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). "Menurut BMKG ini masih musim hujan, kemarau baru Juni, sedangkan dari tanggal 7, 8 Februari ini titik api nihil," sebutnya.

Pihaknya sejauh ini belum menerima laporan adanya kebakaran lahan di wilayah Provinsi Jambi, namun bukan berarti Dishut berpangku tangan untuk melakukan upaya pencegahan. "Upaya pencegahan, kita sosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan pembakaran," katanya.

Pihaknya bilang Sucipto selalu berkoordinasi dan memberikan laporan kepada pihak-pihak terkait seperti pemerintah kabupaten hasil pantauan munculnya titik-titik api. "Kita selalu berikan laporan kepada kabupaten tentang munculnya titik api, harapannya kita mencegah timbulnya api dan kebakaran lahan," ujarnya.

Berdasarkan pengalamannya rata-rata kebakaran lahan yang terjadi di Jambi diakibatkan adanya unsur kesengajaan dari tangan manusia atau human error. "Memang 95 persen ialah karena manusia selain juga faktor alam. Tetapi di Indonesia sendiri faktor alam tidak begitu dominan berbeda dengan kondisi di luar negeri yang cuacanya bisa ekstrem yang mengakibatkan adanya kebakaran lahan," sebutnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait